https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/issue/feedJurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)2025-06-16T07:51:22+00:00Abu Hamid, S.SiT., M.Kesabu@poltekkespalembang.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal<strong> Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) (ISSN: 2657-2486, eISSN: 2746-1769) </strong>is an Indonesian language open journal, which publishes research articles, case reports, and systematic reviews, which are original, innovative, up-to-date, and applicable in all areas of dental and oral health. <strong>Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) </strong>is published by Dental Health Department of Health Polytechnic Palembang twice a year, every June and December.</p>https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2543PENGGUNAAN CLEAR ALIGNER UNTUK KASUS ORTODONTI PADA PASIEN ANAK2025-06-10T07:39:52+00:00Vanindya Annisa Adrinantavaniannisa@gmail.comUlfa Yasminvaadrinanta@gmail.comRosada Sintya Dwivaadrinanta@gmail.com<p><em>Clear Aligner Therapy</em> (CAT) merupakan sebuah metode untuk menggerakkan gigi menggunakan serangkaian piranti <em>aligner </em>yang dirancang khusus untuk setiap pasien. <em>Clear aligner</em> dapat digunakan pada berbagai kasus ortodonti-ortognati ringan serta kasus<em> relapse</em> pasca perawatan ortodonti cekat. Penggunaan <em>clear aligner</em> lebih disukai karena tampilannya yang lebih estetis, nyaman, serta dapat dilepas saat makan dan menyikat gigi. <em>Clear aligner</em> dapat dijadikan pilihan yang tepat untuk mengatasi maloklusi ringan hingga sedang pada anak-anak serta dapat digunakan untuk intervensi awal selama fase gigi bercampur. Beberapa laporan kasus menyatakan efektivitas penggunaan <em>clear aligner</em> pada pasien dengan gigi desidui dan gigi bercampur.</p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2596PERAWATAN EKSTIRPASI VITAL KASUS PULPITIS IRREVERSIBLE SIMTOMATIK PADA GIGI ANTERIOR RAHANG ATAS KIRI2025-06-10T07:39:52+00:00Ditya Puteri Pangestu Mulyadiditya16002@mail.unpad.ac.idDenny Nurdindenny.nurdin@fkg.unpad.ac.id<p><strong>Latar Belakang:</strong> Pulpitis <em>irreversible</em> merupakan kondisi inflamasi pada jaringan pulpa dimana pulpa tidak dapat kembali ke keadaan semula. Pengambilan seluruh jaringan pulpa yang terinfeksi merupakan salah satu prosedur penting pada perawatan kasus pulpitis <em>irreversible</em>. Pengambilan awal jaringan pulpa vital atau yang biasa dikenal dengan ekstirpasi vital, bertujuan untuk mengangkat pulpa gigi yang terinfeksi sehingga mencegah infeksi ulang. Ekstirpasi vital, khususnya pada kasus pulpitis <em>irreversible </em>simtomatik, juga berfungsi dalam mengendalikan rasa sakit dengan menghilangkan serabut saraf nosiseptif pada pulpa.</p> <p><strong>Kasus</strong><strong>:</strong> Pasien perempuan berusia 22 tahun datang dengan keluhan gigi depan rahang atas kiri berlubang sejak 7 tahun yang lalu. Terdapat riwayat nyeri spontan yang masih sering dirasakan oleh pasien. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditegakkan diagnosis pulpitis <em>irreversible </em>simtomatik disertai periodontitis apikalis simtomatik gigi 21. Rencana perawatan kasus adalah perawatan saluran akar gigi 21 dengan ekstirpasi vital.</p> <p><strong>Tatalaksana</strong><strong>:</strong> Perawatan saluran akar dimulai dengan teknik infiltrasi palatal gigi 21 menggunakan lidokain 2% dengan epinefrin 1:80.000. Selanjutnya dilakukan preparasi akses kavitas diikuti dengan ekstirpasi vital menggunakan <em>barbed broach</em>. Perawatan dilanjutkan dengan preparasi kemomekanis (teknik <em>crown down</em>), aplikasi medikamen Ca(OH)<sub>2</sub>, dan obturasi saluran akar.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Ekstirpasi vital dan perawatan saluran akar masih menjadi <em>gold standard</em> perawatan kasus pulpitis <em>irreversible</em> simtomatik, dimana perawatan ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi baik dalam pengurangan rasa sakit maupun keberhasilan perawatan dalam jangka panjang.</p>2025-06-10T05:10:43+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2650PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF KARIES GIGI DAN NEKROSIS PULPA PADA PASIEN 17 TAHUN: LAPORAN KASUS2025-06-10T07:39:52+00:00Dian Yosi Arinawatidianyosi@umy.ac.idFairuz Salma Salsabiladianyosi@umy.ac.id<p><strong>Latar Belakang: </strong>Penegakan diagnosis didapatkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral guna mendapatkan rencana perawatan yang tepat. