Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm
<p><strong>Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) (ISSN: 2657-2486, eISSN: 2746-1769) </strong>is an Indonesian language open journal, which publishes research articles, case reports, and systematic reviews, which are original, innovative, up-to-date, and applicable in all areas of dental and oral health. <strong>Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) </strong>is published by Dental Health Department of Health Polytechnic Palembang twice a year, every June and December.</p>Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembangen-USJurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)2657-2486<p>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</p> <ol> <li class="show">Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/" target="_new">Creative Commons Attribution License</a> that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li class="show">Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li> <li class="show">Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work</li> </ol>DESAIN APLIKASI DENTAL INFORMATION UNTUK PENYULUHAN MENGENAI KARIES GIGI
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2250
<p style="font-weight: 400;"><strong>Latar Belakang: </strong>Penyuluhan kesehatan gigi dapat dilakukan di klinik gigi setelah tindakan pemeriksaan yang disebut chair side talk (CST) dengan menggunakan media yang tersedia. Pada era modernisasi saat ini masih sedikit media aplikasi digital yang menyediakan beberapa gabungan <em>platform </em>informasi kesehatan gigi dalam satu aplikasi. Oleh karena itu, penting dilakukan perancangan sebuah aplikasi penyuluhan kesehatan gigi yang bernama <em>dental information.</em></p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode:</strong> Metode penelitian yang digunakan ialah metode <em>prototype</em> dengan melalui tiga tahapan yaitu mendengarkan kebutuhan pengguna, membangun dan memperbaiki aplikasi, serta penilaian aplikasi</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil:</strong> Pada hasil penelitian didapatkan kebutuhan pengguna meliputi akses informasi yang mudah, cepat dan akurat, media informasi digital untuk proses penyuluhan yang lebih efisien, dan dua pengguna (operator dan klien) yang dapat mengoperasikan aplikasi, untuk rancangan sistem aplikasi terdiri dari diagram konteks, <em>flowchart,</em> dan tampilan antar muka disertai dengan penilaian kelayakan yang memperoleh 100% dari ahli IT, penilaian kesesuaian materi yang memperoleh hasil 86% dari ahli materi keduanya termasuk dalam kategori sangat layak, serta penilaian pengalaman pengguna yang memperoleh hasil 86,4% yang termasuk kategori sangat layak yang disertai saran revisi aplikasi dan pernyataan positif pengguna setelah menggunakan aplikasi.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kesimpulan:</strong> Rancangan aplikasi penyuluhan berupa dental information telah ditemukan dan dinyatakan sangat layak digunakan sebagai media bantu untuk kegiatan <em>chair side talk</em> (CST).</p>Rezky Aditya GunawanMegananda Hiranya PutriSiti FatimahNining Ningrum
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-19621610.36086/jkgm.v6i2.2250DENTAL CARIES RESTORATION IN A 6-YEAR-OLD CHILD TO PREPARE FOR PALATOPLASTY: A CASE REPORT
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2303
<p><strong>Background:</strong> Palatoschisis is a congenital anomaly characterized by the development of an anomalous opening or division in the palate. Children with palatoschisis commonly have abnormalities in the alveolar ridge, leading to impaired tooth growth and development and an increased risk of developing dental caries. Teeth with severe decay in the enamel or dentin need to be restored before having palatoschisis surgery. The purpose of this study was to report on restoration treatment for dental caries in children aged 6 years and 6 months to prepare for palatoplasty. <strong>Case report:</strong> The oral surgery department referred a child aged 6 years and 6 months for dental restoration treatment prior to cleft palate surgery. Treatment for cleft lip and palate closure has been completed. The ceiling gap had been closed eight times, yet it always reopened. Cleft lip and cleft palate surgeries have been performed since the baby was about 6 months old. The findings of the intraoral examination found that the def-t was 17. The treatment is to restore teeth that have been diagnosed with dentin caries. In the maxilla, isolation must be improved so that no material enters the cleft. It is recommended by experts to use a mouth mirror that does not fog up and is slightly slanted so that it is not exposed to air from the gaps. Radix and luxated teeth will be returned to the oral surgeon for extraction. <strong>Conclusion:</strong> Dental treatment for children with palatoschisis is critical, particularly in preparation for surgery. Restoration of maxillary teeth requires proper isolation, as well as the use of a mouth mirror that does not fog up or may be slanted to avoid exposure to air from the clefts.</p>Nendika Dyah Ayu Murika SariAl. Supartinah Santoso
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-196271410.36086/jkgm.v6i2.2303PENGGUNAAN MYLAR MATRIX PADA RESTORASI KELAS III KOMPOSIT POST PERAWATAN INDIRECT PULP CAPPING: LAPORAN KASUS
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2383
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang:</strong> Keberhasilan restorasi direk komposit pada zona estetik memerlukan pemahaman komprehensif mengenai anatomi gigi, ilmu tentang warna dan material. Aspek paling menantang yaitu mendapatkan kontur yang tepat dan kontak proksimal yang rapat. <em>Mylar matrix </em>umum digunakan pada restorasi kelas III dan IV komposit yang dapat membantu mencapai kontur anatomi estetik yang ideal. Laporan kasus ini bertujuan memaparkan penggunaan <em>Mylar matrix </em>pada restorasi kelas III komposit post perawatan <em>indirect pulp capping</em>.<sub>.</sub></p> <p><strong>Laporan Kasus:</strong> Pasien perempuan usia 48 tahun datang dengan keluhan gigi berlubang pada kiri depan rahang atas dan terasa ngilu saat minum dingin, namun keluhan hilang saat stimulus dihilangkan. Pasien didiagnosis mengalami <em>reversible pulpitis </em>gigi 23, lalu dirawat dalam 3 kali kunjungan dengan restorasi kelas III komposit disertai aplikasi bahan<em> pulp capping</em>. Pada tahapan restorasi, <em>Mylar matrix</em> digunakan untuk membantu membentuk kembali kontur gigi tersebut.</p> <p><strong>Pembahasan:</strong> <em>Mylar matrix </em>digunakan pada restorasi komposit untuk membentuk dinding sementara saat permukaan proksimal gigi telah hilang. Matriks ini dapat membantu penempatan dan pembentukan bahan restorasi.<em> Mylar matrix</em> menawarkan keunggulan dalam kemudahan penggunaannya, tersedia secara luas, murah, membantu penyelesaian restorasi dalam waktu yang cepat, dan hasil yang baik.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Perawatan kasus <em>pulpitis reversible</em> dengan lesi karies dalam dengan <em>indirect pulp capping </em>dilanjutkan restorasi kelas III komposit dengan penggunaan <em>Mylar matrix</em> pada prosedurnya terbukti berhasil. Vitalitas pulpa terjaga tanpa keluhan subjektif dan pasien puas dengan hasil restorasi secara keseluruhan.