Jurnal Sanitasi Lingkungan
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL
<p>Jurnal Sanitasi Lingkungan is a scientific open access journal published for the first time in 2021 with <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20220312161917015">e-ISSN 2828-7592</a> ( online media) by the environmental health department of the Poltekkes of the Ministry of Health in Palembang to become a media for disseminating research results from various groups,academics, practitioners and government agencies, published in May and November regularly.</p> <p> </p>Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Palembangen-USJurnal Sanitasi Lingkungan2828-7592<p>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</p> <ol> <li class="show">Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/" target="_new">Creative Commons Attribution License</a> that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li class="show">Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li> <li class="show">Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work</li> </ol>Peningkatan Kesadaran Untuk Tidak Membuang Sampah Sembarangan dengan Edukasi Melalui Media Konten Tiktok Pandawara Group
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/2860
<p><strong>Latar Belakang:</strong>kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan masih rendah, padahal perilaku ini berdampak signifikan pada pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat. Edukasi melalui media konten TikTok oleh Pandawara Group diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tersebut secara efektif. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan dengan edukasi melalui media konten tiktok pandawara group.</p> <p><strong>Metode:</strong>penelitian ini menggunakan desain pre-experimental one group pretest-posttest dengan populasi masyarakat di Kampung Tridi RW 12 Kelurahan Kesatrian sebanyak 250 KK. Sampel diambil dengan teknik sampling insidental dari responden berusia 18-25 tahun yang belum pernah menonton konten Pandawara Group dan memiliki media sosial. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner pre-test dan post-test yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, serta didukung oleh lembar screening dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji t berpasangan untuk menguji perbedaan kesadaran sebelum dan setelah intervensi.</p> <p><strong>Hasil:</strong>hasil uji Paired t-test menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada tiga variabel setelah intervensi tayangan konten TikTok dari Pandawara Group. Rata-rata skor pengetahuan meningkat dari 21,17 menjadi 32,00, sikap dari 19,90 menjadi 31,20, dan perilaku dari 14,70 menjadi 31,50. Nilai signifikansi (p-value) untuk ketiga variabel adalah 0,000 (p < 0,05), menandakan perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong>konten edukasi dari TikTok Pandawara Group terbukti efektif meningkatkan kesadaran masyarakat RW 12 Kelurahan Kesatrian untuk tidak membuang sampah sembarangan, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan signifikan pada aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku setelah diberikan intervensi.</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> Kesadaran lingkungan, edukasi, media sosial, tiktok pandawara group.</p>Febi MaharaniMisbahul SubhiTiwi Yuniastuti
##submission.copyrightStatement##
2025-11-162025-11-1652384510.36086/jsl.v5i2.2860Investigasi Kelimpahan dan Karakteristik Mikroplastik pada Tambak Garam Karawang
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/2898
<p>Air laut merupakan bahan baku utama dalam produksi garam tradisional di indonesia yang umumnya dilakkan melalui metode penguapan dengan bantuan panas matahari. Proses terbuka ini memiliki potensi pencemaran oleh mikropalastik pada air tambak dan garam hasil tambak di Kabupaten Karawang. Pengambilan sampel dilakukan sesuai SNI 8995:2021 dengan metode <em>composite sampling. </em>Preparasi dilakukan menggunakan metode <em>National Oceanic and Atmospheric Administration</em> (NOAA). Investigasi mikroplastik dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler perbesaran 10x. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelimpahan mikroplastik pada air tambak sebesar 657,00 partikel/l san pada garam sebanyak 928,00 partikel/kg. Karakteristik mikroplastik yang paling dominan ditemukan berbentuk fragmen dengan persentase 77,52%, ukuran <1 dengan persentase 96,97% dan berdasarkan warna pada air tambak yang paling banyak ditemukan adalah warna biru dengan persentase 28,61% sedangkan pada sampel garam tambak warna yang paling banyak ditemkan yaitu warna hitam dengan persentase 26,94%. Temuan ini menunjukan bahwa proses produksi garam tradisional berpotensi menjadi jalur masuknya mikroplastik ke rantai pangan manusia. Oleh karena itu, diperlukan upara pengendalian pencemaran mikroplastik dalam proses produksi garam demi menjamin kualitas dan keamanan produk lokal.</p>Gina Nur Sari DewiGina Lova SariNadia Amanah
##submission.copyrightStatement##
2025-11-162025-11-1652465310.36086/jsl.v5i2.2898Peran Sosiodemografi, Perilaku, dan Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kasus Tuberkulosis
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/3402