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk memberi gambaran terkait rencana perawatan gigi yang komprehensif dan jalannya perawatan.</p> <p><strong>Laporan Kasus: </strong>Seorang laki-laki berusia 17 tahun datang dengan keluhan rasa tidak nyaman pada gigi belakang bawah kirinya terutama ketika terselip makanan. Enam bulan yang lalu gigi tersebut terasa sakit dengan skala rasa sakit 7 dari 10, terjadi selama beberapa hari kemudian hilang saat pasien meminum obat. Pemeriksaan objektif menunjukkan adanya sisa akar pada gigi 16, 26, dan 36. Gigi 37 mengalami nekrosis pulpa dan gigi 46 pulpitis <em>irreversible</em>. Selain itu gigi 11 dan 23 karies dentin, serta gigi 14, 12, 27, 35, dan 47 karies email. <em>Oral Hygiene Index </em>(OHI) pasien dalam kategori sedang.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Berdasarkan hasil pemeriksaan subjektif dan objektif rencana perawatan untuk kasus ini adalah KIE, ekstraksi gigi 16, 26, 36, dan 37, perawatan saluran akar gigi 46, tumpat gigi 11, 12, 14, 13, 23,</p> <p>27, 35, dan 47, scaling, kemudian kontrol.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Penegakan diagnosis dan seleksi rencana perawatan yang tepat akan memberikan keberhasilan perawatan jangka panjang dan komprehensif untuk pasien.</p>2025-06-10T05:14:20+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2625HUBUNGAN ANTARA KARIES GIGI DENGAN SELF-ESTEEM PADA REMAJA2025-06-10T07:39:52+00:00Hesty Erika Silitongahestyerika@yahoo.comRatih Wirapuspita Wisnuwardanihestyerika@yahoo.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada remaja. Kondisi gigi yang buruk, seperti karies, dapat mempengaruhi dan menurunkan <em>self-esteem</em> pada remaja karena rasa yang tidak nyaman pada gigi, bau mulut, dan masalah estetika yang berpengaruh pada interaksi sosial para remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karies gigi dan <em>self-esteem </em>pada remaja.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design <em>crosssectional</em> yang dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Samarinda. Responden penelitian ini berjumlah 282 siswa yang memenuhi kriteria inklusi yang diambil dengan metode <em>total sampling</em>. Pemeriksaan gigi dilakukan dengan menggunakan alat klinis selama kegiatan penjaringan kesehatan. Pengukuran <em>self-esteem </em> dengan menggunakan kuesioner RSES yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Analisa data telah dilakukan dengan menggunakan uji <em>chi-square</em> untuk mengetahui hubungan antara karies gigi dan <em>self-esteem</em>, serta menggunakan uji korelasi <em>Pearson</em> untuk menentukan kekuatan serta arah korelasi.</p> <p><strong>Hasil:</strong>Dari responden sebanyak 282 siswa, terdapat siswa dengan <em>self-esteem</em> rendah yang memiliki karies sebanyak 32,1% dan tidak memiliki karies sebanyak 67,8%. Siswa dengan <em>self-esteem</em> tinggi yang memiliki karies sebanyak 20,5% dan yang tidak memiliki karies sebanyak 79,4%. Uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara karies gigi dengan <em>self-esteem </em> (p = 0,031) dengan kekuatan korelasi negatif yang lemah ( r = -0,128).</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Karies gigi dan <em>self-esteem</em> pada remaja memiliki hubungan yang signifikan, meskipun kekuatannya lemah sehingga dapat diartikan remaja yang memiliki karies gigi cenderung memiliki <em>self-esteem </em>yang rendah, kemungkinan disebabkan oleh bau mulut, masalah estetika maupun ketidaknyamanan pada gigi dan mulut sehingga berdampak pada interaksi sosial remaja.</p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2678PENATALAKSANAAN KONTROL INFEKSI PADA PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI DI PRAKTIK DOKTER GIGI (SYSTEMATIC REVIEW)2025-06-10T07:39:52+00:00Nur Khamilatusy Sholekhahdrg.tusy@unimus.ac.id<p style="font-weight: 400;"><strong>Latar Belakang</strong>: Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan konservasi gigi dimana perawatan diindikasikan pada gigi yang pulpa dan jaringan periapikalnya telah terinfeksi. Tujuan dari perawatan saluran akar yaitu untuk menghilangkan infeksi yang terjadi pada saluran akar dan mencegah terjadinya infeksi silang, sehingga gigi dapat dipertahankan lebih lama. Strategi kontrol infeksi dan penatalaksanaan yang baik dapat meningkatkan keberhasilan perawatan saluran akar yang dilakukan. <strong>Tujuan</strong>: menelaah tentang penatalaksaan kontrol infeksi yang tepat pada perawatan saluran akar. <strong>Metode:</strong> metode yang digunakan adalah literature review dengan sumber referensi yang didapat dari artikel, jurnal dan textbook. Mesin pencari yang digunakan yaitu Google Scholar dan Pubmed. <strong>Hasil</strong>: Hasil yang didapatkan dari pencarian, sebanyak 19 referensi yang didapat dari Google Scholar dan PubMed. Berdasarkan kriteria inklusi terdapat 15 literature terpilih. <strong>Kesimpulan:</strong> Tatalaksana yang dapat dilakukan diantaranya yaitu mencuci tangan dan memakai APD yang tepat (masker, sarung tangan/handscoon, kacamata pelindung, face shield dan gown), penggunaan rubber dam dan larutan antiseptik selama tindakan, penggunaan larutan irigasi dan intracanal dressing¸penggunaan Extraoral Evacuation Device serta sterilisasi alat dan ruangan yang baik.</p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2648PENGETAHUAN DAN KESADARAN ORANGTUA TENTANG TOPIKAL APLIKASI FLUORIDA PADA GIGI ANAK2025-06-11T00:50:40+00:00Ratih Fianni Sigitratihfianni@gmail.comRatih Wirapuspita Wisnuwardaniratihfianni@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Tingginya prevalensi karies pada anak usia prasekolah mengakibatkan tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal, sehingga orangtua perlu memiliki pengetahuan tentang upaya-upaya efektif dalam pencegahan karies pada gigi anak yaitu topikal aplikasi fluor. <strong>Tujuan: </strong>Untuk melihat hubungan antara latar pendidikan terakhir orangtua terhadap pengetahuan mengenai topikal aplikasi fluor.</p> <p><strong>Metode: </strong>Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan <em>cross-sectional.</em> Populasi adalah orangtua siswa TKN2 dan TKN8 dengan pemilihan sample menggunakan <em>purposive sampling.</em> Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada kuesioner pertanyaan dan analisis data menggunakan <em>chi-square</em> <em>Pearson.</em></p> <p><strong>Hasil: </strong>Tidak terdapat perbedaan tingkat pendidikan orangtua terhadap pengetahuan mengenai topikal aplikasi fluor.(<em>p value</em> 0,169).</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dan pengetahuan mengenai topikal aplikasi fluor. Oleh karena itu, perlunya pendidikan kesehatan secara rutin kepada orang tua siswa mengenai topikal aplikasi fluor.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Pengetahuan, topikal aplikasi fluor(TAF), karies</p>2025-06-10T05:23:11+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2723GIGI TIRUAN JEMBATAN DENGAN MODIFIED RIDGE LAP PONTIC PADA KEHILANGAN GIGI ANTERIOR2025-06-10T07:39:53+00:00Ferren Natasya SusheraJ530235067@student.ums.ac.id<p><strong>Latar Belakang:</strong> Kehilangan gigi anterior menyebabkan masalah estetika dan dan dapat menyebabkan perubahan anatomis baik secara fungsional maupun fisiologis. Gigi yang hilang jika tidak diganti akan menyebabkan perubahan kondisi rongga mulut seperti gigi migrasi, kelainan bicara, gangguan TMJ, ekstrusi gigi dan perubahan bentuk wajah. Pembuatan gigi tiruan jembatan bertujuan untuk mengembalikan kemampuan pengunyahan dan berbicara, mencegah gigi bergeser, mempertahankan struktur wajah dan meningkatkan rasa percaya diri.</p> <p><strong>Laporan kasus: </strong>Seorang pasien wanita berusia 40 tahun ingin membuat gigi tiruan cekat yang dibuat pada gigi depan atas yang tanggal. Pasien sebelumnya telah menggunakan gigi tiruan lepasan selama 20 tahun. Pada pemeriksaan intraoral ditemukan adanya kehilangan gigi anterior rahang atas. Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif, diagnosisnya adalah edentulous pada gigi 21. Rencana perawatan yang akan dilakukan adalah pembuatan gigi tiruan bridge dengan bahan porcelain fused metal (PFM). Desain gigi tiruan jembatan dengan gigi penyangga pada gigi 11 dan 22 dengan <em>modified ridge lap pontic.</em></p> <p><strong>Pembahasan: </strong><em>Modified ridge lap pontic </em>merupakan pontik yang tidak berkontak dengan mukosa. pontik ini memiliki karakteristik hanya berkontak pada bagian labial. Desain ini meminimalkan kontak pada aspek palatal, yang bertujuan untuk menjaga kebersihan yang lebih baik dan mengurangi peradangan pada jaringan disekitarnya.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Penggunaan gigi tiruan jembatan dapat mengembalikan fungsi pengunyahan, fungsi bicara, dan estetik serta perawatan pada kasus ini menunjukkan hasil yang baik.