Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm <p><strong>Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) (ISSN: 2657-2486, eISSN: 2746-1769) </strong>is an Indonesian language open journal, which publishes research articles, case reports, and systematic reviews, which are original, innovative, up-to-date, and applicable in all areas of dental and oral health. <strong>Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) </strong>is published by Dental Health Department of Health Polytechnic Palembang twice a year, every June and December.</p> en-US <p>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</p> <ol> <li class="show">Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a&nbsp;<a href="http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/" target="_new">Creative Commons Attribution License</a>&nbsp;that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li class="show">Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li> <li class="show">Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work</li> </ol> abu@poltekkespalembang.ac.id (Abu Hamid, S.SiT., M.Kes) -@poltekkespalembang.ac.id (-) Tue, 04 Jun 2024 14:15:18 +0000 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/1875 <p><strong>Latar Belakang:</strong>Penyakit periodontal merupakan penyakit kesehatan gigi dan mulut terbanyak urutan kedua di Indonesia. Pencegahan penyakit periodontal untuk menghambat pertumbuhan plak seperti pada bakteri <em>Porphyromonas gingivalis</em> dapat dilakukan secara kimiawi, bahan alami seperti rambut jagung dapat digunakan sebagai alternatif pencegahan secara kimiawi karena memiliki sifat antibakteri</p> <p><strong>Metode:</strong>Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Kelompok perlakuan menggunakan ekstrak rambut jagung&nbsp; dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% yang diperoleh melalui metode maserasi. Kontrol positif menggunakan klorheksidin glukonat 0,2%, dan kontrol negatif berupa&nbsp; akuades. Uji konsentrasi hambat minimum (KHM) dan uji konsentrasi bunuh minimum (KBM) dilakukan menggunakan metode dilusi serta uji daya hambat menggunakan metode difusi cakram.</p> <p><strong>Hasil:</strong>Hasil uji KHM pada penelitian ini tidak dapat ditentukan karena terhalang oleh warna ekstrak yang gelap. Hasil uji KBM ditetapkan pada konsentrasi 50%. Hasil uji zona hambat menunjukkan ekstrak rambut jagung konsentrasi 75% memiliki diamater zona hambat yang paling besar namun masih lebih rendah dibandingkan dengan klorheksidin glukonat 0,2%.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong>Ekstrak rambut jagung (<em>Zea mays saccharata Sturt</em>) terbukti memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri <em>Porphyromonas gingivalis</em>.</p> Sulistiawati Sulistiawati (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/1875 Tue, 04 Jun 2024 00:00:00 +0000 PERANAN MAKROFAG DALAM PENYEMBUHAN LUKA ORAL https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2066 <p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p>Penyembuhan luka merupakan proses penting yang bertujuan untuk mengembalikan integritas jaringan setelah cedera. Penyembuhan luka merupakan proses dinamis dan rumit yang dapat dipisahkan menjadi empat fase yang saling tumpang tindih seperti hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan <em>remodeling</em>. Fase inflamasi bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi luka dan menghilangkan jaringan nekrotik. Inflamasi yang berlebihan dapat menyebabkan luka kronis menetap karena menghalangi luka untuk melanjutkan ke fase berikutnya. Makrofag berperan penting dalam fase peradangan seperti fagositosis, membunuh patogen, dan membuang sel-sel mati.</p> <p><strong>KATA KUNCI</strong><strong> : </strong>Inflamasi, Makrofag, Oral, Penyembuhan luka</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Wound healing is an essential process that aims to restore tissue integrity after injury. Wound healing is a dynamic and complicated process that can be separated into four overlapping phases such as hemostasis, inflammation, proliferation, and remodeling. Inflammation phase is critical that aims to prevent wound infection and remove necrotic tissue. However, excessive inflammation can lead to the persistence of chronic wound because it preventing the wound from proceeding to next phases. Macrophages play important role in inflammation phase such as phagocytosis, killing pathogen, and remove dead cells.