<h2><strong>ABSTRAK</strong></h2> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Tuberkulosis (TB) tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sekip Kota Palembang yang mencatat kasus tertinggi selama tiga tahun terakhir. Faktor sosiodemografi, kondisi fisik rumah, dan perilaku individu diduga memiliki kontribusi terhadap kejadian TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Sekip Kota Palembang tahun 2025.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan jumlah responden sebanyak 106 orang yang terdiri dari 15 penderita TB dan 91 non-penderita. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dan observasi langsung, kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji <em>chi-square</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian TB dengan tingkat pendidikan (p=0,080), pekerjaan (p=0,004), pendapatan (p=0,042), kondisi fisik rumah (p=0,048), sikap (p=0,014), dan tindakan (p=0,027). Sementara itu, variabel umur, jenis kelamin, dan pengetahuan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Kejadian tuberkulosis di wilayah studi berhubungan erat dengan faktor sosial ekonomi, kondisi tempat tinggal, serta perilaku masyarakat. Intervensi berbasis komunitas yang mencakup perbaikan lingkungan fisik dan promosi perilaku pencegahan yang efektif sangat diperlukan dalam upaya pengendalian TB di tingkat lokal.</p> <p><strong>Kata kunci : Tuberkulosis, sosiodemografi, perilaku, kondisi fisik rumah, puskesmas sekip palembang</strong></p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p> </p> <p><strong><em>Background:</em></strong><em> Tuberculosis (TB) remains a major public health concern in Indonesia, particulary in the working area of Sekip Public Health Center (Puskesmas Sekip) in Palembang City, which has reported the highest number of TB cases over the past three years. Socio-demographic factors, housing conditions, and individual behavior are presumed to contribute significantly to the incidence of TB. This study aimed to identify the factors associated with the incidence of tuberculosis of tuberculosis in the working area of Puskesmas Sekip, Palembang City, in 2025.</em></p> <p><strong><em>Methods</em></strong><em>: A cross-sectional study was conducted involving 106 respondents, comprising 15 confirmed TB patients and 91 non-TB individuals. Data were collected using structured questionnaires and direct observations and analyzed through univariate and bivariate approaches using the chi-square test, </em></p> <p><strong><em>Results</em></strong><em>: The findings indicated statistically significant associations between TB incidence and educational level (p=0,080), employment status (p=0,004), income (p=0,042), housing conditions (p=0,048), attitude (p=0,014), and preventive practices (p=0,027). However, no significant associations were observed for age, gender, or knowledge levels. </em></p> <p><strong><em>Conclusion</em></strong><em>:TB incidence in the study area is strongly associated with socioeconomic status, physical housing conditions, and behavioral factors. Community-based interventions targeting environmental improvements and the promotion of preventive behaviors are essential for effective TB control at the local level.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> : <strong>Tuberculosis, socio-demographics, behavior, housing conditions, sekip public health center palembang </strong></em></p> <p> </p>Amiroh Nabila AMFaiza Yuniati
##submission.copyrightStatement##
2025-11-162025-11-1652546010.36086/jsl.v5i2.3402Evaluasi Program Sistem Pengolahan Tinja Komunal Untuk Peningkatan Kualitas Sanitasi Wilayah Pesisir di Kota Batam
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/2954
<p><strong><em>Background:</em></strong><em> One of the pillars of sustainable national health development is the availability of adequate, accessible, and affordable sanitation facilities, such as access to safe toilets (human waste treatment). The 2022 Economics of Sanitation Initiative (ESI) survey reported that we are currently facing a global sanitation crisis, with 3.6 billion people still living with poor-quality toilets that harm health and pollute the environment. Additionally, more than 800 children die from diarrheal diseases due to unsafe water and poor sanitation. This study focuses on coastal areas in Batam City where communal fecal sludge treatment systems have been installed, specifically in Sekanak Raya Sub-district and Pulau Kasu, Belakang Padang District, Batam City.</em></p> <p><strong><em>Methods:</em></strong><em> This study employed a quantitative method using a descriptive observational approach. The sampling technique used was total sampling, involving all households connected to the communal fecal sludge treatment system in the study locations, totaling 60 households. The variables analyzed included leakage status, odor generation, and clogging in the communal sludge treatment system.</em></p> <p><strong><em>Results:</em></strong><em> The majority of the systems exhibited leakage (66.7%), odor generation (90.0%), and clogging (90.0%), particularly in the installation located in Sekanak Raya Sub-district.</em></p> <p><strong><em>Conclusion:</em></strong><em> The analysis indicates that the communal fecal sludge treatment systems installed in the study areas are categorized as ineffective, as evidenced by the presence of leakage, odor issues, and clogging. Further research is needed to identify the factors affecting the effectiveness of the communal sludge treatment system, including community attitudes, defecation habits, and the technical suitability of the system installation.</em></p>Ahmadi AhmadiRasmin NurjadingNovela Sari