</p> <p><strong>Kata kunci : <em>M</em></strong><strong><em>ylar matrix,</em></strong><strong> restorasi kelas III komposit<em>, indirect pulp capping</em></strong></p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background</em></strong><em>: The success of direct composite restorations in the esthetic zone requires a comprehensive understanding of tooth anatomy, color and material. The most challenging aspect is getting the contour right and the proximal contact tight. Mylar matrix is commonly used in class III and IV composite restorations that helps to achieve ideal aesthetic anatomical contours. This case report aims to explain the use of Mylar matrix in Class III composite restorations post indirect pulp capping treatment.</em></p> <p><strong><em>Case Report</em></strong><em>: A 48 year old female patient came with complaints of cavities in the left front of the upper jaw and felt sore when drinking cold drinks, but the complaints disappeared when the stimulus was removed. Patient was diagnosed with reversible pulpitis of tooth 23, and was treated in 3 visits with a class III composite restoration accompanied by the application of pulp capping material. At the restoration stage, Mylar matrix is used to reshape the contour of the tooth.</em></p> <p><strong><em>Discussion</em></strong><em>: Mylar matrix is used in composite restorations to form a temporary wall when the proximal surface of the tooth has been lost. This matrix can assist in the placement and shaping of restorative materials. Mylar matrix offers advantages in ease of use, widely available, cheap, helps complete restorations in a fast time, and good results.</em></p> <p><strong><em>Conclusion</em></strong><em>: Treatment of cases of reversible pulpitis with deep carious lesions with indirect pulp capping followed by class III composite restorations using Mylar matrix in the procedure has proven successful. Pulp vitality was maintained without subjective complaints and the patient was satisfied with the overall results of the restoration.</em></p> <p><strong><em>Key words</em></strong><em>: Mylar matrix, class III composite restoration, indirect pulp capping</em></p>Ayu Rahma Dania
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-1962152210.36086/jkgm.v6i2.2383PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS 5 SETELAH MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN GAME
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2531
<p><strong>Latar Belakang:</strong> Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut anak Sekolah Dasar sangat penting pada pencegahan pertumbuhan <em>debris indeks</em>. <em>Debris indeks</em> yang buruk terjadi dikarenakan anak kurang memelihara kebersihan gigi dan mulut, debris akan mengumpul bersama dengan saliva membentuk plak yang mengandung bakteri. Tujuan Penelitian ini adalah Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mengenai pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut siswa kelas 5 terkait tingginya <em>debris indeks</em> setelah menggunakan media papan <em>game</em>.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilaksanakan di SDN Pesanggrahan 1 Bangkalan. Sampel yang digunakan adalah teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 orang.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut siswa kelas 5 setelah meggunakan media papan game dalam kategori baik (90%) tentang waktu menyikat gigi yang benar, (88%) tentang cara memilih dan merawat sikat gigi, (93%) tentang pola makan yang baik, (87%) tentang periksa gigi secara rutin, (80%) tentang cara menyikat gigi yang benar.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penyuluhan dengan menggunakan media papan <em>game </em>efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan rata-rata (87,6%) termasuk dalam kategori baik.</p>Moh. Rojil GhufronIda Chairanna MahirawatieI.G.A. Kusuma Astuti N.P
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-1962232810.36086/jkgm.v6i2.2531PERENDAMAN JUS KEMASAN TERHADAP KEKASARAN DAN KEKERASAN RESIN KOMPOSIT NANOHIBRID
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2372
<p>Latar belakang: Resin komposit nanohybrid merupakan kombinasi antara nanopartikel dan microhybrid, yang memiliki banyak kelebihan. Resin komposit nanohybrid memiliki kekurangan yaitu absorpsi cairan. Bahan makanan atau minuman yang mengandung asam dapat berpengaruh pada kekasaran dan kekerasan resin komposit nanohybrid. Jus jambu biji kemasan mengandung asam dan mempunyai nilai pH yang rendah. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh perendaman jus jambu biji merah kemasan terhadap kekasaran dan kekerasan resin komposit nanohybrid. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris dengan rancangan post test with control group design dengan jumlah sampel sebanyak 24 sampel resin komposit nanohybrid yang dibentuk menggunakan stainless steel mold berdiameter 10 mm dan ketebalan 2 mm (sampel dibagi menjadi 2 kelompok; kelompok perlakuan dan kelompok kontrol). Kelompok kontrol direndam selama 24 jam dalam saliva buatan, sedangkan kelompok perlakuan direndam selama 6 jam dalam jus jambu biji merah kemasan dilanjutkan dengan perendaman dalam saliva buatan selama 18 jam. Perendaman sampel dilakukan selama 4 hari dalam inkubator dengan suhu 37°C. Uji kekasaran permukaan menggunakan surface roughness tester dan uji kekerasan menggunakan micro vickers hardness. Hasil: Berdasarkan uji analisa one way ANOVA, kekasaran permukaan (p: 0,001) dan kekerasan (p: 0,003) menunjukkan perbedaan perubahan bermakna (p<0,05). Kesimpulan: Perendaman menggunakan jus jambu biji merah kemasan setelah direndam 6 jam selama 4 hari terjadi peningkatan<br>kekasaran dan penurunan kekerasan.</p>salsabila Anjani
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-1962293510.36086/jkgm.v6i2.2372UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH RAMBUSA (Passiflora foetida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Lactobacillus acidophilus ATCC 4356
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2552
<p><strong>Latar Belakang:</strong><em> Lactobacillus acidophilus</em> adalah bakteri gram-positif yang bersifat anaerobik fakultatif, asidurik, dan asidogenik yang berperan dalam perkembangan karies sekunder. Karies sekunder dapat terjadi setelah gigi direstorasi karena adanya bakteri yang tertinggal di <em>smear layer</em> saat melakukan preparasi kavitas. Karies sekunder dapat dicegah dengan penggunaan <em>cavity cleanser</em>. Buah rambusa mengandung senyawa antibakteri seperti alkaloid, saponin, tanin, triterpenoid, steroid, dan flavonoid yang berpotensi sebagai <em>cavity cleanser</em>.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan desain penelitian <em>post-test only control group design. </em>Kelompok perlakuan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah rambusa dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 37,5%, dan 50% serta DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Uji daya hambat dilakukan dengan metode difusi cakram <em>Kirby-Bauer</em> dengan media MRS-A. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan uji<em> Kruskal Wallis</em> dan dilanjutkan dengan uji <em>Post Hoc Mann-Whitney</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Rata-rata diameter zona hambat terbesar adalah 5,30 ± 0,83 mm yang dibentuk oleh ekstrak buah rambusa konsentrasi 50%, sedangkan rata-rata diameter zona hambat terkecil dibentuk oleh ekstrak konsentrasi 12,5% dan kontrol negatif sebesar 0 mm. Hasil uji <em>Kruskal Wallis</em> menunjukkan nilai <em>p </em>< 0,05 artinya terdapat perbedaan signifikan antarkelompok perlakuan dan kontrol negatif.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat aktivitas daya hambat ekstrak buah rambusa (<em>Passiflora foetida</em> L.) terhadap pertumbuhan bakteri <em>Lactobacillus acidophilus</em> ATCC 4356 dengan zona hambat terbesar dibentuk oleh ekstrak buah rambusa konsentrasi 50%.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>anti bakteri; cavity cleanser; karies; <em>Lactobacillus acidophilus</em>; rambusa (<em>Passiflora foetida</em> L.)</p>Raudatul FauziahAria FransiskaDesy Purnama Sari