</em></p> <p><strong><em>KEYWOR</em></strong><strong><em>D : </em></strong><em>Inflammation, Macrophage, Oral, Wound healing</em></p> <p>&nbsp;</p> Angelina Natalia Ricardo (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2066 Tue, 04 Jun 2024 13:16:32 +0000 PENGGUNAAN DETEKTOR KARIES PADA PREPARASI KAVITAS PRA-PERAWATAN PULP CAPPING (LAPORAN KASUS) https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2191 <p><strong>Latar Belakang:</strong> Keberhasilan restorasi gigi yang mengalami karies bergantung pada pengambilan seluruh jaringan yang terkena karies. Prosedur ini dinilai secara konvensional dengan metode visual dan taktil. Namun hal tersebut bukan merupakan panduan yang dapat diandalkan mengingat sifat subjektifnya. Oleh karena itu pewarna pendeteksi karies <em>(Caries detector dyes)</em> dapat digunakan sebagai indeks objektif untuk diagnosis dan pengambilan karies.</p> <p><strong>Laporan Kasus:</strong> Seorang pasien perempuan berusia 22 tahun datang dengan keluhan gigi depannya terasa nyeri saat mengkonsumsi makanan dan minuman dingin. Hasil pemeriksaan menunjukan gigi 21 mengalami <em>pulpitis reversible. </em>Rencana perawatan gigi tersebut akan dilakukan <em>pulp capping </em>dengan <em>follow up</em> restorasi kelas IV komposit. Untuk memastikan semua jaringan karies terambil, maka saat preparasi kavitas dilakukan pengaplikasian pewarna pendeteksi karies. &nbsp;</p> <p><strong>Pembahasan:</strong> Kavitas yang telah diaplikasikan pewarna detektor karies akan membuat perbedaan yang jelas antara jaringan yang akan diangkat dan jaringan yang dipertahankan. Komponen pewarna detektor karies yaitu pelarut propilen glikol akan menembus serat kolagen lepas pada dentin yang terinfeksi yang menyebabkan pewarnaan serat kolagen terdegradasi oleh pewarna. Sehingga dapat memastikan perawatan yang konservatif dan menghindari terpaparnya pulpa.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Penggunaan pewarna pendeteksi karies selama preparasi kavitas dapat membantu mendeteksi jaringan karies yang tidak terdeteksi dengan penilaian visual dan taktil.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Pewarna pendeteksi karies, pulp capping, preparasi kavitas</p> <p>&nbsp;</p> Alma Shiffa Azijah (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2191 Tue, 04 Jun 2024 00:00:00 +0000 Uji Karakteristik Bunga Telang sebagai Bahan Disclosing Pendeteksi Plak Gigi https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2205 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Plak adalah lapisan bakteri yang lengket dan tidak berwarna yang terbentuk pada gigi, karena itu untuk mendeteksi plak gigi dibantu dengan bahan yang memiliki warna yang kontras dan dapat berdifusi dalam plak yang disebut ‘bahan disklosing’. <strong>&nbsp;</strong>Bunga Telang <em>(Clitoria ternatea)</em> memiliki kandungan antosianin yang cukup tinggi, dengan warna bunga yang mencolok. Tujuan penelitian untuk menguji karakteristik bunga telang sebagai bahan disclosing pendeteksi plak gigi. <strong>Metode: </strong>penelitian eksperimen dengan rancangan postest only with control group design. Jumlah responden 32 orang berusia 17-18 tahun. Bahan bunga telang segar. Triplaque Gel sebagai bahan kontrol. Menggunakan analisis deskriptif.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Berdasar uji karakteristik bahwa bunga telang dapat larut dalam plak gigi, menandai dengan jelas usia plak (plak tua dan plak muda), rasanya (agak manis) lebih disukai responden daripada bahan kontrol (hambar), Pada Uji klinis setelah pemberian selama 5 menit pada gigi tidak terjadi iritasi&nbsp; gingiva sama dengan kondisi pemberian bahan kontrol.