https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/issue/feed Journal of Medical Laboratory and Science 2025-01-08T05:09:05+00:00 JMLS jmls@poltekkespalembang.ac.id Open Journal Systems <p>Journal of Medical Laboratory and Science dengan <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20220330071609256">e-ISSN 2829-1158</a>; yang memuat hasil penelitian, studi pustaka, artikel maupun tulisan lain terkait bidang kesehatan khususnya bidang teknologi laboratorium medik yang meliputi Parasitologi, Immunoserologi, Virologi, Bakteriologi, Kimia Klinik, Toksikologi, Hematologi, Analisa Makanan dan Minuman, teknologi pendidikan bidang laboratorium, manajemen laboratorium serta disiplin ilmu yang terkait lainnya. Jurnal ini merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Poltekkes Kemenkes Palembang yang dikelola Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Palembang. Jurnal ini diterbitkan setiap 6 bulan sekali (April dan Oktober).</p> <p><input id="ext" type="hidden" value="1"><input id="ext" type="hidden" value="1"><input id="ext" type="hidden" value="1"></p> <p><input id="ext" type="hidden" value="1"><input id="ext" type="hidden" value="1"><input id="ext" type="hidden" value="1"></p> https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/1922 PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PEROKOK AKTIF DAN PASIF DI TERMINAL BULUPITU PURWOKERTO 2025-01-08T05:09:04+00:00 Syifani Aulia Ahnaf Athala syifaniathala7@gmail.com Retno Sulistiyowati retno@gmail.com Tantri Analisawati Sudarsono tantri@gmail.com Kurnia Ritma Dhanti kurnia@gmail.com <p>Rokok mengandung berbagai macam zat kimia berbahaya salah satunya adalah nikotin. Zat tersebut dapat menstimulasi sistem simpatis adrenal yang menyebabkan peningkatan sekresi adrenalin di korteks adrenal dimana bagian ini merupakan tempat medulla adrenal berperan menghasilkan hormon adrenalin dan non-adrenalin saat <em>stress </em>yang dapat meningkatkan konsentrasi serum <em>free fatty acid</em> (FFA), lebih lanjut merangsang sintesis dan sekresi kolesterol di hati, seperti: mensekresi <em>very low-density lipoprotein</em> (VLDL) di hati dan dengan demikian meningkatkan kadar trigliserida darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui&nbsp; perbedaan kadar trigliserida pada perokok aktif dan pasif di Terminal Bulupitu Purwokerto Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian ini adalah&nbsp; <em>observasional </em>analitik menggunakan desain penelitian <em>cross sectional </em>dengan jumlah sampel sebanyak 24 orang responden yang diperoleh menggunakan <strong>metode</strong> <em>purposive sampling</em>. Pemeriksaan kadar trigliserida dalam darah menggunakan fotometer<em>.</em> <strong>Hasil</strong> penelitian ini menggunakan uji T <em>independent</em> didapatkan rata-rata kadar trigliserida pada perokok aktif sebesar 154,96 mg/dL, sedangkan pada perokok pasif didapatkan hasi sebesar 104,70 mg/dL. Kesimpulannya secara rerata terdapat perbedaan rerata antara kadar trigliserida pada perokok aktif dan pasif di Terminal Bulupitu Purwokerto Kabupaten Banyumas.</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2607 HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING KREMI (Enterobius vermicularis) PADA ANAK PANTI ASUHAN DI KELURAHAN SUKABANGUN KOTA PALEMBANG TAHUN 2024 2025-01-08T05:09:04+00:00 M. Fauzan Aditya Tama mfauzanadityatama@gmail.com Asrori Asrori Asrori@gmail.com Anton Syailendra anton@gmail.com Erwin Edyansyah erwinedyansyah@poltekkespalembang.ac.id <p><strong>Latar Belakang: </strong>Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum dan menyebabkan gangguan kesehatan. Infeksi cacing dapat disebabkan oleh beberapa jenis cacing parasit, salah satunya adalah <em>Enterobius vermicularis</em>. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya menjaga kebersihan diri. <strong>Tujuan Penelitian: </strong>Diketahuinya hubungan <em>Personal hygiene</em> dengan kejadian infeksi cacing kremi (Enterobius vermicularis) pada anak panti asuhan di Kelurahan Sukabangun Kota Palembang tahun 2024. <strong>Metode Penelitian: </strong>Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan <em>cross sectional</em> dengan teknik <em>Proportional</em> <em>Random sampling</em> dengan sampel berjumlah 33 anak.<strong> Hasil Penelitian:</strong> Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 6 dari 33 anak (18,2%) yang positif infeksi cacing kremi (<em>Enterobius vermicularis</em>). Berdasarkan kebiasaan mencuci tangan didapatkan <em>p</em> value = 0,00 (p&lt;0,05) yang berarti terdapat hubungan dengan kejadian infeksi cacing kremi (<em>Enterobius vermicularis</em>). Berdasarkan kebiasaan mengganti pakaian didapatkan <em>p</em> value = 0,00 (p&lt;0,05) yang berarti terdapat hubungan dengan kejadian infeksi cacing kremi (<em>Enterobius vermicularis</em>). Berdasarkan kebiasaan menggigit kuku didapatkan <em>p</em> value = 0,00 (p&lt;0,05) yang berarti terdapat hubungan dengan kejadian infeksi cacing kremi (<em>Enterobius vermicularis</em>). <strong>&nbsp;Kesimpulan</strong>: Hubungan <em>personal hygiene</em> dengan kejadian infeksi cacing kremi (<em>Enterobius vermicularis</em>) memiliki hubungan bermakna dengan nilai (p&lt;0,05) terhadap kejadian infeksi cacing kremi (<em>Enterobius vermicularis</em>) antara lain; kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan mengganti pakaian dan kebisaan menggigit kuku.</p> <p>&nbsp;</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2100 PREVALENSI PENDERITA TUBERKULOSIS DI POLI DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (DOTS) RSUD CIDERES 2025-01-08T05:09:04+00:00 Crystian Dwi Prananda crystiandwiprananda30@gmail.com Iis Kurniati iis@gmail.com Hafizah Ilmi Sufa hafizah@gmail.com Mohamad Firman Solihat solihat@gmail.com <p><strong>Latar Belakang: </strong>Berdasarkan laporan kegiatan layanan TB <em>Directly Observed Treatment, Short-course</em> (DOTS) di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres penemuan suspek penderita BTA tahun 2021 ada 339 kasus yang dicurigai menderita BTA, 32 di antaranya positif BTA. Tahun 2022, 160 kasus dicurigai menderita BTA, 100 di antaranya positif BTA. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi penderita Tuberkulosis paru BTA Positif di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres pada bulan Agustus-Oktober 2023. <strong>Metode:</strong> Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel merupakan penderita Tuberkulosis paru BTA positif di RSUD Cideres Majalengka pada bulan Agustus – Oktober 2023.&nbsp; <strong>Hasil:</strong> Didapat bahwa pasien kejadian TB positif dengan persentase sebesar 70% ada pada pasien dengan karakteristik pendidikan SD - SMP, kurangnya pengetahuan tentang TB serta tidak memerlukan pencahayaan di dalam rumah. Kemudian untuk pasien yang memiliki hunian tak layak didapatkan kejadian TB positif sebesar 67%, pasien dengan rentang usia 41-70<sup>th</sup> keatas sebesar 63%. <strong>Kesimpulan:</strong> Berdasarkan usia, pasien TB positif di RSUD Cideres sebagian besar berusia 41 hingga 70 tahun, yang berjumlah 19 orang (63 %). Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar pasien TB positif laki-laki dan perempuan sama, dan 21 orang (70%) berdasarkan karakteristik pendidikan, dan 9 orang (30 %). Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar pasien TB positif berusia 41 hingga 70 tahun, yang berjumlah 19 orang (63 %). <strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Tuberkulosis, DOTS, BTA Positif</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2629 HUBUNGAN PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOL DAN DIASTOL PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG JAMBE PALEMBANG 2025-01-08T05:09:04+00:00 yusneli yusneli yusneli yusneli@poltekkespalembang.ac.id Itail Husna Basa itail@gmail.com Sri Sulpha Siregar sri@gmail.com Refai Refai refai@gmail.com <p><strong>Latar Belakang: </strong>Penyempitan serta kakunya dinding pembuluh darah akibat dari penumpukan kolesterol yang dapat menyebabkan tekanan darah sistol diastol meningkat. Pengetahuan, sikap dan perilaku merupakan faktor eksternal yang penting dalam penyokong&nbsp; terjadinya&nbsp; peningkatan kadar kolesterol sehingga peningkatan kadar&nbsp; kolesterol ini&nbsp; dapat mempengaruhi tensi darah sistol diastol.<strong>Tujuan penelitian</strong>: untuk mengetahui hubungan peningkatan kadar kolesterol dengan &nbsp;tekanan darah sistol&nbsp; diastol&nbsp; pada penderita hipertensi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Talang Jambe Palembang dilihat juga dari karakteristik faktor resiko yang dapat mempengaruhi yaitu: pengetahuan, sikap dan perilaku penderita itu sendiri.<strong> Metode:</strong> Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan model pendekatan/rancangan cross-sectional. Sampel penelitian adalah penderita hipertensi di PKM yang berada di kota Palembang dengan sampel sebanyak 36 penderita.Variabel independent karakteristik( pengetahuan, sikap dan perilaku), serta tekanan darah sistol diastol dan variabel dependent adalah kadar kolesterol. Pengukuran kadar&nbsp; kolesterol dengan alat kenza dengan pengukuran kolorimetrik enzimatik CHOD-PAP di Laboratorium BBLKM, pengukuran tensi darah sistol diastol dengan alat sphygmomanometer dan stateskop kemudian faktor resiko akan dilihat sekaligus dengan data dari hasil kuisioner yang di isi penderita. <strong>Has</strong><strong>il:</strong> hasil penelitian variabel independent karakteristik penderita dari 36 responden penderita&nbsp; hipertensi 35 responden (97,2%) dengan karakteristik&nbsp; pengetahuan baik, sebanyak 33 responden&nbsp; (91,7%) dengan&nbsp; karakteristik sikap baik, sebanyak 18 responden (50%)&nbsp; karakteristik perilaku sangat baik, variabel dependent&nbsp; kadar kolesterol rata-rata nilai diatas normal &nbsp;yaitu (207,75mg/dl) di mana nilai normal (&lt; 200 mg/dl), sedangkan rata-rata tekanan darah sistol dan diastol&nbsp; dalam kategori tinggi ( ≥ 140/99 ) di mana nilai normal tekanan darah sistol diastol (120/80 -139/90).&nbsp; <strong>Kesimpulan:</strong> kesimpulan penelitian&nbsp; bahwa terdapat hubungan yang siqnifikan antara faktor karakteristik (pengetahuan, sikap, perilaku) serta tekanan darah sistol diastol dengan kadar kolesterol pada penderita hipertensi.</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2104 POLA KEPEKAAN BAKTERI RESISTEN KATEGORI RESERVE PADA SPESIMEN MIKROBIOLOGIS DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG 2025-01-08T05:09:04+00:00 Novita Ajeng Triani novitaajengtriani@gmail.com Asep Dermawan asep@gmail.com <p><strong><em>Background:</em></strong> <em>Microbial resistance to antimicrobials is a global health problem. In 2017 WHO divided antibiotics into AWaRe categories: Access, Watch and Reserve. The reserve category is a reserve antibiotic, only available in advanced health care facilities, reviewed by pharmacists, and approved by the hospital's PGA and PPRA</em><em>. Therefore, the aim of this study was to determine the sensitivity pattern of reserve category antibiotic-resistant bacteria in microbiological specimens in hospitals Bandung Adventist. </em><strong><em>Methods</em></strong><em>:</em> <em>This research is a descriptive study, namely collecting data on events that have