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-1962364410.36086/jkgm.v6i2.2552PERBEDAAN DISTRAKSI MENGGUNAKAN FILM KARTUN DAN MUSIK TERHADAP KECEMASAN PASIEN PENCABUTAN INFILTRASI
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2246
<p><strong>Latar Belakang:</strong> Pencabutan gigi adalah tindakan mengeluarkan gigi dari soketnya yang dapat meningkatkan kecemasan, dikarenakan penggunaan alat tajam seperti jarum suntik. Kecemasan terhadap perawatan gigi dapat menghambat proses perawatan gigi. Penanganan kecemasan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode distraksi film kartun dan musik. Diketahuinya perbedaan distraksi menggunakan film kartun dan musik terhadap kecemasan anak usia 7 hingga 10 tahun pada pasien pencabutan dengan infiltrasi di RSKGM Bandung merupakan tujuan dari penelitian ini.</p> <p><strong>Metode:</strong> Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan metode <em>quasi eksperimental</em>. Metode <em>purposive sampling</em> digunakan untuk memilih sampel dengan kriteria inklusi dan eksklusi, sebanyak 34 anak. Pengumpulan data diperoleh dari pengukuran denyut nadi sebelum dan setelah diberikan tindakan pencabutan dengan infiltrasi antara kelompok yang diberi distraksi film kartun dan musik.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Pasien yang diberi distraksi film kartun sebagian besar berada pada kategori menurun (88,2%), dengan rata-rata denyut nadi 110,35 menurun hingga 96,65. Sedangkan pasien yang diberi distraksi musik sebagian besar pada kategori normal (70,6%), dengan rata rata denyut nadi 109,59 (sebelum) dan 107,18 (setelah). Hasil uji <em>T Test Independent</em> memperlihatkan nilai <em>p-value</em> sebesar 0,002.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Adanya perbedaan yang bermakna antara distraksi menggunakan film kartun dan musik terhadap kecemasan anak usia 7 hingga 10 tahun pada pasien pencabutan dengan infiltrasi di RSKGM Bandung (p < 0,05).</p>Anisa Dwi LestariDenden Ridwan ChaerudinNining NingrumSri Mulyanti
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-2062455210.36086/jkgm.v6i2.2246PERBEDAAN PENYULUHAN MEDIA DENTAL BRAILLE EDUCATION (DBE) DAN DENTAL AUDIO EDUCATION (DAE) TERHADAP PENGETAHUAN ORAL HYGIENE PADA PENYANDANG TUNANETRA DI SDLB A PAJAJARAN BANDUNG
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2418
<p><strong><em>Background:</em></strong> <em>The limitations of blind children are one of the obstacles to gaining knowledge about dental and oral hygiene. Blind children need appropriate media to increase their knowledge of dental and oral hygiene. One of them uses braille and audio. The aim of this research is to determine the difference between dental braille education (DBE) and dental audio education (DAE) on oral hygiene knowledge for blind people at SDLB A Pajajaran Bandung</em><em>. </em></p> <p><strong><em>Methods</em></strong><em>: </em><em>This research method uses a quasi-experiment with a one group pretest posttest design. Sampling was carried out using a proportional sampling technique so that the number of respondents was 50 students. The data analysis technique uses the Wilcoxon test to determine the effect of each media group and the Mann Whitney test to determine the differences between the two media groups</em><em>.</em></p> <p><strong><em>Results</em></strong><em>:</em> <em>The research results showed that there was a significant difference in the level of knowledge with a value of p=0.000 (p<0.05) in counseling on dental braille education (DBE) and dental audio education (DAE) media.</em></p> <p><strong><em>Conclusion</em></strong><em>:</em> <em>It can be concluded that counseling using dental audio education (DAE) media is more effective in increasing knowledge of dental and oral hygiene than dental braille education (DBE) media.</em></p>Windy Marsella Aprilianty
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-1962536310.36086/jkgm.v6i2.2418PENATALAKSANAAN GIGI LUKSASI EKSTRUSI PADA GIGI SULUNG – TINJAUAN PUSTAKA
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2439
<p>Cedera traumatik gigi (TDI) dan jaringan penyangga merupakan kasus yang sering terjadi pada anak-anak. Sekitar 30-40% anak-anak mengalami trauma pada gigi sulung dengan rentang usia 2 – 6 tahun. TDI pada gigi sulung merupakan ancaman besar bagi kesehatan karena dapat mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, estetika, dan erupsi gigi tetap sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang. Luksasi ekstrusi merupakan salah satu trauma yang sering terjadi, dimana gigi lepas sebagian dari soketnya dan tampak memanjang. Oleh karena itu, penatalaksanaan gigi luksasi ekstrusi pada anak membutukan diagnosis yang tepat, rencana perawatan dan <em>follow-up</em> untuk mendapatkan hasil perawatan yang baik.</p> <p> </p>Rafidah Syifa Muthia
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-1962647210.36086/jkgm.v6i2.2439PENGARUH EDUKASI TERKAIT GINGIVITIS MELALUI WEBSITE STUDENTAL CARE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMPN 1 JIKEN
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2204
<p><strong>Pendahuluan</strong>: Gingivitis merupakan inflamasi pada mukosa skuamosa atau gingiva atau jaringan lunak sekitar. Menurut Hasil Riskesdas Jateng Tahun 2018, Kabupaten Blora memiliki prevalensi gingivitis sebesar 13,18%. Salah satu penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah terkait faktor perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas website Studental Care dalam meningkatkan pengetahuan siswa SMPN 1 Jiken terkait gingivitis.</p> <p><strong>Metode</strong><em>: </em><em>Q</em><em>uasy experiment</em> dengan pendekatan rancangan <em>pre-post test design with control grup</em>. Jumlah sampel sebanyak 61 siswa, terbagi menjadi 30 siswa kelompok intervensi dan 31 siswa kelompok kontrol.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil uji Wilcoxon, menunjukkan bahwa kelompok intervensi mengalami peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah diberikan edukasi melalui <em>website Studental Care</em> dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan apapun.</p> <p><strong>S</strong><strong>impulan</strong>: <em>Website Studental Care</em> terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa terkait gingivitis.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Gingivitis, pengetahuan, <em>website.</em></p>Trixie Salawati
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-192024-12-1962738110.36086/jkgm.v6i2.2204Tren Pemilihan Metodologi Penelitian pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya: Sebuah Tinjauan Naratif