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Berdasarkan uji Karakteristik, uji klinis dan uji laboratorium bunga telang dapat berfungsi sebagai bahan disklosing untuk mendeteksi plak gigi dan tidak mencegah penurunan pH saliva.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>&nbsp;</p> Nur Adiba Hanum, Trya Febriyanti, Dhandi Wijaya, Marlindayanti Marlindayanti, Mujiyati Mujiyati, Ismalayani Ismalayani (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2205 Tue, 04 Jun 2024 00:00:00 +0000 KONDISI PSIKOLOGIS PASIEN ORTODONTI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AKIBAT PANDEMI COVID-19 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2130 <p><strong>Latar Belakang</strong> Maloklusi yang prevalensinya di Indonesia masih terbilang tinggi dapat dirawat menggunakan peranti ortodonti lepasan, khususnya untuk kasus yang ringan. Munculnya pandemi COVID-19 di akhir tahun 2019 menyebabkan layanan kesehatan gigi di berbagai negara, termasuk di rumah sakit pendidikan ditutup sementara, kecuali untuk perawatan darurat. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menilai kondisi psikologis dan persepsi pasien ortodonti yang dirawat menggunakan peranti lepasan di rumah sakit pendidikan terhadap perawatan yang kunjungan rutinnya dihentikan sementara akibat pandemi COVID-19.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dan pendekatan <em>cross sectional</em> pada 60 pasien ortodonti yang dirawat menggunakan peranti lepasan di RSGM Universitas Padjadjaran &nbsp;Bandung oleh mahasiswa profesi kedokteran gigi, berdasarkan <em>purposive sampling</em>. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2021menggunakan kuesioner dari artikel yang dipublikasikan oleh Shenoi, S. B., Deshpande, S., &amp; Jatti, R, terdiri dari 15 pertanyaan yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan telah diuji reliabilitas dan validitasnya dan dibagikan dalam bentuk <em>google forms</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan pasien yang sedang menjalani perawatan ortodonti menggunakan peranti lepasan merasa khawatir karena kunjungan ke klinik ortodonti menjadi terbatas. Kondisi psikologis sebagian besar pasien merasa takut untuk mengunjungi klinik ortodonti karena adanya pandemi COVID-19. Ketakutan ini&nbsp; menimbulkan kekhawatiran bahwa durasi perawatan akan menjadi semakin lama akibat perawatan yang tertunda, dan hal ini membuat pasien menjadi sadar akan pentingnya pemeriksaan ortodonti yang rutin.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Sebagian besar pasien ortodonti yang dirawat dengan peranti lepasan di RSGM Unpad memiliki beberapa masalah yang disebabkan oleh tertundanya perawatan akibat pandemi COVID-19 yang menyebabkan pasien merasa takut untuk mengunjungi praktisi ortodonti dan tidak akan pergi sebelum pandemi sepenuhnya berakhir.</p> Qotrunnada Zalfa Salsabila (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2130 Tue, 04 Jun 2024 13:26:15 +0000 Removable Functional Space Maintainer pada Premature Loss Gigi Molar Sulung Rahang Bawah Anak Usia 11 Tahun – Laporan Kasus https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2165 <p><strong>Latar Belakang :</strong> Gigi sulung memiliki peran penting, salah satunya untuk menjaga ruang sebagai tempat erupsinya gigi permanen. <em>Premature loss</em> pada gigi sulung merupakan keadaan dimana gigi sulung hilang atau tanggal sebelum gigi penggantinya mendekati erupsi, sehingga dapat menyebabkan kelainan oklusi akibat penyempitan lengkung gigi. Pemeliharaan ruang diperlukan untuk mempertahankan ruang akibat <em>premature loss</em>, dengan menggunakan alat <em>space maintainer</em>. <strong>Tujuan :</strong> Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas penatalaksanaan kasus <em>premature loss</em> pada gigi molar sulung mandibula dengan menggunakan <em>space maintainer.</em><strong> Laporan Kasus : </strong>Seorang anak perempuan (11 tahun) datang bersama ibunya ke RSKGM Provinsi Sumatera Selatan mengeluhkan gigi bawah sebelah kirinya hilang sejak ± 6 bulan lalu dan belum tumbuh kembali, sehingga pasien merasa tidak nyaman saat makan. Hasil pemeriksaan terdapat<em> premature loss </em>pada gigi 74 dan 75. Rencana perawatan yang akan diberikan berupa pemakaian<em> removable functional space maintainer</em> pada rahang bawah sebelah kiri. <strong>Kesimpulan :</strong> Pada kasus ini, terlihat gigi pengganti mulai erupsi dan tidak ada penyempitan ruang setelah terjadinya<em> premature loss.