already occurred, taken from the results of culture examinations and bacterial sensitivity tests at the Bandung Adventist Hospital for the period August 2022 - August 2023 as secondary data, and primary data from September - October 2023</em><em>. </em><em>&nbsp;<strong>Results</strong>: Results research from 996 specimens sent to the laboratory, obtained 217 bacterial isolates (21.79%). Based on Gram staining, Gram negative was known to have a total of 169 isolates (77.89%), while Gram positive contained 48 isolates (22.11%). The most common susceptibility pattern of resistant bacteria in the reserve category in Gram negative was Acinetobacter baumannii, from 34 isolates 28 isolates were found to be resistant (82.35%), and Salmonella typhi from 4 isolates were all resistant (100%) to the antibiotic Cefepime. In the antibiotic Aztreonam, only Pseudomonas aeruginosa were used. Of the 31 isolates, 13 isolates were found to be resistant (41.93%), while in the Colistin class of antibiotics the most resistance was found in Pseudomonas aeruginosa, of the 31 isolates, 4 isolates were found to be resistant (12.90%). ). Of the Gram positives examined only the antibiotic Linezolid was found mostly in Staphylococcus aureus, from 29 isolates 3 isolates were found to be resistant (10.34%)</em><em>.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> : AWaRe, Acces, Watch, Reserve</em></p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2673 VARIASI WAKTU SIMPAN DARAH DONOR KEDALUWARSA PADA MEDIA AGAR DARAH TERHADAP DIAMETER ZONA HEMOLISIS STAPHYLOCOCCUS AUREUS 2025-01-08T05:09:04+00:00 Cheni Dwi Antika Putri Cheni Dwi Antika Putri cheni.dwiantika@gmail.com Handayani Handayani handayaniyani761@gmail.com Karneli Karneli karneli@poltekkespalembang.ac.id Fandianta Fandianta fandianta@poltekkespalembang.ac.id Dian Adhe Bianggo Naue dianadhe@poltekkespalembang.ac.id <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang </strong>Darah domba merupakan <em>gold standar </em>pada pembuatan media agar darah, namun darah domba yang telah diproses defibrinasi dijual secara komersial dengan harga yang sangat mahal. &nbsp;Darah manusia mengandung zat yang mirip dengan darah domba dan dapat digunakan sebagai alternatif bahan dari pembuatan media agar darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu simpan darah donor yang kedaluwarsa pada pembuatan media agar darah terhadap diameter zona hemolisis bakteri <em>Staphylococcus aureus.</em>&nbsp;<strong>Metode</strong>&nbsp;penelitian<strong>&nbsp;</strong>yang digunakan adalah jenis kuasi eksperimental dengan objek penelitian berupa diameter zona hemolisis bakteri <em>Staphylococcus aureus.</em>&nbsp;<strong>Hasil penelitian</strong>&nbsp;didapatkan rata-rata diameter zona hemolisis <em>Staphylococcus aureus</em>&nbsp;pada media agar darah donor kedaluwarsa 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu adalah 10,67 mm; 10,50 mm; 10,00 mm; dan 10,00 mm. Berdasarkan hasil uji ANOVA didapatkan <em>p-value </em>0,941 (P &gt; 0,05). <strong>Kesimpulan </strong>dari penelitian ini yaitu tidak ada pengaruh pada media agar darah donor kedaluwarsa 1-4 minggu terhadap besar diameter zona hemolisis <em>Staphylococcus aureus</em>.