##submission.copyrightStatement##
2025-11-162025-11-1652616710.36086/jsl.v5i2.2954Tinjauan Literatur Penerapan Internet of Things (IOT) dalam Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri Manufaktur
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/2952
<p>Transformasi digital dalam dunia industri mendorong pengembangan sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang lebih adaptif dan berbasis data. Salah satu teknologi yang berkembang pesat adalah <em>Internet of Things</em> (IoT), yang memungkinkan pengumpulan dan analisis data secara real-time melalui sensor dan perangkat <em>wearable</em>. Kajian ini bertujuan untuk meninjau literatur ilmiah terkait penerapan IoT dalam sistem K3 pada industri manufaktura, khususnya dalam mendeteksi potensi bahaya dan meningkatkan respons keselamatan kerja. Dengan menggunakan pendekatan tinjauan sistematis terhadap artikel <em>peer-reviewed </em>terbitan 2019–2024, kajian ini mengidentifikasi berbagai jenis teknologi IoT seperti sensor suhu, gas, dan biometrik, serta pemanfaatan <em>wearable devices</em> seperti helm pintar dan rompi pintar. Hasil kajian menunjukkan bahwa IoT berperan signifikan dalam meningkatkan pemantauan keselamatan kerja, mempercepat intervensi saat insiden, dan menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Namun, adopsi sistem ini masih menghadapi tantangan dalam integrasi sistem, biaya implementasi, dan keamanan siber. Studi ini memberikan implikasi penting bagi pengembangan sistem K3 cerdas dalam era Industri 4.0.</p>Aji Ahmad Wahidin
##submission.copyrightStatement##
2025-11-162025-11-1652677510.36086/jsl.v5i2.2952Paparan Pestisida Paraquat Terhadap Kejadian Anemia pada Pekerja Pertanian Padi “X”
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/2857
<p>The use of Paraquat pesticides is carried out by sugarcane plantation workers as an effort to control pests and plant diseases. The use of Paraquat pesticides on sugarcane plantation workers can improve the quality and quantity of the harvest produced. Long-term exposure to paraquat pesticides can increase the risk of chronic health disorders. Pesticides contain strong chemicals, if exposed continuously can interfere with the production of red blood cells in the body. Paraquat pesticides that enter the human body can cause poisoning and various health disorders, one of which is anemia. The purpose of this study was to determine the relationship between the use of Personal Protective Equipment (PPE) and the duration of paraquat pesticide spraying with the incidence of anemia in sugarcane plantation workers "x". This study is a descriptive study to find a correlation between exposure to paraquat pesticides and the incidence of anemia in sugarcane plantation workers "x". The population used was all sprayers of sugarcane plantation "x" with a sample of 51 respondents taken using the Quota sampling technique. Data were collected using questionnaires and interviews, analyzed using the Chi Square test. The results of the multivariate analysis of 2 factors (use of personal protective equipment (PPE) and duration of spraying) that affect hemoglobin levels obtained the final model of the effect of paraquat pesticide use on hemoglobin levels, namely Personal protective equipment (PPE) p value = 0.000, OR 18.000 and 95% CI (3.233-100.212) and duration of spraying with p value = 0.028, OR = 5.921 and 95% CI (3.233 - 100.212).</p>Wiwiet WulandariElvi SunarsihVivi Oktari
##submission.copyrightStatement##
2025-11-162025-11-1652768310.36086/jsl.v5i2.2857Kelimpahan Mikroplastik pada Teh Celup dan Tubruk Yang Dijual di Kota Palembang
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/3240
<p><strong>Latar Belakang:</strong> Pencemaran mikroplastik merupakan isu global, dengan teh sebagai minuman populer di Palembang berpotensi menjadi sumber paparan. Kantong teh celup dilaporkan dapat melepaskan miliaran mikroplastik saat diseduh, berisiko terhadap kesehatan. Penelitian ini penting mengingat tingginya konsumsi teh dan keterbatasan studi di Palembang.<strong> Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kelimpahan dan karakteristik (bentuk, warna) mikroplastik pada teh celup dan teh tubruk yang dijual di Palembang pada tahun 2025.<strong> Metode: </strong>Penelitian ini dilakukan di Palembang pada tahun 2025, penelitian ini menggunakan total sampling 31 merek teh (16 teh celup, 15 teh tubruk). Analisis mikroplastik dilakukan secara mikroskopis melalui filtrasi dan pengamatan di bawah mikroskop cahaya untuk identifikasi, penghitungan, serta penentuan bentuk dan warna.<strong> Hasil:</strong> Seluruh sampel teh celup (100%) mengandung mikroplastik 10-120 partikel/L (median 35), didominasi fiber berwarna hitam. Pada teh tubruk, hanya 5 dari 15 sampel positif mikroplastik (10-40 partikel/L, median 0), didominasi fiber dan warna hitam. Kontaminasi lebih tinggi dan merata pada teh celup dibandingkan teh tubruk.<strong> Kesimpulan: </strong>Teh celup di Palembang terkontaminasi mikroplastik secara signifikan, yang didominasi oleh bentuk fiber berwarna hitam, berpotensi risiko kesehatan. Teh tubruk menunjukkan kontaminasi lebih rendah.</p>Dina AgnesiaDiah NaviantiSukarjo SukarjoMiftahurrizqiyah Miftahurrizqiyah
##submission.copyrightStatement##
2025-11-162025-11-1652849110.36086/jsl.v5i2.3240