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2225
<p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>Latar belakang:</strong> Pemilihan metodologi penelitian yang tepat sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian. Keberagaman ini jenis metodologi penelitian mahasiswa ini belum diidentifikasi secara menyeluruh, sehingga belum diketahui arah penelitian yang telah dilakukan. Informasi mengenai trend pemilihan metodologi penelitian dapat dijadikan salah satu acuan untuk membuat kebijakan yang bisa meningkatkan kualitas akademik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap tren pemilihan metodologi penelitian pada skripsi mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi FK Unsri. <strong>Metode : </strong>Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada Program Studi Kedokteran Gigi FK Unsri dengan objek penelitian adalah dokumen skripsi mahasiswa selama 3 tahun terkahir. Data yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 191 skripsi mahasiswa dengan rincian tahun 2021 sebanyak 59 skripsi, tahun 2022 sebanyak 73 skripsi, dan tahun 2023 sebanyak 59 skripsi. <strong>Hasil : </strong>Berdasarkan hasil analisis, maka didapat bahwa mahasiswa kedokteran gigi banyak mengambil jenis penelitian dengan metodologi analitik eksperimental, diikuti dengan studi deskriptif dan analisis observasional pada ketiga tahun terakhir. Tema yang dipilih adalah tema penelitian herbal yang mayoritas dilakukan secara <em>in vitro</em>, diikuti dengan penelitian material kedokteran gigi. Metode ini dipilih karena dapat memberikan hasil yang lebih mudah divalidasi, mudah direplikasi, lebih ekonomis, dan lebih fleksibel. Tema herbal dipilih karena tanaman herbal banyak digunakan oleh masyarakat dan belum pernah dilakukan pengujian sebelumnya. <strong>Kesimpulan : </strong>Tren pemilihan metodologi penelitian pada skripsi mahasiswa Prodi Kedokteran Gigi FK Unsri adalah analitik eksperimental, dengan tema penelitian herbal yang dilakukan secara <em>in vitro</em>.</p>Siti Rusdiana Puspa DewiLegiran Legiran
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-2062829110.36086/jkgm.v6i2.2225Prevalensi Kasus Gingivitis Kronis di Poliklinik Gigi Uptd Puskesmas Baturiti I, Tabanan Bali Pada Bulan November 2023 - Januari 2024
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2415
<p style="font-weight: 400;">Kesehatan mulut sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa percaya diri.“Hasil survei World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa hampir 90% penduduk di dunia menderita gingivitis. Gingivitis merupakan penyakit peradangan pada jaringan gingiva yang banyak diderita masyarakat di Indonesia. Di Indonesia, gingivitis menduduki urutan kedua yaitu mencapai 96,58%.Penelitian ini adalah jenis penelitian observasional yang menggunakan metodologi cross-sectional.Hasil penelitian pada kasus gingivitis menunjukan bahwa indikasi gingivitis yang paling sering terjadi pada perempuan yang khususnya pada ibu hamil. Penyebab gingivitis selama kehamilan adalah kurangnya kebersihan gigi dan mulut serta jaringan sekitarnya, terutama pada trimester pertama yang berkaitan dengan mual, muntah, hiperemesis gravidarum, keengganan, dan kurangnya perhatian untuk membersihkan gigi dan mulut setelah makan, sehingga plak terbentuk dengan cepat. Prevalensi kunjungan pasien gingivitis berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa jumlah pasien perempuan lebih dominan daripada perempuan, dan berdasarkan usia menunjukan lebih banyak terjadi pada usia 11-15 tahun dengan dan pasien dengan usia > 60 tahun paling sedikit yaitu sebanyak 2 pasien.</p>I Gusti Ayuning PratiwiI Wayan Agus Wirya Pratama
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-2062929710.36086/jkgm.v6i2.2415Dwi Aisyah Pengaruh Video Interaktif Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Gigi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Kemala Bhayangkari 42 Kota Bandung
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2219
<p>Anak usia pra sekolah merupakan kelompok umur yang mudah mengalami penyakit gigi dan mulut. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi anaknya. Edukasi menggunakan video dapat memudahkan proses penyerapan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya pengaruh video interaktif terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi pada anak usia pra sekolah di tk kemala bhayangkari 42 kota bandung. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian Eksperimen dengan desain penelitian pre-experimental dan rancangan penelitian one group <em>pre-test post-test design</em>. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari hasil pemberian kuesioner kepada ibu dari anak di tk kemala bhayangkari diukur dengan melakukan pretest dan posttest. Hasil uji<em> t-test</em><em> dependent</em> menunjukkan bahwa nilai <em>p</em> sebesar 0,001 atau < 0,05. Berdasarkan hasil uji statistic tersebut dapat dilihat bahwa ada perbedaan bermakna sebelum dan sesudah di berikan edukasi tentang kesehatan gigi dengan media video interaktif. Simpulan Terdapat peningkatan pengetahuan responden tentang kesehatan gigi, yang aritnya ada pengaruh video interaktif terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi pada anak usia pra sekolah di TK Kemala Bhayangkari 42 Kota Bandung.</p>dwi aisyah Muh Amin
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-20629810310.36086/jkgm.v6i2.2219Hubungan Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dengan kejadian Resesi Gingiva pada Masyarakat Kabupaten Aceh Besar
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2288
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang:</strong> keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi berdampak pada kesehatan gigi dan mulut. Resesi gingiva adalah perubahan posisi tepi gingiva ke arah apikal dari cemento enamel junction karena hilangnya jaringan perlekatan tulang alveolar sehingga mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dengan kejadian resesi gingiva pada masyarakat di desa Lampeuneurut Gampong Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.</p> <p><strong>Metode:</strong> penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan <em>desain</em> <em>cross sectional.</em> Populasi seluruh masyarakat usia produktif antara 15-50 tahun di desa Lampeuneurut Gampong. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dengan mengisi lembar kuesioner. Resesi gingiva diperoleh melalui pemeriksaan langsung dan dilihat tingkat keparahan resesi gingiva. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 59 orang. </p> <p><strong>Hasil:</strong> hasil analisis menggunakan uji Chi Square mendapatkan nilai p=0,002.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> simpulan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dengan kejadian resesi gingiva.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong><strong>Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi, resesi gingiva</strong></p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p> </p> <p><strong><em>Background:</em></strong> <em>The successful maintenance of dental health has an impact on oral and dental health. Gingival recession is a change in the position of the gingival edge towards the apical of the cemento enamel junction due to loss of alveolar bone attachment tissue resulting in the opening of the tooth root surface.