</em></p> Mareny Triana (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2165 Tue, 04 Jun 2024 13:29:25 +0000 SPACE MAINTAINER PADA KASUS PREMATURE LOSS GIGI SULUNG- LAPORAN KASUS https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2132 <p><strong>Latar Belakang: </strong><em>Premature loss </em>pada anak–anak dapat memberikan dampak, antara lain dapat menyebabkan gigi tetangganya bergeser, kemiringan sumbu gigi yang tidak normal, jarak antara gigi, dan pergeseran garis tengah gigi, serta dapat menyebabkan maloklusi sehingga dibutuhkan perawatan seperti <em>space maintainer</em>. <strong>Tujuan: </strong>Laporan kasus ini bertujuan membahas tentang perawatan pada kasus <em>premature loss. </em><strong>Laporan Kasus: </strong>Laki-laki berusia 8 tahun datang bersama ibunya ke RS Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan dengan mengeluhkan giginya hilang dan merasa tidak nyaman saat makan sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Hasil dari pemeriksaan klinis ditemukan <em>premature loss</em> 52, 55, 65, 74, 75, 84, 85. Pasien dilakukan perawatan <em>removeable space maintainer </em>fungsional pada gigi 52, 55, 65, 74, 75, 84, 85. <strong>Kesimpulan:</strong> Pemakaian <em>space maintainer </em>efektif untuk mencegah berkurangnya ruang pasca <em>premature loss</em> gigi sulung sehingga diharapkan gigi penggantinya dapat erupsi dengan baik.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong><em>Premature lost, space maintainer</em>, gigi sulung</p> Melva Gita Amalia (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2132 Tue, 04 Jun 2024 00:00:00 +0000 KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN INDEKS PHP-M PADA ANAK TUNANETRA DI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2149 <p><strong>Latar Belakang:</strong>Anak tunanetra memiliki keterbatasan visual dalam memahami teknik praktis. Hal ini menyebabkan anak menjadi sangat rentan terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut dan cenderung memiliki tingkat hygiene gigi dan kebersihan mulut rendah. Laporan WHO (2023)secara global, setidaknya 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan dekat atau jarak jauh. Anak penyandang disabilitas khususnya tunanetra membutuhkan pendampingan dan penanganan khusus karena berpotensi tinggi resiko masalah gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin dan pendidikan terakhir ibu terhadap kebersihan gigi dan mulut anak tunanetra dengan indeks PHP-M.</p> <p><strong>Metode:</strong> Desain penelitian adalah observasional deskriptif dengan pemeriksaan langsung pada rongga mulut. Usia, jenis kelamin anak tunanetra, dan pendidikan terakhir ibu digunakan sebagai variabel penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>Total Sampling</em>. Uji statistik <em>Chi-Square</em> digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel penelitian. Penelitian dilakukan di SLB-A Pembina Tingkat National Jakarta dengan total sampel 23 anak tunanetra.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74% berusia 9-12 tahun dan berjeniskelamin laki2. Pendidikan terakhir ibu sebagian besar adalah SMA. Tidak ada hubungan signifikan antara usia dan jenis kelamin dengan kebersihan mulut anak tunanetra dengan nilai p 0,179 dan 0,744 &gt; 0.05. Namun, ada hubungan yang signifikan dengan pendidikan terakhir ibu (nilai p 0,000 &lt; 0,05).