</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2151 ANALISIS UNIT COST PEMERIKSAAN BREAKPOINT CLUSTER REGION - ABELSON (BCR-ABL) DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG 2025-01-08T05:09:04+00:00 Gusti Putra Permana permana.gusti@gmail.com Ira Gustira Rahayu ira@gmail.com Entuy Kurniawan entuy@gmail.com Rohayati Rohayati Rohayati@gmail.com <p><strong>Latar Belakang: </strong><em>Breakpoint Cluster Region Abelson (</em>BCR-ABL) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi ekspresi fusi protein BCR-ABL yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada atau tidaknya Kromosom Philadelphia (Ph 1 chr). RSUP Dr. Hasan Sadikin melakukan pemeriksaan BCR-ABL dengan metode<em>&nbsp;</em>PCR. Harga pemeriksaan ini terhitung mahal dan tidak ditanggung&nbsp;Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga laboratorium harus melakukan <em>pooling</em>&nbsp;sampel untuk menekan <em>unit cost</em>&nbsp;hal ini menyebabkan waktu tunggu hasil pemeriksaan BCL-ABL menjadi 1 bulan. Terdapat metode lain pemeriksaan&nbsp;BCR-ABL&nbsp;yaitu Tes Cepat Molekuler (TCM) yang diwakili <em>GenXpert</em>&nbsp;yang memiliki&nbsp;sensitivitas yang sama dengan metode PCR. Dengan metode TCM pemeriksaan ini dapat segera dikerjakan dan hasil dapat dikeluarkan pada&nbsp;hari yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk&nbsp;mengetahui efisiensi unit cost pemeriksaan BCR-ABL menggunakan TCM dibandingkan dengan PCR.<strong>&nbsp;</strong><strong>Metode:</strong>&nbsp;Jenis penelitian ini adalah deskriptif secara kuantitatif&nbsp;dengan desain menghitung <em>u</em><em>nit cost</em>&nbsp;berdasarkan biaya-biaya dari aktivitas yang dilakukan dari pemeriksaan PCR dan TCM mulai dari pasien datang hingga keluar hasil. Populasi dari penelitian ini adalah reagen PCR BCR-ABL dan TCM BCR-ABL di logistik laboratorium dan sedangkan sampel dari penelitian ini adalah pasien yang diperiksa BCR-ABL di RSUP Dr. Hasan Sadikin.&nbsp;<strong>Hasil:</strong>&nbsp;Diperoleh&nbsp;<em>unit cost</em>&nbsp;dari pemeriksaan BCR ABL metode TCM yaitu Rp.2.338.246,00&nbsp;dan <em>unit cost</em>&nbsp;dari pemeriksaan BCR ABL metode PCR yaitu &nbsp;Rp.6.816.739,00&nbsp;dengan selisih&nbsp;selisih Rp.4.502.460.00. <strong>Kesimpulan: </strong>Bahwa metode TCM adalah yang paling efektif dan efisien untuk pemeriksaan BCR-ABL&nbsp;dengan&nbsp;harga yang lebih murah dan waktu tunggu pemeriksaan lebih cepat. <strong>Kata Kunci : BCR ABL, </strong><strong><em>&nbsp;Unit Cost </em></strong><strong>, Tes Cepat Molekuler</strong></p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2571 POLA KUMAN DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN RESISTENSI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH 2025-01-08T05:09:05+00:00 Mustopa . Raden mustopa.rm@poltekkesjambi.ac.id Sholeha Rezekiyah shileha@gmail.com Ekawira Armizan ekawira@gmail.com <p><strong><em>Background: </em></strong><em>Urinary tract infections are still a health problem because the morbidity and mortality rates are still quite high. Urinary tract infections (UTIs) are the second most common infectious disease after respiratory infections. UTI can also occur in all ages, from children to adults. UTI can be caused by gram-negative or gram-positive bacteria as well as fungi. This research aims to identify the germs that cause UTI and find out which types of antibiotics are sensitive and resistant through examining urine cultures of UTI sufferers and to find out the factors that cause resistance. </em><strong><em>Method</em></strong><em>: This research design is analytical descriptive. The research was conducted in the Bacteriology laboratory, medical laboratory technology department, Health Polytechnic, Ministry of Health, Jambi.