</em></p> <p><strong><em>Objective:</em></strong><em> This study aims to determine the relationship between dental health maintenance measures and the incidence of gingival recession in the community in Lampeuneurut Gampong village, Darul Imarah District, Aceh Besar Regency. </em></p> <p><strong><em>Methods:</em></strong><em> This research is an analytical research with a cross sectional design. The population of the entire productive age community is between 15-50 years old in the village of Lampeuneurut Gampong. Data collection was carried out by interviewing dental health maintenance measures by filling out questionnaire sheets. Gingival recession is acquired through direct examination and looking at the severity of gingival recession. The number of respondents in this study was 59 people. </em></p> <p><strong><em>Results:</em></strong><em> The results of the analysis using the Chi Square test get a value of p = 0.002. <strong>Conclusion:</strong> The conclusion of this study shows the relationship between dental health maintenance measures and the incidence of gingival recession. The author's suggestion is that the government should pay more attention to the degree of dental and oral health of the community, through various programs to improve dental and oral health services in puskesmas.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> : </em><em>Dental health maintenance measures, gingival recession</em></p>Minanda Nanda TrianaCut Ratma Keumala
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206210411010.36086/jkgm.v6i2.2288PENGARUH MEDIA PUZZLE PADA PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DOWN SYNDROME DI RUMAH KEDUAKU PIK POTADS KOTA BANDUNG
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2420
<p class="s13"><span class="s16">Background:</span> <span class="s12">Down syndrome children have an IQ level below normal which makes it difficult to understand and accept material when given using standard methods. The material can be delivered using puzzle media tools. Puzzle is a game of arranging small pieces to find out the information contained. The aim of this research was to determine the effect of puzzle media on the dental and oral health knowledge of children with Down syndrome at PIK POTADS Bandung</span><span class="s12">. </span></p> <p class="s13"><span class="s16">Methods</span><span class="s12">: </span><span class="s12">This research method uses a pre-experiment with a One Group Pretest Posttest design. The subjects were 33 Down syndrome children divided into 4 groups accompanied by an enumerator in each group. Pretets were carried out in the form of activities to assemble puzzles independently, then education was given about how to brush your teeth and eat healthy 3 times on 3 different days. Education is accompanied by the use of a jaw model to clarify tooth brushing movements. The post test is carried out in the same way as the pre test. Data analysis used the Wilcoxon test</span><span class="s12">.</span></p> <p class="s13"><span class="s16">Results</span><span class="s12">:</span> <span class="s12">The results show the Sig value. 0.000 (p</span><span class="s12">0.05). Where puzzle media games can develop creativity and motivation in solving problems, so that children want to try continuously until the game is successful</span><span class="s12">.</span></p> <p class="s13"><span class="s16">Conclusion</span><span class="s12">:</span> <span class="s12">There is an influence of providing education using puzzles on the knowledge of oral and dental health of Down Syndrome children</span></p>Isniati -
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206211111810.36086/jkgm.v6i2.2420HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS SIBREH ACEH BESAR
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2444
<p>Perilaku ibu hamil sangat perlu diperhatikan karena pada saat kehamilan ibu hamil sangat rentan terkena penyakit gigi dan mulut seperti karies gigi dan kalkulus. Biasanya ibu hamil pada saat kehamilan malas dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut disebabkan rasa mual dan muntah sehingga menyikat gigi kadang-kadang dilakukan saja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dengan status kebersihan gigi dan mulut di Puskesmas Sibreh Aceh Besar. Jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung untuk memeriksakan kehamilan di Poli KIA Puskesmas Sibreh Aceh Besar selama seminggu dan memenuhi kriteria jumlah sampel. Sampel penelitian menggunakan accidental sampling yang berjumlah 30 responden. Pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut. Analisa data menggunakan uji statistic chi–squre. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan terbanyak pada kategori kurang baik 66,7%, sikap pada kategori kurang baik 56,7%, tindakan pada kategori kurang baik 63,3% dan status kebersihan gigi dan mulut pada kategori buruk 43,3%. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan status kebersihan gigi dan mulut (P value = 0,036), ada hubungan sikap dengan status kebersihan gigi dan mulut (P value = 0,026), ada hubungan tindakan dengan status kebersihan gigi dan mulut (P value = 0,008). Disarankan kepada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh tenaga kesehatan dan rajin menyikat gigi minimal dua kali sehari.</p>nia niakurniawati kurniawati
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206211912610.36086/jkgm.v6i2.2444ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DI KLINIK GIGI KOTA PALEMBANG
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2533
<p><strong>Latar Belakang: </strong>Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) bagi para praktisi kedokteran gigi dan kesehatan gigi masih sangat minim untuk diperhatikan. Baik tenaga dokter gigi, terapis gigi dan mulut dan staff lainnya yang terlibat langsung.Potensi risiko tersebut antara lain pajanan terhadap agen penyebab infeksi (human immunodeficiency virus dan virus hepatitis ), radiasi, kebisingan, psikologis, dermatitis, gangguan muskuloskeletal, gangguan pernafasan karena percikan bahan-bahan tambalan ataupun anaesthesi pada mata. Risiko yang paling sering diderita oleh dokter gigi yakni risiko keluhan <em>musculoskeletal disorders </em>(MSDs)<sup>16</sup> Kesehatan kerja memiliki tujuan untuk membuat tenaga kerja atau operator sehat, dapat bekerja secara produktif, sejahtera, sehingga memiliki daya saing yang tinggi, dan tenaga kerja tidak ada yang sakit ataupun dalam kondisi yang tidak sehat dan menjadikan tenaga kerja tersebut dapat bekerja secara produktif, serta tidak terjadi kecelakaan kerja yang dapat mengganggu kegiatan produksi dalam pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui identifikasi bahaya risiko kecelakaan kerja dokter gigi, terapis gigi dan mulut sehingga dapat diminimalisir.</p> <p><strong>Metode:</strong> Metode penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan menggunakan analisa chi- square, univariat dan bivariat. Penelitian bertujuan menjelaskan nilai dari risiko yang terdapat di setiap area kerja dengan menggambarkan proses analisa keselamatan kerja dengan menentukan tingkat <em>likelihood dan severity</em> dari setiap risiko. </p> <p><strong>Hasil:</strong> Risiko Tingkat kejadian mengalami luka bakar akibat terpapar panas alat sterilisasi pada sebagian besar klinik gigi yaitu “Dapat terjadi setiap saat” sebesar(53,3%) . Dan untuk Tingkat keparahan / dampak yang berakibat fatal sehingga menyebabkan kerugian sangat besar didapatkan pada risiko posisi kerja yang salah / tidak ergonomis, yaitu sebesar 7,8 %.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat hubungan yang signifikan antara risiko kejadian salah posisi kerja , risiko terpapar saliva dengan keparahan/dampak yang ditimbulkan (p value < 0,05).</p>Andrey SastrawijayaListrianah ListrianahNgurah Ray
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206212713810.36086/jkgm.v6i2.2533POTENSI KOLAGEN IKAN TERHADAP PENYEMBUHAN SOKET PASCA PENCABUTAN GIGI
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2577
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Pencabutan gigi merupakan prosedur perawatan invasif yang merangsang proses penyembuhan luka yang terdiri dari fase hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan <em>remodelling</em>. Dalam berbagai fase penyembuhan, kolagen berperan mempercepat penyembuhan luka dengan cara menghentikan perdarahan, mencegah inflamasi yang berkepanjangan, mendukung angiogenesis, pembentukan jaringan granulasi, dan kontraksi luka. Kolagen umumnya diekstraksi dari kulit atau tulang sapi atau babi, namun kontroversi agama dan risiko penularan penyakit memicu pencarian sumber kolagen alternatif, yaitu ikan. Pemanfaatan kolagen yang diekstraksi dari produk limbah ikan membantu menambah nilai ekonomi dan mengurangi masalah lingkungan. Kolagen ikan bersifat biokompatibel dan memiliki komposisi asam amino yang setara dengan kolagen sapi atau babi. <strong>Kesimpulan: </strong>Kolagen ikan berpotensi sebagai bahan terapi tambahan untuk mempercepat penyembuhan luka pasca pencabutan gigi karena bersifat biokompatibel, tidak berisiko menularkan penyakit, dan mengandung asam amino yang berperan dalam mendukung proliferasi makrofag, fibroblas, dan epitel, sintesis kolagen, angiogenesis, dan kontraksi luka.</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> Kolagen ikan, pencabutan gigi, penyembuhan luka, soket gigi</p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background : </em></strong><em>Tooth extraction is an invasive treatment procedure that stimulates the wound healing process, consisting of the hemostasis, inflammation, proliferation, and remodelling phases. In the wound healing phases, collagen plays a role in accelerating wound healing by stopping bleeding, preventing prolonged inflammation, promoting angiogenesis, the formation of granulation tissue, and wound contraction. Generally, collagen is extracted from the skin or bone of bovine or porcine, but religious controversies and the risk of disease transmission have triggered the search for alternative sources of collagen, namely fish. Extracting collagen from fish waste products helps to increase economic value and reduce environmental problems. Fish collagen is biocompatible and have similar amino acid composition to bovine and porcine collagen. <strong>Conclusion : </strong>Fish collagen has the potential to be an additional therapeutic material to accelerate after tooth extraction healing because that collagen is biocompatible, low risk of disease transmission, and contains amino acids that play role in promoting the proliferation of macrophage, fibroblast, and epithelial cells, collagen sintesis, angiogenesis, and wound contraction.</em></p> <p><strong><em>Keywords </em>:</strong> <em>Fish collagen, tooth extraction, tooth socket, wound healing</em></p>Angelina Natalia RicardoDebby Handayati HarahapAyeshah A. Rosdah
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206213914710.36086/jkgm.v6i2.2577PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN MODEL PHANTOM GIGI TERHADAP STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS 3
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2467
<p><em>School-age children are at risk of experiencing oral health problems. Efforts that can be made to prevent dental diseases in school-age children include brushing teeth. Dental cleanliness after brushing can be measured using the O'Leary Plaque Index. However, appropriate oral health education materials are needed to teach proper brushing techniques, including the use of dental phantoms. The purpose of this study is to determine the effectiveness of counseling using a dental phantom on the oral hygiene status of third-grade students at SDN 018 Sukagalih in Bandung City. This research method uses a pre-test design with a one-group pre-test design. The results of the study showed a reduction in dental plaque before and after receiving counseling using a dental phantom. It can be concluded that there is an effect of counseling using a dental phantom on oral hygiene status with a significant value of p = 0.000 (p < 0.05).</em></p> <p> </p> <p> </p>Winda Gusnizar Putri
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206214815210.36086/jkgm.v6i2.2467ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA ANAK: LITERATUR REVIEW
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2566
<p><strong>Latar Belakang:</strong> Masalah kesehatan gigi dan mulut dapat menyebabkan sakit gigi jika tidak ditangani, anak akan malas beraktivitas, anak tidak masuk sekolah, kehilangan nafsu makan, dan gangguan tumbuh kembang pada anak. Keadaan oral hygiene yang buruk seperti adanya kalkulus dan stain, banyak karies gigi, serta keadaan tidak bergigi atau ompong dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari<em> Iiterature review</em> ini adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi perilaku menggosok gigi pada anak<strong>. </strong></p> <p><strong>Metode:</strong> Teknik pengambilan data menggunakan<em> D</em><em>i</em><em>rect, EBSCO dan Google Scholar </em>dengan menggunakan metode PIOS <em>(Participant, Intervention, Outcomes and Study Design)</em> dan istilah MeSH pada mesin pencarian<em>. </em>Kata kunci “perilaku” <em>or “behavior” and </em>“menggosok gigi” <em>or “brushing teeth” and </em>“pengetahuan” or “knowledge”<em>. </em>Data yang diambil adalah journal yang terbit tahun 2020-2024 berbahasa Inggris dan berbahasa Indonesia serta <em>original article.</em> Dari <em>n=</em> 3. 160 artikel yang di temukan, hanya <em>n=</em>10 yang memenuhi kriteria inklusi.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil dari <em>literature review </em>ini menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dinilai berpengaruh terhadap perilaku anak menggosok gigi, yaitu PHBS, mengonsumsi makanan, pengetahuan, peran orang tua, sikap, perilaku, kebiasaan menggsosok gigi, kebersihan gigi, jenis makanan, pola menyikat gigi.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Perilaku anak yang kurang baik terhadap menggosok gigi merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan orang tua dalam menerapkan kebiasaan dan cara merawat gigi dengan baik. Kemampuan mengidentifikasi faktor tersebut sangat penting, guna kelanjutan intervensi keperawatan yang akan memperbaiki dan meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut pada anak.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Perilaku, pengetahuan, gosok gigi, anak</p>nofi umairahmah
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206215316110.36086/jkgm.v6i2.2566PERBEDAAN KARAKTERISTIK FILM KITOSAN (SCYLLA SERRATA) DENGAN PENGENTAL GELATIN DAN XANTHAN GUM SEBAGAI MEDIA PENGHANTARAN OBAT DALAM TERAPI PERIODONTAL