</p> <p><strong>Kesimpulan</strong><strong> : </strong>Berbagai program inisiatif, pendidikan, dan layanan gigi khusus diperlukan sebagai upaya untuk mencegah penyakit gigi dan mulut pada anak tunanetra karena keterbatasan kemampuan visual dalam memahami pendidikan kesehatan gigi dan mulut</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Anak tunanetra, Kesehatan gigi, indeks PHP-M</p> Silvia Sulistiani (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2149 Tue, 04 Jun 2024 13:37:11 +0000 PENGARUH PENYULUHAN MEDIA DENTAL STORY STICKER TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SDN 22 BANDA ACEH https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2111 <p><em>The background of this study is that dental health counseling is often carried out, but the prevalence of dental caries in school-age children in Indonesia is still relatively high, exceeding the national target, namely DMFT &lt;1. The success of school children's dental health counseling efforts cannot be separated from educational methods and the importance of the role of the media because it can support the learning process and can help understand the material. Through media, the message conveyed can be more interesting and easy to understand. The purpose of this study is to determine the effect of counseling using dental story sticker media on the level of knowledge of dental and oral health in grade I students of SD Negeri 22 Banda Aceh. This research methodology uses the Quasi-Experimental method with one group pretest-postest design. Determination of samples in this study using a saturated sample technique totaling 30 students. This research was carried out at SDN 22 Banda Aceh. The results showed that the average knowledge score of students before being given counseling using dental story stickers was 7.53 then increased to 12.17 after being given counseling using dental story stickers. based on paired t-test P=0.001 (p&lt;0.05) so that there is an influence of dental and oral health counseling on dental and oral health knowledge using dental story stickers. The conclusion of the research results that there was a significant increase in knowledge of dental and oral health after counseling with dental story stickers. Advice Expected to students with dental health counseling to be applied in everyday life</em>.</p> Cut Ratna Keumala, Sisca Mardelita, Fahira Safriani (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2111 Tue, 04 Jun 2024 13:39:05 +0000 Preventive Resin Restoration sebagai Pencegahaan Gigi Berlubang pada Gigi Molar Pertama Permanen https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2071 <h1>Karies gigi adalah salah satu penyakit kronis paling umum di seluruh dunia. Menurut laporan <em>World Health Organization</em>, sekitar 60-90% anak sekolah di seluruh dunia dan hampir semua orang dewasa mengalami karies gigi. Karies pit dan fisura menyumbang lebih dari 80% dari seluruh karies pada anak-anak dan remaja. Gigi permanen yang paling rentan terhadap karies adalah gigi molar pertama permanen karena merupakan gigi permanen yang pertama sekali erupsi. Restorasi resin preventif merupakan prosedur alternatif untuk merestorasi gigi permanen muda yang mengalami karies pada bagian pit dan fisur, serta hanya memerlukan sedikit preparasi gigi, memungkinkan untuk menghentikan perkembangan lesi karies pada tahap awal dan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut.</h1> Siti Adityanti Dwi Tami (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2071 Tue, 04 Jun 2024 13:41:13 +0000 HUBUNGAN POLA MENYIKAT GIGI DAN POLA MAKAN TERHADAP KARIES GIGI DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGASWIDAK https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2154 <p><strong>Latar Belakang :</strong> Kerusakan gigi dan penyakit mulut mempengaruhi hampir 3.5 miliar orang di seluruh dunia, dimana ada 520 juta anak-anak menderita karies gigi susu. Jumlah kejadian karies gigi anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Nagaswidak tahun 2023 sebanyak 2.153 atau 56.11% kasus. Kejadian karies gigi berhubungan dengan pola menyikat gigi dan pola makan. <strong>Tujuan :</strong> menganalisa hubungan pola menyikat gigi dan pola makan anak terhadap kejadian karies gigi di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Nagaswidak Palembang.</p> <p><strong>Metode :</strong> Desain penelitian menggunakan kuantitatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi yaitu semua siswa kelas V dan VI di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Nagaswidak Palembang berjumlah 1.200. Jumlah sampel sebanyak 300 yang diambil menggunakan rumus Slovin dengan teknik <em>Stratified Proporsional Random Sampling</em>.