https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/issue/feedJournal of Medical Laboratory and Science2025-08-02T14:53:43+00:00JMLSjmls@poltekkespalembang.ac.idOpen Journal Systems<p>Journal of Medical Laboratory and Science dengan <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20220330071609256">e-ISSN 2829-1158</a>; yang memuat hasil penelitian, studi pustaka, artikel maupun tulisan lain terkait bidang kesehatan khususnya bidang teknologi laboratorium medik yang meliputi Parasitologi, Immunoserologi, Virologi, Bakteriologi, Kimia Klinik, Toksikologi, Hematologi, Analisa Makanan dan Minuman, teknologi pendidikan bidang laboratorium, manajemen laboratorium serta disiplin ilmu yang terkait lainnya. Jurnal ini merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Poltekkes Kemenkes Palembang yang dikelola Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Palembang. Jurnal ini diterbitkan setiap 6 bulan sekali (April dan Oktober).</p> <p><input id="ext" type="hidden" value="1"><input id="ext" type="hidden" value="1"><input id="ext" type="hidden" value="1"></p> <p><input id="ext" type="hidden" value="1"><input id="ext" type="hidden" value="1"><input id="ext" type="hidden" value="1"></p>https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2817AIR PERASAN JERUK LEMON SEBAGAI ALTERNATIF REAGEN PANDY PADA PEMERIKSAAN PROTEIN CAIRAN LIQUOR CEREBROSPINALIS2025-07-07T06:38:56+00:00Rina Oktavianirina07oktaviani@gmail.comAni Riyaniani_riyanianalis@yahoo.comFitri Fadhilahfitrifadhilahssimkes@gmail.comSiti Nur Inayahsn.inayah@ymail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Protein di dalam cairan <em>liquor cerebrospinalis</em> (LCS) pada kondisi normal konsentrasinya sedikit, untuk mengukurnya dapat diperiksa dengan metode Pandy. Asam sitrat di dalam jeruk lemon merupakan senyawa bersifat asam lemah, serupa dengan sifat keasaman larutan fenol jenuh di dalam reagen Pandy, dan larutan yang bersifat asam dapat mendenaturasi protein. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi air perasan jeruk lemon sebagai pengganti reagen Pandy dalam uji protein cairan LCS.<strong> Metode:</strong> Eksperimen komparatif dengan sampel air perasa jeruk lemon konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. <strong>Hasil:</strong> Berdasarkan uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai sig. 1.000 pada pemeriksaan protein cairan LCS secara kualitatif tetapi secara semi kuantitatif diperoleh nilai sig. <.001. Kemudian, berdasarkan pengujian 0-4 minggu menggunakan air perasan jeruk lemon penyimpanan pada suhu 2-8<sup>o</sup>C diperoleh nilai sig. 1.000.<strong> Kesimpulan:</strong> Air perasan jeruk lemon optimal dan dapat digunakan sebagai alternatif reagen Pandy pada pemeriksaan protein cairan LCS secara kualitatif tetapi tidak optimal dan tidak dapat digunakan secara semi kuantitatif, dan air perasan jeruk lemon stabil selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 2-8<sup>o</sup>C.</p>2025-07-07T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2820GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI LABORATORIUM KLINIK SHIFA FARMA CIANJUR2025-07-08T15:42:20+00:00Rika Rasmiatirikarasmiati@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi menular yang diakibatkan oleh bakteri <em>Mycobacterium tuberculosis</em>, penyakit ini dapat ditransmisikan melalui udara. Penyembuhan TBC umumnya berlangsung selama 6 bulan dengan pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT), penggunaan OAT seringkali menimbulkan efek samping berupa gangguan hematologi yang berpotensi menyebabkan anemia yaitu kondisi yang ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin (Hb). Penelitian ini menganalisis kadar Hb pada pasien TBC paru yang menjalani terapi OAT. <strong>Metode:</strong> Studi deskriptif dengan sampel yang digunakan yaitu pasien TBC paru yang menjalani pengobatan di klinik dr. Rukun Sutrisno. <strong>Hasil:</strong> Pada fase intensif, 75% subjek mengalami penurunan Hb, 25% memiliki kadar normal, dan tidak ada peningkatan Hb. Pada fase lanjutan, persentase penurunan Hb meningkat menjadi 85%, dengan 15% kadar normal dan tetap tidak ada peningkatan.<strong> Kesimpulan:</strong> Terapi OAT berasosiasi dengan penurunan kadar Hb yang progresif selama pengobatan yang menyebabkan anemia.