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2591
<p><strong>Latar belakang:</strong> Produksi limbah cangkang kepiting bakau yang mencapai 75% dari total produksi memiliki kandungan kitin. Kandungan kitin yang ada di dalam cangkang kepiting dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kitosan. Kitosan yang dikombinasikan dengan pengental gelatin dan <em>xanthan gum</em> dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan film periodontal. <strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik film kitosan (<em>Scylla serrata</em>) dengan pengental gelatin dan <em>xanthan gum</em> sebagai media penghantaran obat dalam terapi periodontal. <strong>Metode</strong><strong>:</strong> penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan subjek berupa film dari kitosan (<em>Scylla serrata</em><em>) </em>dengan pengental gelatin dan <em>xanthan gum.</em> Sampel terdiri dari 1 jenis film kitosan-gelatin dan 1 jenis film kitosan-<em>xanthan gum</em> yang dipotong dengan ukuran sesuai standar alat uji karakteristik film. <strong>Hasil:</strong> karakteristik film kitosan-<em>xanthan gum</em> lebih baik dan memenuhi standar dalam penilaian karakteristik film periodontal, sehingga disimpulkan bahwa film dari kitosan (<em>Scylla serrata</em>) dengan pengental <em>xanthan gum</em> memiliki nilai karakteristik film yang lebih baik dan memenuhi syarat dibandingkan dengan penggunaan kombinasi bahan kitosan dengan pengental gelatin sebagai sediaan dalam sistem penghantaran obat khususnya untuk terapi periodontal.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Film, kitosan (<em>Scylla serrata</em>), terapi periodontal, gelatin, <em>xanthan gum</em></p>Mellani Cindera Negara
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206216216810.36086/jkgm.v6i2.2591Early Childhood Caries : Tinjauan Pustaka
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2515
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><em>Early Childhood Caries</em> (ECC) merupakan suatu penyakit multifaktorial yang menyebabkan masalah kesehatan rongga mulut pada anak. ECC paling sering terjadi pada anak-anak usia dibawah 6 tahun. Prevalensi ECC di Indonesia meningkat dari tahun ketahun. Morfologi gigi sulung, makanan kariogenik dan bakteri <em>Streptococcus mutans</em> menjadi faktor etiologi terjadinya karies. Penggunaan botol susu yang lama saat tidur dimalam hari juga menjadi faktor risiko terjadinya ECC. ECC dapat menyebabkan berbagai keluhan seperti kesulitan makan, mengunyah dan berbicara, selanjutnya akan mempengaruhi tumbuh kembang anak sehingga perlu dilakukan pencegahan dan perawatan ECC pada anak sedini mungkin.</p> <p> </p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : ECC, anak-anak, pencegahan </em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Early Childhood Caries (ECC) is a multifactorial disease that causes oral health problems in children. ECC most often occurs in children under 6 years of age. The prevalence of ECC in Indonesia increases from year to year. The morphology of primary teeth, cariogenic foods and Streptococcus mutans bacteria are etiological factors in the occurrence of caries. Prolonged use of milk bottles while sleeping at night is also a risk factor for ECC. ECC can cause various complaints such as difficulty eating, chewing and speaking, which will then affect the child's growth and development, so it is necessary to prevent and treat ECC in children as early as possible.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Key words</em></strong><em>: ECC, children, prevention</em></p>vanny putri natasha
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206216917810.36086/jkgm.v6i2.2515GIGI NATAL DAN NEONATAL
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2518
<p>Gigi natal adalah gigi yang muncul pada saat bayi lahir, dan gigi neonatal adalah gigi yang tumbuh pada 30 hari pertama setelah lahir. Insiden gigi natal dan neonatal berkisar antara 1:2.000 hingga 1:3.500. Gigi natal dan neonatal dapat menimbulkan banyak komplikasi terutama sindrom Riga-Fede dan ketidaknyamanan pada saat menyusui. Perawatan pada gigi natal dan neonatal harus mempertimbangkan apakah gigi tersebut merupakan bagian dari gigi normal atau gigi supernumerary. Jika gigi yang erupsi merupakan gigi normal dan tumbuh dengan baik, gigi tersebut harus dibiarkan di lengkung gigi dan hanya dicabut jika gigi tersebut mengganggu proses makan atau jika gigi tersebut goyang dan berisiko tertelan. Indikasi pencabutan gigi tersebut meliputi risiko dislokasi, tertelan dan cedera traumatis pada lidah bayi dan/atau payudara ibu.</p>Syifa Khairiah
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206217918410.36086/jkgm.v6i2.2518Efektifitas Penggunaan Dental Story E-Book terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Karies pada Anak Sekolah Dasar
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2626
<p><strong><em>Background:</em></strong><em> Dental caries is a disease that destroys tooth tissues, starting from the enamel, then the dentin, until it reaches the pulp. Increased knowledge can shape better and healthier behaviors. One way to increase knowledge is through education, especially using digital technology that is popular among children. Dental story e-book is a digital storybook containing text, images, and colors, which can be read through electronic devices. The purpose of this study was to determine the effectiveness of using Dental Story E-Books in increasing knowledge about dental caries in elementary school children. <strong>Methods:</strong> A quasi-experimental design with a pretest-posttest and control group was used. The questionnaire used has been tested for validity and reliability. The research sample consisted of 40 fifth-grade students at SDN 115 Palembang, selected through purposive sampling. A paired t-test was used. <strong>Results:</strong> The paired t-test resulted in a p-value of 0.001 (p<0.05), indicating that the use of Dental Story e-books was significantly effective in increasing knowledge about dental caries in elementary school children. <strong>Conclusion:</strong> The use of Dental Story E-Books is effective in increasing knowledge about dental caries in elementary school children.</em></p>Yufen WidodoIsmalayani IsmalayaniNur Adiba Hanum
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206218519010.36086/jkgm.v6i2.2626INOVASI APLIKASI E-RMGI DALAM ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI JURUSAN KESEHATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2651