</p> <p><strong>Hasil :</strong> Uji <em>Korelasi Rank Pearson </em>dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0.05. Hasil penelitian hubungan cara menyikat gigi <em>p value</em> 0.001 dengan <em>pearson</em> korelasi 0.956 (sangat kuat), hubungan frekuensi menyikat gigi <em>p value</em> 0.001 dengan <em>pearson</em> korelasi 0.442 (sedang), hubungan waktu menyikat gigi <em>p value</em> 0.001&nbsp; dengan <em>pearson</em> korelasi 0.442 (sedang), hubungan frekuensi makan kariogenik <em>p value</em> 0.021 dengan <em>pearson</em> korelasi 0.133 (sangat lemah) dan hubungan jenis makanan kariogenik <em>p value</em> 0.021 dengan <em>pearson</em> korelasi 0.133 (sangat lemah) terhadap kejadian karies gigi di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Nagaswidak Palembang.</p> <p><strong>Kesimpulan :</strong> ada hubungan antara pola menyikat gigi yang meliputi cara, frekuensi dan waktu menyikat gigi; dan pola makan yang meliputi jenis dan frekuensi makan kariogenik dengan kejadian karies gigi dimana faktor yang paling berhubungan adalah cara menyikat gigi</p> kiki ayu marlina, Gema Asiani, Dian Eka Anggreny (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2154 Tue, 04 Jun 2024 13:48:42 +0000 Pengaruh Cermin terhadap Peningkatan Motivasi dan Perilaku Kebersihan Gigi Anak di TK Arimbi Palembang https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2158 <p>Dental and oral health is important for general health and quality of life. Dental health is important, especially for children's development. Dental caries is a disorder that causes teeth to become porous due to food residue that sticks and causes calcification of the teeth. Mirrors are a health medium that can be used to increase motivation and change dental health behavior. This research aims to determine the effectiveness of using mirrors in increasing children's motivation and dental hygiene behavior at Arimbi Kindergarten, Palembang. The design of this research was experimental by conducting experiments aimed at finding out the effect of mirrors on increasing children's motivation and dental hygiene behavior. The sample using a purposive sample technique was obtained as many as 82 children. The group of children was asked 10 questions. Statistical analysis uses the T Test. The results showed that there was an influence of motivation with a value of P=0.001 (P&lt;0.05) with an average motivation score of 1.26829 and children's dental hygiene behavior with a value of P-0.001 (P&lt;0.05) with an average behavior score of 2.17073 . This shows that mirrors have an influence on increasing children's motivation and dental hygiene behavior.</p> Silpi Arlianti, Yuli Rhomawati, Nadila Betha Adinda, Marlindayanti Marlindayanti, Dhandi Wijaya (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2158 Tue, 04 Jun 2024 13:51:07 +0000 GAMBARAN KASUS LESI ENDO-PERIO DI RSKGM PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2022 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2063 <p style="font-weight: 400;"><strong>Latar Belakang:</strong> Lesi endo-perio didefinisikan sebagai komunikasi patologis antara jaringan endodontik dan periodontal. Infeksi pulpa dan nekrosis dapat keluar ke rongga mulut melalui ligamen periodontal sehingga menyebabkan kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar. Sebaliknya, infeksi poket periodontal dapat menyebar melalui kanal aksesoris ke pulpa sehingga mengakibatkan nekrosis pulpa.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kasus lesi endo-perio tahun 2022 di RSKGM Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan usia dan jenis kelamin.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode:</strong> Penelitian deskriptif observasional dengan desain <em>cross-sectional</em> menggunakan data Surveilans Terpadu Penyakit tahun 2022 dari Instalasi Rekam Medik RSKGM Provinsi Sumatera Selatan. Data pasien lesi endo-perio dicatat berdasarkan usia dan jenis kelamin.