&nbsp; </em><strong><em>Results</em></strong><em>: Based on gender, there were 20 male respondents (33%) while there were more female respondents, namely 40 (67%). The age range of respondents was 1 to 67 years with an average of 19 years, with the highest number of UTI cases aged 1-15 years, namely 63%. The most common germ pattern that causes UTI is E. Coli bacteria 29 (48%) followed by Staphylococcus epidermidis bacteria 18%. Of the bacterial forms, 28% are cocci and 72% are rods. </em><strong><em>Conclusion</em></strong><em>: The germ pattern that causes urinary tract infections is caused by 9 species of bacteria, the most common being E. Coli bacteria at 48% and the second being Staphylococcus epidermidis (18%). UTIs often occur in women and based on age, most occur in children 1-15 years. </em></p> <p>&nbsp;</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2677 GAMBARAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT ANTARA LARUTAN TURK DAN LARUTAN TURK MODIFIKASI DENGAN PENAMBAHAN AIR PERASAN JERUK 2025-01-08T05:09:05+00:00 hamril dani hamrildani123@gmail.com Sri Hartini Harianja sri@gmail.com Mardyana Nizar nizar@gmail.com Tarisa Suma Lestari tarisa@gmail.com <p>Hematological examination that is often done is counting the number of leukocytes, which is carried out using turk's solution. The high number of inspections causes more waste. To anticipate this condition, research is conducted to find an alternative to Turk's solution. The purpose of this study was to determine the difference in the number of leukocytes between the turk solution and the modified turk solution by adding lime juice and beetroot juice. This type of research is observational. The research population is the TLM Department of Health Poltekkes, Palembang in 2021 with sample of 10 students. The sampling technique used is purposive sampling. The leukocyte count was done manually. The results were analyzed by T-independent test. The results of the number of leukocytes with turk's solution an average of 7.215, the number of leukocytes with modified turk's solution an average of 6.140 with a P-value of 0.920. The conclusion is there is no significant difference in the number of leukocytes between the turk solution and the modified turk solution by adding lime juice and beetroot juice, lime juice at concentration of 2% is best at lysing erythrocytes, beetroot juice at concentration of 1% is best at giving color to leukocytes.</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2569 GAMBARAN RHEUMATOID FACTOR (RF) PADA WANITA PRA LANSIA DI RSUD ABDOEL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA 2025-01-08T05:09:05+00:00 Diva Arashelly Yusena divaara21@gmail.com Dwi Setiyo Prihandono dwi@gmail.com Nurul Anggrieni nurul@gmail.com <p><strong>Latar Belakang</strong><em> Rematoid faktor</em> (RF) pada wanita pra-lansia adalah penanda autoantibodi yang penting dalam diagnosis <em>Rheumatoid Arthritis </em>(RA). Wanita pada usia ini cenderung memiliki respon imun yang meningkat terhadap self antigen, dipengaruhi oleh perubahan hormonal seperti menopause, yang dapat memicu autoimunitas. <strong>Tujuan :</strong> Pemeriksaan <em>Rheumatoid Factor</em> (RF) pada lansia bertujuan untuk deteksi dini penyakit kronis seperti <em>Rheumatoid Arthritis </em>(RA). Adapun tujuan penelitian Mengetahui gambaran <em>Rheumatoid Factor </em>(RF) pada wanita pra lansia di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. <strong>Metode :</strong> Tehnik pengambilan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tehnik total sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 wanita pra lansia yang melakukan pengambilan darah di laboratorium RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan semi kuantitatif dengan menggunakaan analisa univariate<strong>. &nbsp;Hasil :</strong> penelitian menunjukkan bahwa 10% dari responden menunjukkan hasil positif untuk <em>Rheumatoid Factor </em>(RF), sementara 90% lainnya negatif. Faktor penyebab hasil positif meliputi pekerjaan, riwayat keluarga dengan penyakit sendi, lingkungan tempat tinggal, penggunaan obat-obatan, dan nyeri sendi persisten. Pentingnya faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup dalam patogenesis <em>Rheumatoid Factor </em>(RF).</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement##