https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/issue/feedJurnal Sanitasi Lingkungan2024-07-26T04:43:23+00:00Priyadi, SKM, M.Kespriyadikamidi9@gmail.comOpen Journal Systems<p>Jurnal Sanitasi Lingkungan is a scientific open access journal published for the first time in 2021 with <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20220312161917015">e-ISSN 2828-7592</a> ( online media) by the environmental health department of the Poltekkes of the Ministry of Health in Palembang to become a media for disseminating research results from various groups,academics, practitioners and government agencies, published in May and November regularly.</p> <p> </p>https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/2103Uji Efektivitas Serbuk Kulit Nanas Sebagai Biokoagulan Untuk Menurunkan Kekeruhan pada Air Sumur Gali di Kelurahan Sungai Selincah Kota Palembang2024-07-10T11:52:48+00:00Amanda Atma Pamabelamanda@gmail.comMaksuk Maksukmaksuk@poltekkespalembang.ac.idMaliha Aminmaliha@poltekkespalembang.ac.idKamsul Kamsulkamsul.mdh@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Kekeruhan air merupakan kondisi dimana air mengandung materi terlarut yang ditandai dengan warna air cenderung menggelap dari warna aslinya. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dan hubungan penurunan kekeruhan pada air sumur gali di Kelurahan Sungai Selincah Kota Palembang dengan serbuk kulit nanas yang dijadikan sebagai biokoagulan.</p> <p><strong>Metode:</strong> Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan rancangan <em>pretest-posttest control group.</em> Jumlah sampel yaitu 24 sampel dari 1 sumur yang ditentukan dengan teknik <em>simple random sampling</em> dan dilakukan jumlah pengulangan dengan rumus Federer. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan <em>One Way ANOVA</em> serta <em>Independent Sample t-test</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Kekeruhan air sumur gali sebelum dilakukan penambahan biokoagulan kulit nanas sebesar 300 NTU. Rata-rata kekeruhan setelah dilakukan penambahan biokoagulan kulit nanas dengan dosis 1 g/L yaitu sebesar 109,2 NTU (63,6%), dosis 2 g/L sebesar 108,2 NTU (64%) dan dosis 3 g/L yaitu sebesar 80,63 NTU (73,1%). Penurunan kekeruhan paling efektif dengan menggunakan biokoagulan serbuk kulit nanas dengan dosis 3 g/L. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan penambahan biokoagulan kulit nanas terhadap penurunan kekeruhan air sumur gali (p=0,000).</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Ada hubungan penambahan biokoagulan kulit nanas terhadap penurunan kekeruhan air sumur gali.</p>2024-05-26T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/2187Keberadaan dan Tingkat Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Ditinau dari Tempat Perindukan2024-07-10T11:52:48+00:00M. Bagus Rian Saputrabagus@gmail.comAyu Febri Wulandaayufebriwulanda@poltekkespalembang.ac.idKhairil Anwarkhairilanwar090475@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Demam Berdarah <em>Dengue</em> adalah penyakit infeksi oleh virus <em>dengue</em> yang ditularkan melalui gigitan nyamuk <em>Aedes aegypti</em>. Keberadaan tempat penampungan air di lingkungan rumah berperan terhadap kepadatan jentik, hal ini karena semakin banyak Tempat Penampungan Air terbuka seperti bak mandi, akan semakin padat populasi jentik yang akan berkembang menjadi nyamuk. Tujuan : Diketahuinya gambaran keberadaan dan tingkat kepadatan jentik nyamuk <em>Aedes aegypti</em> ditinjau dari tempat perindukan di wilayah kerja puskesmas Tegal Binangun Kota Palembang Tahun 2023</p> <p><strong>Metode:</strong> Jenis Penelitian ini adalah Penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan Pada Bulan Februari- Mei tahun 2023. Populasi adalah masyarakat di Rt. 31 Kelurahan Talang Putri Kota Palembang. Sampel adalah yang dipilih sebanyak 100 rumah. Alat pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi. Variabel penelitian ini adalah keberadaan, tingkat kepadatan, tempat perindukan jentik nyamuk <em>Aedes aegypti</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Jumlah kontainer yang diperiksa menunjukkan hasil positif jentik sebanyak 107 kontainer dan negatif sebanyak 358 kontainer. Kontainer yang positif jentik <em>Aedes aegypti</em> di dalam rumah sebanyak 31 (10,5%) dan yang positif jentik <em>Aedes aegypti</em> di luar rumah sebesar 14 (6%) kontainer.