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil:</strong> Terdapat 552 kasus lesi endo-perio yang terdiri dari abses periapikal dengan sinus (71,01%), abses periapikal tanpa sinus (19,93%), <em>chronic apical periodontitis</em> (4,35%), <em>acute apical periodontitis</em> <em>of pulpal origin</em> (2,72%), dan kista radikular (1,99%). Kasus lesi endo-perio paling banyak ditemukan pada usia 20-44 tahun (46,56%) dan paling sedikit pada usia &gt; 69 tahun (1,81%) dengan jenis kelamin perempuan (61,77%) lebih banyak daripada laki-laki (38,22%).</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kesimpulan:</strong> Kasus lesi endo-perio yang paling banyak ditemukan di RSKGM Provinsi Sumatera Selatan adalah abses periapikal dengan sinus pada usia 20-44 tahun dan jenis kelamin perempuan.</p> Danica Anastasia, Sulistiawati Sulistiawati, Marcella Gusnico (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2063 Tue, 04 Jun 2024 13:52:41 +0000 PERILAKU ORANGTUA TENTANG MENYIKAT GIGI DALAM MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2121 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Perilaku orang tua dalam perawatan gigi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak. Kebersihan gigi dan mulut dapat dicapai dengan menyikat gigi dengan baik dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku orang tua mengenai menyikat gigi dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilaksanakan di SDN 2 Aceh Besar. Sampel yang digunakan adalah teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas V dan seluruh orang tua siswa yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan status kebersihan gigi dan mulut OHI-S siswa (36,7%) berada pada kategori baik, (63,3%) berada pada kategori sedang. Sedangkan pengetahuan orang tua berada pada kategori baik (56,7%) dan berada pada kategori buruk (43,3%), sikap orang tua berada pada kategori baik (40%) dan berada pada kategori buruk (60%), tindakan orang tua berada pada kategori baik. kategori kurang baik (26,7%) dan kategori kurang baik (73,3%). Dapat disimpulkan siswa OHI-S (63,3%) berada pada kategori sedang, pengetahuan orang tua berada pada kategori baik (56,7%), sikap orang tua berada pada kategori kurang baik (60%) dan tindakan orang tua berada pada kategori kurang baik. yaitu (73,3%). Meskipun pengetahuan orang tua sudah baik, namun orang tua belum menerapkan ilmunya dengan baik sehingga masih ditemukan gigi anak yang kurang maksimal.</p> <p>&nbsp;</p> nia niakurniawati kurniawati (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2121 Tue, 04 Jun 2024 13:55:17 +0000 TOPIKAL APLIKASI FLUOR DALAM MENCEGAH KARIES GIGI PADA ANAK – SEBUAH LITERATURE REVIEW https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2183 <p><em>Maintaining oral and dental health is very important to achieve optimal body health, so it must start from the time of the primary teeth. The health of a child's primary teeth will determine the condition of the permanent teeth that will replace them. The most common dental and oral health problem is dental caries. Based on the results of Riskesdas data, the incidence of dental caries in Indonesia is still very high, so efforts and prevention of dental caries are needed. There are three types of prevention that can be done to prevent dental caries, namely primary, secondary and tertiary prevention. The earliest action is primary prevention. The main steps to prevent caries are effective for teeth that are still healthy or when initial caries occurs. Initial caries is characterized by demineralization of tooth enamel but no cavity formation. The primary stage of caries prevention includes dental health education, maintaining dental health, regular dental examinations, administering fissure sealants, and administering Topical Applications Fluoride (TAF). TAF is one of the most effective in preventing caries. TAF is a simple technique for application of fluoride solutions by dental practitioners and can be applied easily. This treatment is highly recommended for children who have just erupted in the mouth to strengthen the tooth enamel layer.