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Gigi tiruan jembatan, Edentulous, <em>Modified ridge-lap pontic</em></p>2025-06-10T06:55:52+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2760POTENSI EKSTRAK ETANOL DAN N-HEKSAN KULIT BUAH MATOA (Pometia pinnata) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans2025-06-10T07:39:53+00:00Ratna Sulistyoriniratnadrg@unimus.ac.idAnita Novia Tripermataanitanovia15@gmail.comRisyandi Anwardrg.risyandi@unimus.ac.id<p style="font-weight: 400;"><strong>Latar Belakang:</strong> Karies gigi merupakan permasalahan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut yang sering kali dihadapi masyarakat Indonesia. Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan karies gigi adalah Streptococcus mutans Pada tanaman matoa ditemukan senyawa tanin, flavonoid, tapenoid, saponin, alkaloid dan glikosida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekstrak metanol dan n-heksan kulit buah Pometia pinnata sebagai antibakteri Streptococcus mutans pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100%.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode:</strong> Metode penelitian adalah eksperimental laboratorium. Ekstrak metanol kulit buah matoa dibuat dengan metode maserasi kemudian dilakukan partisi untuk mendapat ekstrak n-heksan kulit buah matoa. Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram pada media Brain Heart Infusion Agar (BHIA) dengan 4 kali pengulangan sampel. Pepsodent herbal mouthwash digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO 2% digunakan sebagai kontrol negatif. </p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan rerata zona hambat ekstrak metanol masing-masing 1,625 mm, 0,8625 mm, 0 mm, dan 0 mm, kontrol positif 3,375 mm dan kontrol negatif 0 mm, sedangkan ekstrak n-heksan pada semua konsentrasi memiliki rerata zona hambat 0 mm.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kesimpulan:</strong> Dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit buah Pometia pinnata konsentrasi 100% dan 75% berpotensi sebagai antibakteri Streptococcus mutans dengan rerata zona hambat masing-masing 1,625 mm dan 0,8625 mm dengan kategori lemah, sedangkan ekstrak n-heksan kulit buah Pometia pinnata tidak berpotensi antibakteri Streptococcus mutans.</p>2025-06-10T06:57:28+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2700EFEKTIVITAS BERBAGAI BAHAN PENGISI SALURAN AKAR GIGI SULUNG – TINJAUAN PUSTAKA2025-06-10T07:39:53+00:00Achmad Syobriachmadsyobri1@gmail.com<p>Efektivitas berbagai bahan pengisi saluran akar pada gigi sulung sangat penting untuk keberhasilan prosedur pulpektomi dan mempertahankan gigi sulung hingga digantikan oleh gigi permanen. Tinjauan pustaka ini mengeksplorasi karakteristik, kelebihan, dan keterbatasan bahan yang umum digunakan seperti zinc oxide eugenol, pasta berbasis iodoform, dan kalsium hidroksida. Zinc oxide eugenol terkenal karena sifat antimikrobanya yang kuat dan kemampuan <em>sealing</em>-nya tetapi dapat menimbulkan tantangan karena resorpsinya yang lambat atau tidak lengkap, yang dapat mengganggu erupsi gigi permanen. Pasta berbasis iodoform menawarkan kemampuan resorpsi dan aksi antibakteri yang baik, sehingga cocok untuk penggunaan pada pasien anak, meskipun mungkin memiliki masalah yang terkait dengan kebocoran. Kalsium hidroksida lebih unggul karena biokompatibilitas dan kemampuannya untuk merangsang penyembuhan jaringan, meskipun kelarutannya yang tinggi dapat menyebabkan resorpsi dini. Tinjauan pustaka ini menyimpulkan bahwa tidak ada bahan tunggal yang secara universal lebih unggul, dan pilihan bahan pengisi saluran akar harus disesuaikan dengan keadaan klinis tertentu, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti biokompatibilitas, kemudahan penggunaan, dan laju resorpsi bahan tersebut. Penelitian lanjutan sangat penting untuk meningkatkan hasil pulpektomi pada gigi sulung dan memastikan perkembangan gigi permanen yang optimal.</p>2025-06-10T07:11:16+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2750PENINGKATAN FUNGSI PENGUYAHAN PADA LANSIA MELALUI GERAKAN SENAM MULUT2025-06-10T07:39:53+00:00Nindita Enhar Satutininditaenhar@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan penuruan fungsi organ baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit tubuh. Salah satu dampak dari penurunan fungsi organ tubuh ada pada rongga mulut. Fungsi rongga mulut lansia terganggu karena beberapa faktor diantaranya adalah faktor kemampuan otot mulut yang berkurang dan jumlah gigi yang sudah tidak utuh lagi. Faktor tersebut menyebabkan lanjut usia tidak dapat melakukan fungsi mengunyah, menelan, menghasilkan saliva, dan berbicara dengan baik dibandingkan masa mudanya. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan gerakan senam mulut dalam upaya peningkatan fungsi rongga mulut berupa penelanan. <strong>Metode: </strong>Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development Jenis penelitian yang diguanakan adalah quasi experimental dengan menggunakan pre test-post test, non-equivalent control group design.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik total sampling pada Lansia yang ada di panti sosial. Dilakukan validasi oleh ahli terkait Gerakan senam mulut dengan hasil p-value = 0,005 yang artinya Gerakan senam mulut ini layak sebagai upaya peningkatan fungsi rongga mulut penelanan. Hasil kelompok intervensi menunjukkan nilai ¬p-value sebesar 0,003 (<0,05) yang berarti bahwa senam mulut meningkatkan fungsi penelanan.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Penegembangan Gerakan senam mulut efektif dalam meningkat fungsi penelanan pada lansia.</p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2808GAMBARAN KLASIFIKASI IMPAKSI DAN JENIS KELUHAN PASCA ODONTEKTOMI DI RSKGM KOTA BANDUNG2025-06-11T02:43:56+00:00Navis Liasarinavisliasari2001@gmail.comMegananda Hiranya Putrinavisliasari2001@gmail.comDeru Marah Lautnavisliasari2001@gmail.comYenni Hendriani Pnavisliasari2001@gmail.com<p><strong>Latar Belakang</strong> <strong>:</strong> Kasus impaksi sangat bervariasi, ada yang memerlukan tatalaksana bedah yaitu odontektomi dan adapula kasus yang dapat dibiarkan tanpa pembedahan, keduanya beresiko menimbulkan komplikasi. Keluhan pasien merupakan informasi awal yang dikumpulkan dokter untuk dapat menegakkan diagnosis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan un tuk menggambarkan klasifikasi impaksi dengan keluhan pasca tindakan odontektomi yang dirasakan pasien yang berkunjung untuk melakukan control pasca odontektomi.</p> <p><strong>Metode</strong> <strong>:</strong> Metode penelitian yang digunakan adalah <em>descriptif kualitatif. </em>63 responden yang merupakan pasien kontrol di poli bedah mulut pasca tindakan odontektomi dihari ke 3-7, dipilih dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Pada pasien dilakukan anamnesa menggunakan lembar ceklis.</p> <p><strong>Hasil</strong> <strong>:</strong> Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi impaksi paling banyak berturut-turut adalah klasifikasi horizontal sebanyak 28 pasien (44,4%), klasifikasi mesioangular 18 pasien (28,6%), klasifikasi vertikal 10 pasien (15,9%) dan klasifikasi distoangular 7 pasien (11,1%). Jenis keluhan pasien pasca tindakan odontektomi paling banyak dikeluhkan pasien yaitu nyeri sebanyak 41 pasien (65,1%), pembengkakan 38 pasien (60,3%), kesulitan membuka mulut sebanyak 34 pasien (54,0), kesemutansebanyak 22 pasien (34,9%) dan infeksisebanyak 3 pasien (4,8%). Instruksi yang tepat dan pemberian informasi dan edukasi yang baik dapat mengantisipasi hal-hal yang terjadi pasca bedah mulut</p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2799Penggunaan Anestesi Umum dalam Bidang Kedokteran Gigi Anak: Literature Review2025-06-10T07:39:53+00:00Latifah Mulyanalatifahmulyana@gmail.com<p>Pengendalian rasa sakit dalam manajemen perilaku anak menjadi suatu hal yang menantang bagi praktisi kedokteran gigi anak. Menciptakan perawatan gigi tanpa rasa sakit dan menjadikan perawatan gigi menyenangkan menjadi tujuan dari dokter gigi anak saat ini. Anak dengan tingkat kekooperatifan yang rendah cenderung sulit untuk dilakukan perawatan gigi dan mulutnya. Sehingga penggunaan anestesi umum menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan perawatan gigi yang nyaman, aman, efektif dan efisien bagi anak dan dokter gigi anak. Namun, pemberian anestesi umum untuk perawatan gigi dan mulut memiliki risiko dan implikasinya sendiri. Oleh karena itu, evaluasi pra-anestesi, intraoperatif dan pasca- anestesi sangat penting untuk diperhatikan untuk memberikan anestesi yang aman.</p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2798Black Stain pada Pasien Anak (Literature Review)2025-06-10T07:39:53+00:00Fatia Medinahfatiamedinah21@gmail.com<p><strong>ABS</strong><strong>TRAK</strong></p> <p><em>Black stain</em> merupakan pigmentasi hitam yang terbentuk secara ekstrinsik, berupa titik atau garis yang muncul di sepertiga servikal dari permukaan bukal dan/atau lingual gigi. Pewarnaan pada gigi anak ini dapat menyebabkan penampilan klinis yang tidak estetik sehingga membuat anak tidak percaya diri dengan giginya saat tersenyum. Studi pada jurnal ini merupakan tinjauan pustaka (<em>literature review</em>) dengan analisis kualitatif. Literatur ini bersumber dari dua basis data jurnal <em>PubMed</em> dan <em>Google Scholar</em>. Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan kata kunci “<em>black stain</em>”, "<em>primary teeth</em>”, “<em>children</em>” dan “<em>tooth staining</em>”. <em>Black stain</em> sulit dihilangkan bila hanya dengan menyikat gigi sehingga menyebabkan orangtua khawatir dengan noda pada gigi anaknya dan cenderung menyikat gigi anaknya terlalu kuat agar nodanya hilang. Orangtua harus mengetahui apa itu <em>black stain</em>, faktor yang menyebabkan terjadi <em>black stain </em> serta perawatan yang dibutuhkan.</p>2025-06-10T07:27:28+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2819POTENSI PEMANFAATAN EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternatea) SEBAGAI BAHAN DISCLOSING PENDETEKSI PLAK GIGI2025-06-10T07:39:53+00:00Melysa Melysamelysa@student.poltekkespalembang.ac.idSyera Yuniari Pratamisyerayuniaripratami@student.poltekkespalembang.ac.idNailah Putri Nazihahnailahputrinazihah@student.poltekkespalembang.ac.idDhandi Wijayadhandiwijaya@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan isu yang signifikan di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2018, sebanyak 57,6% masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut, yang sebagian besar disebabkan oleh akumulasi plak gigi akibat kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Plak gigi, yang merupakan kumpulan bakteri seperti Streptococcus mutans dalam matriks organik, dapat menyebabkan berbagai gangguan jika tidak ditangani dengan baik. Untuk membantu mendeteksi plak, bahan disclosing digunakan sebagai alat bantu visual untuk menilai kebersihan gigi dan mendukung keberhasilan kontrol plak. Bahan disclosing bekerja dengan memberikan warna kontras pada plak sehingga mudah terlihat. Eritrosin, salah satu bahan disclosing yang umum digunakan, memiliki kekurangan seperti sifat karsinogenik, potensi menimbulkan alergi, dan meninggalkan noda pada gigi jika digunakan dalam jangka panjang Oleh karena itu, diperlukan alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, termasuk sekitar 90.000 spesies tumbuhan, salah satu tanaman yang berpotensi dimanfaatkan adalah bunga telang (Clitoria ternatea), yang mengandung pigmen alami antosianin. Pigmen ini tidak hanya memberikan warna ungu-kebiruan yang menarik, tetapi juga bersifat antioksidan, aman digunakan sebagai pewarna alami, dan telah diakui secara internasional sebagai pewarna pangan selain itu, bunga telang juga mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid dan flavonoid yang memiliki sifat antibakteri, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak gigi. Dengan potensi ini, bunga telang dapat menjadi alternatif alami dalam pengembangan bahan disclosing yang lebih aman, efektif, dan ramah lingkungan. Penelitian lebih lanjut mengenai manfaat dan efikasi bunga telang sebagai bahan disclosing dapat memberikan solusi inovatif untuk mendukung kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.<strong>Metode:</strong> Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment yang bertujuan untuk mengetahui potensi ekstraks bunga telang (<em>Clitoria ternatea</em>) sebagai bahan disclosing. Dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang mahasiswa Tingkat 1 Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Palembang, Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang diberikan ekstrak bunga telang sebagai bahan disclosing pendeteksi plak gigi dan kelompok pembanding menggunakan tri plaque gel. <strong>Hasil:</strong> Pada penelitian terlihat bahwa ekstrak bunga telang dapat melekat pada plak gigi, namun perlekatannya tidak sejelas apabila menggunakan disclosing buatan pabrik, selain itu usia plak gigi juga tidak dapat dibedakan secara nyata. Keadaan ini kemungkinan disebabkan oleh kadar antosianin yang tidak terlalu tinggi pada bunga telang sehingga penggunaan ekstraks bunga telang sebagai bahan disclosing pewarna plak perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Berdasarkan uji karakteristik, uji klinis dan uji laboratorium bunga telang dapat berfungsi sebagai bahan disclosing untuk mendeteksi plak gigi.