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Angka Bebas Jentik sebesar 52% dan Density figure termasuk dalam kategori 8 yang menunjukan bahwa kepadatan jentiknya masih padat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kemenkes.</p>2024-05-29T09:32:24+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/1879Kondisi Fisik Rumah Penderita Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding2024-07-10T11:52:49+00:00Rahmania Mahgfiratus Sabrinarahmaniamahgfiratus@gmail.comImam Thohariimam1962@gmail.comPutri Aridaputriaridai@poltekkesdepkes-sby.ac.idSetiawan Setiawansetiawan.jemblung63@gmail.com<h2><strong>ABSTRAK</strong></h2> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Puskesmas Tanah Kali Kedinding Kota Surabaya terdapat kasus Tuberkulosis. Dari data yang diperoleh kasus yang ditemukan pada tahun 2022 berjumlah 143 kasus, meningkat lebih tinggi dari tahun 2021 dengan jumlah 90 kasus. Tujuan penelitian untuk mengetahui Gambaran Kondisi Fisik Rumah penderita Tuberkulosis di Wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian mengunakan metode deskriptif<em>,</em> berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Kota Surabaya, dilakukan pada Desember-Juni 2023. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 59 responden, pengambilan sampel mengunakan teknik <em>simpel</em> <em>random sampling</em>. </p> <p><strong>Hasil:</strong> Penelitian menunjukan bahwa 59 rumah penderita telah memenuhi syarat yang berarti tidak terdapat keterkaitan Tuberkulosis dengan kondisi fisik rumah penderita. hasil penilaian variabel pencahayaan, ventilasi,suhu, kelembaban, kepadatan hunian, lantai, dan dinding sebagian besar rumah telah memenuhi syarat. Adapun beberapa rumah terdapat variabel yang belum memehuni syarat seperti pada variabel pencahayaan, ventilasi dan suhu.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Disarankan kepada Puskesmas Tanah Kali Kedinding untuk meningkatkan dan mempertahankan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terkait pengupayaan Kesehatan perumahan yang berhubungan dengan Tuberkulosis.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Tuberkulosis, Fisik rumah</p> <p> </p> <p> </p>2024-05-31T14:20:35+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/1980Pemanfaatan Limbah Ampas Teh dan Kulit Bawang Merah Menjadi Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Tanaman Sawi2024-07-16T04:54:28+00:00Lala Syafitri Handayanilalasyafitri262@gmail.comZulya Erdazulyaerda@gmail.comIwan Iskandariwan@gmail.com<p>Limbah yang tidak dimanfaatkan dapat menjadi sumber pencemaran bagi lingkungan, tetapi beberapa limbah dapat dimanfaatkan kembali seperti limbah ampas teh dan kulit bawang merah. Ampas teh dan kulit bawang merah mengandung magnesium, karbon organik serta kalium yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui pemanfaatan limbah ampas teh dan kulit bawang merah menjadi pupuk organik cair pada pertumbuhan tanaman sawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen dan desain pra-eksperim. Rancangannya menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan pola faktorial (4 perlakuan x 10 bibit x 5 pengulangan). Objek penelitian sebanyak 250 bibit. Konsentrasi pupuk yang diaplikasikan yaitu 15 ml pupuk + air 1000 ml untuk melihat hasil parameter tinggi tanaman, lebar daun dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tinggi pada perlakuan ampas teh dengan air 6,60 cm, ampas teh dengan EM-4 6,70 cm, kulit bawang merah dengan air 6,75 cm, kulit bawang merah dengan EM-4 6,73 cm dan kontrol 5,20 cm. rata-rata lebar daun perlakuan ampas teh dengan air 2,82 cm, ampas teh dengan EM-4 2,91 cm, kulit bawang dengan air 2,89 cm, kulit bawang dengan EM-4 2,85 cm dan kontrol 2,65 cm. Rata-rata jumlah daun pada perlakuan ampas teh dengan air 4 helai, ampas teh dengan EM-4 4 helai, kulit bawang merah dengan air 5 helai, kulit bawang dengan EM-4 4 helai dan kontrol 4 helai. Penggunaan pupuk organik cair limbah ampas teh dan kulit bawang dapat meningkatkan proses pertumbuhan tanaman sawi. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan uji laboratorium terhadap kandungan didalam pupuk cair tersebut.</p>2024-05-31T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/1881Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Penampungan Air Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Temindung2024-07-16T10:11:01+00:00Yana Safitriyana@gmail.comMuhammad Habibimhabibi@umkt.ac.idVita Pramuningsvita@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Keberadaan jentik nyamuk <em>aedes aegypti</em> berpengaruh terhadap kejadian DBD. Penelitian ini dilatar belakangi tingginya kejadian DBD khususnya di Kota Samarinda, Puskesmas Temindung dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki kasus DBD tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberadaan jentik nyamuk <em>Aedes aegypti </em>di bak penampungan air sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Temindung.</p> <p><strong>Metode:</strong> Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Dilakukan pada setiap sekolah dasar yang menjadi objek penelitian dengan menggambarkan keadaan penampungan air setiap toiletnya. Data diperoleh melalui observasi langsung serta mengumpulkan gambar.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan sekolah dasar yang positif keberadaan jentik nyamuk. Persentase keberadaan jentik nyamuk <em>aedes aegypti</em> tiap sekolah dasar dimulai dari yang tertinggi yaitu SDN 011 66,6%, SDN 014 50%, SDN 017 33,3%, SDN 004 16,6%, dan SDN 009 12,5%. Untuk sekolah yang tidak ditemukan keberadaan jentik nyamuk <em>aedes aegypti</em> yaitu SDN 002, SDN 003, SDN 006, SDN 016, SDN 008, SDIA Al-Fatah dan SDIT Al-Kahfi.</p> <p><strong>Kesimpulan : </strong>Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan persentase yang didapat yaitu 41,6% sekolah dasar yang terdapat jentik nyamuk<em> aedes aegypti.</em></p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Sekolah, jentik nyamuk, penampungan air</p>2024-05-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/1979Analisis Keberadaan TPA Ganet Kota Tanjungpinang Terhadap Pencemaran Udara Di Sekitarnya2024-07-26T04:43:23+00:00Dina Yuliantidinayulianti117@gmail.comVeronika Amelia Simbolonveronika@poltekkes-tanjungpinang.ac.idRisma Kurniarismankurnia@gmail.com<p>Timbulan sampah yang berada di TPA sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat sekitar, maka dari itu ada beberapa kriteria pembangunan TPA yang harus dipenuhi. Salah satu kriteria pembangunan TPA yang berkaitan erat dengan pemukiman masyarakat adalah jarak keberadaan TPA minimal 500 meter dari pemukiman dan badan air (sungai) dengan jarak 100 meter dari lokasi TPA.</p> <p>Peneliti menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dimana penelitian ini menggunakan data berupa angka dan pengumpulan data yang menggambarkan objek penelitian. Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pencemaran udara di sekitar TPA Ganet</p> <p>Diketahui bahwa rata-rata nilai suhu, kelembaban, kebisingan, dan pencahayaan di 175 rumah terdapat 1 variabel tidak memenuhi syarat yaitu variabel suhu dan 3 variabel lainnya telah memenuhi nilai standar yang tercantum pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Berdasarkan penelitian sebelumnya, perubahan iklim dapat menyebabkan efek bagi kesehatan manusia baik langsung maupun tidak.</p> <p>Parameter kualitas fisik udara di sekitar TPA Ganet Kota Tanjungpinang, didapatkan variabel suhu tidak memenuhi syarat, sedangkan variabel kelembaban, kebisingan, dan pencahayaan telah memenuhi syarat.</p>2024-05-31T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##