<p><strong>Latar Belakang:</strong> Penggunaan teknologi informasi kesehatan dan telekomunikasi untuk perawatan, konsultasi, pendidikan tentang kesehatan kesehatan gigi merupakan inovasi baru dalam dunia kesehatan. Guna mencapai keberhasilan itu bermacam-macam inovasi dengan penerapannya sudah dilakukan. Salah satunya dalam penelitian ini peneliti berinovasi membuat aplikasi E-RMGI yang dapat digunakan dalam Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Palembang. Tujuan penelitian ini yaitu Untuk menilai efektivitas dari inovasi membuat aplikasi E-RMGI dalam asuhan kesehatan gigi yaitu pengkajian, diagnosa dan rencana perawatan. E-RMGI adalah aplikasi elektronik rekam medik Gigi yang berbasis website.</p> <p><strong>Metode</strong> yang digunakan dalam penelitian adalah quasi ekperimen. 32 orang sebagai sampel yang akan dibagi menjadi 2 kelompok. Jadi kelompok 1 yang akan askepgilut menggunakan kartu pemeriksaan pasien secara manual dan kelompok 2 askepgilut menggunakan aplikasi E-RMGI. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Aplikasi E-RMGI, Stopwatch, kartu pemeriksaan pasien askepgilut dan pena..</p> <p><strong>Hasil </strong>menunjukkan dengan uji statistic program SPSS didapatkan hasil Sig.(2-tailed) < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan waktu yang signifikan dalam membuat pengkajian, diagnosa dan perencanaan askepgilut menggunakan aplikasi E-RMGI dengan perencanaan menggunakan kartu status pasien secara manual.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Inovasi aplikasi E-RMGI efektif dalam asuhan kesehatan gigi yaitu pengkajian, diagnosa dan rencana perawatan.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata kunci : Inovasi, E-RMGI, Askepgilut</strong></p>Sri Wahyuni
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206219119910.36086/jkgm.v6i2.2651EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KARTU MENUJU GIGI SEHAT ELEKTRONIK (e-KMGS) TERHADAP PERAN DAN MOTIVASI IBU UNTUK KESEHATAN GIGI ANAK
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2628
<p><em>The average caries prevalence of the Indonesian population aged 3-4 years with dental and oral problems is 81.5% with the highest percentage being 96.8% at the age of 55-64 years. This shows that the percentage of dental and oral problems at the age of 3-4 years has entered quite high numbers. Participation and attention from parents is what preschool aged children need. The reality is that children's dental health receives little attention from parents with the assumption that children's teeth will be replaced by permanent teeth. Many cases of caries today are caused by a lack of role and knowledge of parents regarding choosing the right type of food and dental care for their children, especially pre-school age children. This research aims to determine the effectiveness of e-KMGS as a medium in increasing the role and motivation of mothers for children's dental health. This research is quantitative research with a quasi-experimental research design. The sample in this research was taken using purposive sampling. The results of this research show that the average mother's role before e-KMGS assistance is 37.3 and the average mother's motivation before e-KMGS assistance is 28.5. The average mother's role after e-KMGS assistance was 91.6 and the average mother's motivation after e-KMGS assistance was 44.9. The average difference before and after using e-KMGS role is 54.3 and motivation is 16.4. The conclusion is that the use of e-KMGS as a media is significantly effective in increasing the role and motivation of mothers for children's dental health.</em></p>Dhandi WijayaMarlindayanti MarlindayantiRefi Mutiara Vani
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206220020510.36086/jkgm.v6i2.2628SOCIAL SUPPORT ORANG TUA DOWN SYNDROME BERDASARKAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2430
<p><strong>Latar belakang</strong>: Down Syndrom merupakan kondisi genetik yang menyebabkan berbagai tantangan dalam perkembangan fisik dan intelektual. Down syndrom seringkali tidak dapat menjaga kebersihan mulut mereka sendiri, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi seperti penyakit periodontal. Oleh karena itu <em>social support</em> dari orangtua sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan dalam pemeliharaan kesehatan gigi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis social support yang diterima oleh orang tua yang memiliki anak Down Syndrome berdasarkan karakteristik level pendidikan dan pekerjaan.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini merupakan studi analitik menggunakan pendekatan <em>cross-sectional</em>. Penelitian dilaksanakan di SLB wilayah kota Surabaya melibatkan 14 SLB yang memiliki down syndrom. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah orangtua down syndrom berjumlah 100 orang, dengan menggunakan teknik <em>simple random sampling</em>. Karakteristik responden diperoleh melalui data primer demografi, sedangakan <em>social support</em> diperoleh melalui pengisian kuisioner. <em>Chi-Square</em> digunakan untuk menganalisis hubungan <em>social support</em> dengan karakteristik pendidikan dan pekerjaan orangtua down syndrom.</p> <p><strong>Hasil</strong>: terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan <em>social support</em> yang diterima orangtua down syndrom (<em>p value</em> 0.005 < 0.05) ; terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan <em>social support</em> orangtua down syndrom (<em>p value</em> 0.009 < 0.05)</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Tingkat pendidikan dan pekerjaan orangtua down syndrom memberikan efek <em>social support</em> yang diterima orangtua down syndrom dalam hal kesehatan gigi anaknya. Kedepannya disarankan untuk mengembangkan program intervensi yang berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam merawat kesehatan gigi anak down syndrom</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, <em>Social Support</em> .</p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><strong><em>Background</em></strong><em>: Down Syndrome is a genetic condition that causes various challenges in physical and intellectual development. Down syndrome often cannot maintain their own oral hygiene, which can lead to dental health problems such as periodontal disease. Therefore, social support from parents is needed to overcome difficulties in maintaining their dental health. The purpose of this study was to analyze the social support received by parents who have Down Syndrome children based on the characteristics of education level and occupation.</em></p> <p><strong><em>Method</em></strong><em>: This study is an analytical study using a cross-sectional approach. The study was conducted in SLB in the city of Surabaya involving 14 SLB with Down syndrome. The respondents involved in this study were 100 Down syndrome parents, using a simple random sampling technique. Respondent characteristics were obtained through primary demographic data, while social support was obtained through filling out a questionnaire. Chi-Square was used to analyze the relationship between social support and the characteristics of education and occupation of Down syndrome parents.</em></p> <p><strong><em>Results</em></strong><em>: there is a significant relationship between education level and social support received by Down syndrome parents (p value 0.005 <0.05); there is a significant relationship between work and social support of parents with Down syndrome (p value 0.009 < 0.05)</em></p> <p><strong><em>Conclusion</em></strong><em>: The level of education and work of parents with Down syndrome have an effect on the social support received by parents with Down syndrome in terms of their children's dental health. In the future, it is recommended to develop intervention programs that focus on improving their knowledge and skills in caring for the dental health of children with Down syndrome</em></p>Siti Fitria Ulfah
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-202024-12-206220621210.36086/jkgm.v6i2.2430