</p>2025-06-10T07:28:31+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2891EFEKTIVITAS BELAJAR MELALUI VIDEO ANIMASI DIBANDING MENDENGARKAN LAGU MENYIKAT GIGI TERHADAP PENURUNAN SKOR PLAK ANAK TK IT MUTIARA PALEMBANG2025-06-11T02:43:00+00:00Debi Yunitadebiyee12@gmail.comAbu HamidAbu@poltekkespalembang.ac.idNur Adiba Hanumnuradibahanum@poltekkespalembang.ac.idIsmalayani Ismalayaninuradibahanum@poltekkespalembang.ac.id<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Usia kehamilan merupakan masa yang baik bagi anak untuk mulai menunjukkan minat pada kesehatan, pada masa ini anak baik diberikan pendidikan mengenai kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut. Media merupakan alat yang penting dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan adanya media dapat menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan bagi anak, adapun media yang dapat digunakan pada anak usia dini adalah media video animasi dan lagu menyikat gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas belajar menggunakan video animasi dan lagu menyikat gigi terhadap penurunan skor plak anak di TK IT Mutiara Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian two group pre-post test design. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2024 dengan sampel penelitian sebanyak 32 anak yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil rata-rata skor plak sebelum dan sesudah belajar menyikat gigi dengan menonton video animasi sebesar 34,94 dan 5,56, rata-rata skor plak sebelum dan sesudah belajar menyikat gigi dengan lagu sebesar 39,18 dan 9,06. Hasil uji Mann Whitney U diperoleh P-Value sebesar 0,836 dimana p > 0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan makna antara efektivitas belajar menggunakan video animasi dan lagu menyikat gigi dalam menurunkan skor plak anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menyajikan media video animasi dan lagu menyikat gigi efektif dalam menurunkan skor plak anak di TK IT Mutiara Palembang dan tidak terdapat perbedaan makna antar penggunaan kedua media tersebut.</span></span></p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2888Penggunaan Aplikasi Syera RiskCare dalam Deteksi Risiko Karies Gigi pada Anak Sekolah Dasar2025-06-11T02:41:22+00:00Syera Yuniari Pratamisyerayuniaripratami@student.poltekkespalembang.ac.idYufen Widodoyufenwidodo@poltekkespalembang.ac.idListrianah Listrianahlistrianah@poltekkespalembang.ac.idSri WahyuniSriwahyuni@poltekkespalembang.ac.id<p><strong>Latar Belakang:</strong> Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi yang sering dialami oleh anak usia sekolah dasar, terutama pada rentang usia 6–14 tahun yang sedang mengalami pergantian gigi sulung ke gigi permanen. Deteksi dini terhadap risiko karies sangat penting untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Aplikasi <em>Syera RiskCare </em>hadir sebagai inovasi dalam mendeteksi risiko karies gigi. <strong>Tujuan Penelitian:</strong> Mengetahui penggunaan aplikasi <em>Syera RiskCare </em>dalam mendeteksi risiko karies gigi pada anak sekolah dasar. <strong>Metode Penelitian:</strong> Menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan <em>cross-sectional. </em>Sampel berjumlah 90 anak kelas III SD Negeri 117 Palembang, dipilih melalui teknik <em>purposive sampling</em>. Data dikumpulkan melalui wawancara (kebiasaan menyikat gigi, kebiasaan makan, pemeriksaan kesehatan gigi), pemeriksaan klinis (kondisi gigi, kondisi saliva), observasi (gerakan menyikat gigi), data aplikasi <em>Syera RiskCare</em>, dan kuesioner kepuasan. Analisis dilakukan secara univariat. <strong>Hasil Penelitian:</strong> Tingkat risiko karies terbanyak pada anak sekolah dasar dengan kategori buruk memiliki kriteria sedang berdasarkan faktor risiko seperti kondisi gigi (lubang gigi (86,3%)), kondisi saliva (93,2%), kebiasaan menyikat gigi (gigi belakang menghadap pipi (76,5%)), kebiasaan makan (minum manis (87,1%)), dan pemeriksaan kesehatan gigi (80,3%). Aplikasi <em>Syera RiskCare </em>menunjukkan potensi sebagai alat deteksi dini yang mudah digunakan oleh anak-anak. Tingkat kepuasan terhadap aplikasi cukup tinggi, dengan 61,1% anak menyatakan puas. <strong>Kesimpulan: </strong>Aplikasi <em>Syera RiskCare </em>dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mendeteksi risiko karies gigi pada anak sekolah dasar, mayoritas anak berada dalam kategori buruk dengan tingkat risiko sedang dengan tingkat kepuasan terhadap aplikasi ini cukup tinggi, menunjukkan bahwa aplikasi ini berpotensi dalam mendukung upaya pencegahan karies sejak dini.