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Tuberkulosis, Anemia, Hemoglobin</p>2025-04-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2882ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN2025-07-08T15:42:34+00:00Erwin Edyansyaherwinedyansyah@poltekkespalembang.ac.idAsrori Asroriasrori123@poltekkespalembang.ac.idAbdul Mutholibabdul@gmail.comHandayani HandayaniHandayani@gmail.comNurhayati NurhayatiNurhayati@gmail.comAlika Padia Ramadanalika@gmail.com<p><strong>La</strong><strong>t</strong><strong>a</strong><strong>r Belakang: </strong>Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai Tindakan atau upaya yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan tujuan memberikan kepuasan kepada pasien (pelanggan) atau karyawan. Evaluasi terhadap kualitas pelayanan dilakukan secara berkala untuk memastikan kepuasan masyarakat. Faktor kualitas pelayanan memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan pasien, sehingga perbaikan fasilitas dan sistem pelayanan menjadi langkah penting dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas pasien. <strong>Tujuan Penelitian: </strong>Menganalisis kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien. <strong>Metode Penelitian: </strong>Penelitian ini bersifat analitik menggunakan pendekatan crossectional. Alat ukur yang digunkan yaitu kuesioner menggunakan skala likert. Teknik sampling yang digunakan adalah <em>accidental sampling</em>. <strong>Hasil Penelitian: </strong>Kepuasan pasien didapatkan hasil puas dengan nilai 41,9% dan sangat puas dengan nilai 58,1%. Aspek bukti fisik <em>p-value </em>(0,175), kehandalan <em>p- value </em>(0,574), kesigapan <em>p-value </em>(0,419), jaminan <em>p-value </em>(0,072), dan empati <em>p-value </em>(0,175), secara statistik tidak berpengaruh signfikan terhadap kepuasan pasien dalam pelayanan di laborotatorium dengan <em>p-value </em>> 0,05. <strong>Kesimpulan: </strong>Aspek bukti fisik, kehandalan, kesigapan, jaminan, dan empati secara statistik tidak berpengaruh signfikan terhadap kepuasan pasien dalam pelayanan di laborotatorium dengan p-value> 0,05. tingkat kepuasan, mayoritas responden merasa sangat puas sebanyak 58,1%.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2948GAMBARAN KADAR GSH PADA MAHASISWA PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG2025-07-08T15:41:38+00:00Andind Rahadatul Aisyandind@gmail.comAnton Syailendraantonsyailendra@poltekkespalembang.ac.idFandianta Fandiantafandianta@poltekkespalembang.ac.idErisa Febrianierisa@gmail.comYusneli YusneliYusneli@gmail.com<p><strong>Belakang: </strong>Tubuh manusia memproduksi radikal bebas (ROS, <em>Reactive Oxygen Species;</em> RNS, <em>Reactive Nitrogen Species</em>)<em> secara</em> alami, namun kelebihan produksinya tanpa diimbangi dengan jumlah antioksidan yang cukup dapat menyebabkan stres oksidatif yang merusak sel dan memicu penyakit degeneratif. Antioksidan, seperti glutathione (GSH), penting untuk menetralkan radikal bebas dan menjaga keseimbangan redoks. <strong>Tujuan Penelitian: </strong>untuk mengetahui kadar GSH pada mahasiswa Prodi D-III Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun 2025. <strong>Metode Penelitian: </strong>Penelitian bersifat analitik observasional dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Subjek penelitian adalah 60 orang mahasiswa. Data penelitian diperoleh dari pemeriksaan laboratorium dan kuisioner yang di isi oleh 60 responden. Variabel dependent (kadar GSH) dan variable independent (aktivitas fisik, jenis kelamin. dan durasi tidur) diukur satu kali secara bersamaan pada setiap subjek. <strong>Hasil Penelitian: </strong>Dari 60 responden, didapatkan didapatkan 37 mahasiswa (61.7%) dengan nilai kadar GSH normal dan 23 mahasiswa (38.3%) dengan nilai kadar GSH tidak normal. Terdapat 1 mahasiswa (100%) melakukan aktivitas fisik aktif memiliki kadar GSH normal dan 59 lainnya yang melakukan aktivitas fisik tidak aktif terdapat 37 mahasiswa (62.7%) memiliki kadar GSH normal Sedangkan 22 mahasiswa (37.3%) memiliki kadar GSH tidak normal. Dari 13 mahasiswa laki-laki, 6 orang (46,2%) memiliki kadar GSH normal dan 7 orang (53,8%) tidak normal. Dari 47 mahasiswa perempuan, 32 orang (68,1%) memiliki kadar GSH normal dan 15 orang (31,9%) tidak normal. Pada kelompok durasi tidur baik, 21 mahasiswa (61,8%) memiliki kadar GSH normal dan 13 orang (38,2%) tidak normal dan pada kelompok tidur buruk, 17 mahasiswa (65,4%) memiliki kadar GSH normal dan 9 orang (34,6%) tidak normal. <strong>Kesimpulan:</strong> Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kadar GSH pada mahasiswa Prodi D-III Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Palembang tahun 2025 adalah 373,3 µg/mL, dengan 61,7% mahasiswa memiliki kadar GSH normal dan 38,3% tidak normal. <strong>Saran: </strong>Mahasiswa disarankan menjaga pola hidup sehat makanan bergizi, aktivitas fisik seimbang, dan tidur cukup untuk mempertahankan kadar GSH optimal. Peneliti selanjutnya dianjurkan menggunakan sampel lebih besar dan variabel lebih beragam dalam penelitian GSH.</p> <p>Kata Kunci: <em>Glutathione Sulphydril</em>, aktivitas fisik, durasi tidur</p>2025-04-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2932GAMBARAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SITI FATIMAH AZ-ZAHRA PROVINSI SUMATERA SELATAN2025-07-08T15:41:55+00:00Ana Amira Maharanianaamiramaharani@gmail.comRefai RefaiRefai@gmail.comHamril Danihamril@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Demam tifoid yang disebabkan oleh <em>Salmonella typhi</em> menyebabkan peradangan akibat invasi bakteri yang memicu pelepasan berbagai sitokin inflamasi sehingga merangsang hepatosit untuk mensintesis protein fase akut seperti <em>C-Reaktif Protein </em>(CRP). CRP akan meningkat dengan cepat selama peradangan biasa maupun peradangan sistemik baik dengan adanya gejala klinis mulai dari yang ringan hingga berat, tanpa gejala hingga gambaran klinis yang khas dengan komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar CRP pada pasien demam tifoid di RSUD Siti Fatimah Az-Zahra Provinsi Sumatera Selatan.</p> <p><strong>Metode:</strong> Jenis penelitian bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data primer dari hasil pemeriksaan di laboratorium RSUD Siti Fatimah Az-Zahra Provinsi Sumatera Selatan Maret-April 2025. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling pada 30 pasien. Metode pemeriksaan yang digunakan ialah metode slide aglutinasi latex<strong>. Hasil:</strong> Gambaran distribusi frekuensi kadar CRP tidak normal sebesar 70,0%. Kategori lamanya demam (≤ 1 minggu) kadar CRP tidak normal sebesar 57,1 %. Kategori lamanya demam (> 1 minggu) kadar CRP tidak normal sebesar 100,0 %. Kategori ada komplikasi kadar CRP tidak didapatkan 0,0 %. Kategori tanpa komplikasi kadar CRP tidak normal sebesar 70,0 %. <strong>Kesimpulan:</strong> Berdasarkan analisa, pasien demam tifoid sebagian besar disertai dengan peningkatan kadar CRP.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2809The COMPARISON OF THE QUALITY OF MALARIA PREPARATIONS FLOODED WITH SOAKED IN GIEMSA SOLUTION2025-07-08T15:42:49+00:00Elviani Mutiara Hoy Yulianaelvianiyuliana04@gmail.comYuliansyah Sundara Muliamulia@gmail.comSulaeman SulaemanSulaeman@gmail.comIis Kurniatikurniati@gmail.com<p><strong><em>: </em></strong><em>Malaria is an infectious disease caused of Plasmodium. Microscopic diagnosis by examining thick and thin blood smears stained with Giemsa is that still the "gold standard". Giemsa is generally given by immersing entire blood stock as in the procedure for making malaria preparations and Giemsa has given by soaking in Giemsa paint as in the procedure making cytology preparations. The aim of this study to determine the quality of malaria preparations stained using the technique of being soaked in Giemsa solution to compare of malaria preparations stained using the technique of being soaked in Giemsa solution. The type of research used was a quasi-experiment with a static group comparison design, 80 preparations were made of 40 blood samples containing Plasmodium which were stained using the flooding technique and soaked in Giemsa solution. From the research carried out, the results of staining using the immersion technique were 35 preparations of good quality and 5 preparations of poor quality and staining using the immersion technique contained 48 preparations of good quality and 2 preparations of poor quality. The results of statistical tests </em><em>using the Mc Nemar test obtained a sig value. of 0.453 (> 0.05). The result of this research can be concluded that there is no significant difference between preparations stained using the flooding technique and immersion in Giemsa solution.