</em></p> Ridha Aldina (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2183 Tue, 04 Jun 2024 00:00:00 +0000 PENERAPAN GAME EDUKASI ULAR TANGGA BERBASIS WEB TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2153 <p><strong>Latar Belakang: </strong><span style="font-weight: 400;">Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi kesehatan banyak anak. Permainan ular tangga merupakan salah satu media edukasi kesehatan yang dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut, permainan ini termasuk dalam salah satu kategori permainan edukasi.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh penerapan permainan edukasi ular tangga berbasis web dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi pada anak, dengan program edukasi menggunakan permainan edukasi ular tangga berbasis web. </span><strong>Metode:</strong><span style="font-weight: 400;"> Desain penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain pretest dan posttest. Sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sebanyak 30 anak. Rombongan disuguhi permainan edukasi ular tangga berbasis web. Instrumennya menggunakan lembar soal pengetahuan sebanyak 20 soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis statistik dengan uji tes (Uji T). </span><strong>Hasil:</strong><span style="font-weight: 400;"> Skor validitas sebesar 87,5% yang menunjukkan kategori layak dengan nilai p=0,0000 menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan mempunyai kemampuan mengukur variabel dengan tingkat reliabilitas yang tinggi. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat pengaruh permainan edukasi ular tangga berbasis web terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan nilai p = 0,000 (p &lt; 0,05), dengan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan permainan edukasi ular tangga berbasis web permainan dan masing-masing 72,17 dan 82,50. </span><strong>Kesimpulan:</strong><span style="font-weight: 400;">Hal ini menunjukkan Game Edukasi Ular Tangga Berbasis Web mempunyai pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak.</span></p> <p><strong>Kata kunci : Ular tangga; Pendidikan teknologi; Kesehatan gigi; Pengetahuan.</strong></p> intan novia saputri, Putri Aura, Nys Henny Kurniasari, Yufen Widodo (Author); Kurnia Aprianti ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2153 Tue, 04 Jun 2024 00:00:00 +0000 SUBLINGUAL CAPTOPRIL AS AN EFFECTIVE METHOD FOR LOWERING BLOOD PRESSURE PRIOR TO DENTAL PROCEDURES https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2193 <p><strong><em>Background:</em></strong><em> Patients with hypertension are a common issue encountered by dentists. Understanding the therapies used as well as their side effects on oral conditions, and risk evaluation in dental care must be grasped by dentists before providing treatment to hypertensive patients. Captopril is an emergency oral hypertension medication that can be used to reduce blood pressure in hypertensive patients. Sublingual administration of captopril has proven effective in rapidly lowering blood pressure.</em></p> <p><strong><em>Case Study:</em></strong><em> Case I. A 70-year-old female patient with a blood pressure of 170/80 mmHg wanted to extract tooth 13 because it was causing a gingival lesion in the area of the missing tooth 43. The patient was given 25 mg of sublingual captopril, and after 5 minutes, her blood pressure dropped to 160 mmHg, and after 10 minutes, it dropped to 140/80 mmHg. Case II. A 58-year-old male patient was to have teeth 16, 17, 35 extracted. His blood pressure was 170/80 mmHg, and after administration of 12.5 mg of sublingual captopril for 5 minutes, it dropped to 140/80 mmHg.</em></p> <p><strong><em>Conclusion:</em></strong><em> Sublingual administration of captopril is effective in lowering blood pressure in hypertensive patients prior to dental procedures. However, patients must always be monitored to avoid adverse effects during or after dental treatment. Controlling stress and pain is very important to keep the patient's blood pressure stable.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>&nbsp;</p> Diki Tri Bagus Dermawan (Author) ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkgm/article/view/2193 Tue, 04 Jun 2024 14:11:00 +0000