</p>2025-06-10T07:35:28+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2841PENGARUH PENGGUNAAN PROPOLIS KONSENTRASI 10% SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP INDEKS PLAK GIGI PADA IBU HAMIL2025-06-10T07:39:54+00:00Khusnul Idha Putri Fatimahkhusnulidha12@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Tingginya indeks plak gigi pada ibu hamil dapat berdampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut ibu serta juga dapat meningkatkan resiko komplikasi pada kehamilan, sehingga dibutuhkan penggunaan propolis konsentrasi 10% sebagai obat kumur terhadap indeks plak gigi pada ibu hamil. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk memahami pengaruh penggunaan propolis konsentrasi 10% sebagai obat kumur terhadap indeks plak gigi pada ibu hamil.</p> <p><strong>Metode: </strong>Metode Penelitian yang diterapkan adalah Eksperimental Semu (<em>Quasi Experimental Design</em>) dengan rancangan <em>one group</em> <em>pre-test</em> dan <em>post-test design</em>, dengan subjek penelitian sebanyak 35 orang ibu hamil. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah formulir observasi penilaian indeks plak. Analisis data yang digunakan yaitu dengan uji <em>Paired T-test</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menggambarkan bahwa nilai indeks plak gigi yang dimiliki oleh ibu hamil di Puskesmas Sawah Pulo Surabaya sesudah berkumur menggunakan propolis konsentrasi 10% dalam kriteria sedang yaitu sebesar 85.7%.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat pengaruh penggunaan propolis konsentrasi 10% sebagai obat kumur terhadap indeks plak gigi pada ibu hamil yaitu dari buruk menjadi sedang. Penggunaan obat kumur propolis konsentrasi 10% terbukti dapat membantu dalam menjaga <em>oral hygiene</em> pada ibu hamil untuk memperbaiki kesehatan rongga mulut pada ibu hamil.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Propolis, Indeks Plak, Obat Kumur, Ibu Hamil.</p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2811PERAWATAN SALURAN AKAR INSISIVUS SENTRAL KANAN DAN KIRI MANDIBULA DENGAN RESTORASI KOMPOSIT2025-06-16T07:51:22+00:00Rosita Stefanirosita@trisakti.ac.idTalisa Claudiary Sinatrarosita@trisakti.ac.idAryadi Subratarosita@trisakti.ac.idCindy Nathaniarosita@trisakti.ac.idJanice Marzel Reinrosita@trisakti.ac.id<p><strong>Latar Belakang: </strong>Kegagalan dalam perawatan saluran akar atau infeksi ulang dapat menimbulkan penyakit periapikal seperti periodontitis apikalis simptomatis. Kegagalan dalam perawatan saluran akar memerlukan perawatan ulang atau <em><u>retreatment</u></em>. Laporan ini bertujuan untuk memaparkan perawatan saluran akar dan <em>retreatment</em> pada gigi insisivus mandibula dengan periodontitis apikalis simptomatis.</p> <p><strong>Laporan kasus: </strong>Seorang perempuan berusia 21 tahun datang dengan keluhan sering terasa nyeri pada gigi depan bawah serta terdapat benjolan pada gusi sejak 6 bulan terakhir. Gigi tersebut telah melalui perawatan 4 bulan yang lalu, namun benjolan pada gusi tetap hilang timbul dan terkadang disertai rasa nyeri. Gigi 31 didiagnosis mengalami nekrosis disertai periodontitis apikalis simptomatik, sementara gigi 41 didiagnosis <em>previously treated</em> disertai periodontitis apikalis simptomatik. Perawatan gigi 31 dan 41 diselesaikan dalam 3 kunjungan menggunakan teknik obturasi <em>single cone</em> dengan <em>bioceramic sealer</em>, diikuti dengan restorasi menggunakan <em>direct composite</em>. </p> <p><strong>Pembahasan: </strong>Perawatan saluran akar merupakan tindakan yang umum dilakukan dalam praktik kedokteran gigi. Periodontitis apikalis simptomatik menjadi indikasi adanya bakteri yang terperangkap dalam saluran akar. Perawatan saluran akar yang tepat dan efektif sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut dan untuk meredakan keluhan pasien. Kegagalan dalam perawatan saluran akar memerlukan <em>retreatment</em> untuk mengatasi infeksi yang persisten dan memulihkan kesehatan gigi dan jaringan sekitarnya.</p> <p><span style="text-decoration: underline;"><strong>Kesimpulan: </strong>Perawatan saluran akar dan <em>retreatment</em> yang dilakukan pada gigi 31 dan 41 berhasil dengan baik.</span></p>2025-06-16T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##