</em></p>2025-04-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2933ANALISIS HASIL QUALITY CONTROL PEMERIKSAAN ELEKTROLIT BERDASARKAN ATURAN WESGRAD DILABORATORIUM RUMAH SAKIT2025-07-08T15:41:16+00:00Bastian Bastianbastiandarwin51@gmail.comFeronica Putri PratamaPratama@gmail.comDewi HartatiHartati@gmail.com<p><strong>Latar Belakang</strong> : Peningkatan mutu internal (PMI) merupakan kegiatan pemantauan dan pencegahan rutin yang dilakukan oleh laboratorium untuk meminimalkan terjadinya kesalahan guna mencapai hasil pengujian yang akurat. Sebelum dilakukannya pemeriksaan tentunya dilakukan terlebih dahulu quality control untuk menjaga kualitas hasil yang akan dikeluarkan. Berbagai penerapan yang dilakukan seperti memantau grafik Levey Jenning, mengikuti aturan Westgard dan mencatat koefisien variasi (CV%) untuk tujuan pengendalian kualitas internal. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui analisis hasil quality control pemeriksaan elektrolit berdasarkan aturan wesgrad di Laboratorium Rumah sakit. <strong>Metode Penelitian</strong> : Deskriptif Kuantitatif, penelitian ini dilakukan di RS X dan RS Y. Dengan Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah data sekunder pada bulan Oktober-Desember 2023 dan Januari 2024 RS X dan RS Y. <strong>Hasil </strong>: Nilai akurasi pada pemeriksaan elektrolit pada RS X dan RS Y memiliki nilai bias yang baik ditandai dengan tidak ada nilai bias yang melebihi batas maksimal ±10%, Tingkat presisi pada pemeriksaan elektrolit pada RS X dan RS Y memiliki tingkat presisi yang sangat teliti karena memiliki nilai >1 , Evaluasi grafik levey-jenning menggunakan aturan wesgrad pada pemeriksaan elektrolit pada RS X banyak ditemukan kesalahan 1-2 S, 1-3 S, 10x sedangkan pada RS Y terjadi kesalahan 1-2 S, R-1 S dan 1-3 S <strong>Kesimpulan</strong> : pada penelitian ini penggunaan aturan wesgrad dalam hasil quality control pemeriksaan elektrolit sangat perlu dilakukan untuk menilai mutu suatu pemeriksaan.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jmls/article/view/2086KORELASI KADAR FERRITIN DAN KADAR IL-6 TERHADAP SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN COVID-19 DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG2025-08-02T14:53:43+00:00Monica Taniamonicatania6292@gmail.comBetty Nurhayatibetty@gmail.comEem Hayatieem@gmail.comAdang Durachimadang@gmail.com<p> <strong><em>Background</em></strong><em>: Covid-19 was first discovered in late 2019 in Wuhan, China caused by the coronavirus-2 or SARS-Cov-2. This virus causes a cytokine storm characterized by hyperferritinemia and increased IL-6 levels. Most Covid-19 patients require ventilator assistance due to severe pneumonia, alveoli damage, lung parenchyma damage, and the occurrence of Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) characterized by decreased oxygen saturation. </em><strong><em> Objective</em></strong><em>: to find a correlation between Ferritin levels and IL-6 levels on oxygen saturation.</em><strong><em> Methods</em></strong><em>: The type of research used is descriptive. The study population and samples were all patients of Advent Hospital Bandung who were admitted to the ICU room infected with Covid-19 with a positive PCR value with a CT value <40 and examined for Ferritin, IL-6 and oxygen saturation parameters in the period January-December 2021. And using the Spearman correlation statistical test. </em><strong><em>Results</em></strong><em>: It is known that the average Ferritin level is 1,528.04 ng/mL, the average IL-6 level is 238.35 pg/mL and the average oxygen saturation value has an average value of 90.1%, and there is a correlation between Ferritin levels and oxygen saturation of 29.7%, but there is no correlation between IL-6 levels and oxygen saturation. </em><strong><em>Conclusion</em></strong><em>: there is a correlation between Ferritin levels and oxygen saturation which has a weak level of relationship. </em><strong><em>Suggestion</em></strong><em>: Ferritin is recommended as an initial examination to indicate the good and bad condition of Covid-19 patients and can help clinicians in better and faster management of Covid-19 patients, because there is a relationship with oxygen saturation values.</em></p> <p> </p>2025-04-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##