JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP <p><strong>JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) </strong>was&nbsp;a journal published by the Health Polytechnic of the Palembang Ministry of Health, first published in 2007&nbsp;&nbsp;(ISSN:0126-107X) in printed form.&nbsp;Furthermore, JPP (Palembang Poltekkes Health Journal) was published in a printed version&nbsp;(p-ISSN: 2579-5325)&nbsp;and electronics 2018 (<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1535444965">e-ISSN:2654-3427</a>) .</p> <p>The focus of JPP's scientific fields are: Nursing, Midwifery, Dental Health, Pharmacy, Environmental Health, Nutrition, Public Health, and Health Analysts, published in June and December.</p> <p><strong>JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)</strong>&nbsp; was accredited Sinta 4 in Mei 2023.</p> POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG en-US JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) 2579-5325 <p>Copy Right dipegang oleh pengelola jurnal</p> Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Pasundan Samarinda Ulu https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/1903 <p><strong>Latar Belakang</strong> <strong>:</strong> Diabetes mellitus adalah penyakit tidak menular yang termasuk dalam kelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Orang dengan penyakit diabetes ini mengalami sejumlah komplikasi seperti pembuluh darah jantung, ginjal, dan stroke. Tingginya kadar gula darah dan resiko komplikasinya membuat setiap penderita diabetes mellitus ini mengalami kecemasan.</p> <p><strong>Metode</strong> <strong>:</strong> Metode penelitian secara kuantitatif dengan pendekatan <em>Cross Sectional. </em>Sampel penelitian berjumlah 174 responden ditentukan dengan <em>Simple Random Sampling. </em>Menggunakan kuesioner <em>Zung Self Rating Anxiety Scale </em>untuk mengukur tingkat kecemasan dan <em>GlucoDr </em>untuk mengukur gula darah sewaktu. Uji analisis bivariat uji <em>Kendall’s Tau C</em>.</p> <p><strong>Hasil</strong> <strong>:</strong> Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 118 orang (67,8%), tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 47 orang (27%), tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 8 orang (4,6%), dan tingkat kecemasan panik yaitu sebanyak 1 orang (0,6%). Penelitian menunjukkan dari 174 responden kadar gula darah normal yaitu sebanyak 88 orang (50,6%) dan kadar gula darah tidak normal sebanyak 86 orang (49,4%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,519 yang artinya memiliki hubungan kuat dan nilai <em>P value </em>0,000 &lt; (0,05).</p> <p><strong>Kesimpulan</strong> <strong>:</strong> Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Pasundan Samarinda Ulu.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Tingkat kecemasan, kadar gula darah, diabetes mellitus tipe 2</p> Ananda Saputra Ariyadi Taufik Septiawan ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 1 7 10.36086/jpp.v19i1.1903 Dampak Cyberbullying terhadap Risiko Bunuh Diri pada Remaja: Narrative Review https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2012 <p><strong>Latar Belakang:</strong> Komunikasi&nbsp; tanpa&nbsp; pengawasan dalam&nbsp; lingkup&nbsp; sosial&nbsp; akan&nbsp; menyebabkan&nbsp; berbagai&nbsp; macam&nbsp; penyimpangan,&nbsp; seperti <em>cyberbullying</em>.&nbsp; Banyak remaja mempunyai pengalaman sebagai korban <em>cyberbullying</em> hingga terjadinya resiko keinginan untuk bunuh diri. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan dampak cyberbullying terhadap resiko bunuh diri pada remaja.</p> <p><strong>Metode</strong>: studi ini menggunakan pendekatan <em>narrative review, </em>dengan menggunakan framework PCC. Pencarian artikel menggunakan <em>database </em>EbscoHost, PubMed, dan Search engine Google Scholar, dengan kata kunci menggunakan boolean operators, yaitu “<em>adolescents” </em>OR<em> “teenagers” </em>OR<em> “young adults” </em>AND “<em>cyberbullying”</em> AND “<em>social media”</em> AND “<em>suicidal ideation” </em>OR<em> “suicidal thoughts” </em>OR<em> “suicide”</em>. Kriteria inklusi yang diterapkan meliputi populasi usia remaja, publikasi artikel 2012-2022, <em>Full</em><em>-</em><em>text</em>, Bahasa inggris atau Indonesia. Studi dieksklusi jika topik tidak membahas cyberbullying dan kategori usia dewasa.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Enam studi yang dianalisis, ditemukan bahwa pada remaja yang mengalami <em>cyberbullying</em> dapat berdampak pada kejadian bunuh diri. Kaitan antara <em>cyberbullying</em> dengan kejadian resiko bunuh diri lebih tinggi terjadi pada siswa perempuan, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keterhubungan sekolah, kecerdasan emosional yang rendah, dan gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi alkohol dan merokok.</p> <p><strong>Kes</strong><strong>impulan:</strong> Temuan kami menyoroti bahwa <em>cyberbullying</em> adalah masalah sosial yang ada di seluruh dunia. Hasil temuan <em>narrative review</em> ini menunjukkan bahwa pengaruh <em>cyberbullying</em> berdampak terhadap kejadian perilaku bunuh diri pada remaja</p> Kurniawan Kurniawan Iyus Yosep Khoirunnisa Khoirunnisa Ai Mardhiyah Nurlaila Fitriani ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 8 16 10.36086/jpp.v19i1.2012 Pengaruh Pengetahuan dan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Bangkalan terhadap Perilaku Swamedikasi Antibiotik https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2142 <p><strong>Latar Belakang: </strong>Swamedikasi adalah praktik individu yang mengobati penyakitnya sendiri tanpa pengawasan medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan status sosial ekonomi terhadap praktik pengobatan sendiri yang melibatkan penggunaan antibiotik di masyarakat Bangkalan.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menggunakan kuesioner terstruktur menggunakan teknik snowball sampling untuk mengumpulkan data dari sampel representatif masyarakat Bangkalan. Kuesioner terdiri dari bagian pengetahuan tentang penggunaan antibiotik, kebiasaan pengobatan sendiri, dan faktor sosial ekonomi. Analisis statistik regresi dan uji korelasi, dilakukan untuk mengkaji hubungan antar variabel.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan masyarakat berada pada kategori yang cukup baik (41,4%), dengan kategori kelas menengah masyarakat Bangkalan (70,2%). Tindakan swamedikasi antibiotik yang dilakukan oleh masyarakat Bangkalan tergolong rasional dengan persentase 66,5%.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Berdasarkan Uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai signifikansi (p) dari ketiga variabel tersebut adalah p&lt;0,001 sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal, sehingga dilakukan uji korelasi Spearman. Dalam analisis tersebut, menunjukkan nilai signifikan p&lt;0,001, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan status sosial ekonomi dengan pengobatan sendiri dalam korelasi positif, semakin baik pengetahuan dan status sosial ekonomi, semakin rasional tindakan swamedikasi antibiotik.</p> April Nuraini Ratri Rokhani Nafisah Isnawati ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 17 24 10.36086/jpp.v19i1.2142 Perbedaan Teknik Pemasangan Tourniquet Terhadap Kadar Magensium Serum https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2144 <p style="text-align: justify;"><strong><em>Background:</em></strong><em> Magnesium is an electrolyte that plays an important role in the body's reactions, because if there is a lack or too much magnesium it will cause organ dysfunction and even a person's death. That is the reason why errors in magnesium measurements can create serious conditions for patients if laboratory results are inaccurate. The hemoconcentration state of the sample can influence the final results obtained. The aim of the study was to determine the difference between tourniquet application techniques and the results of serum magnesium levels.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Methods</em></strong><em>:</em> <em>This type of research is experimental research. In the first group of treatments, a tourniquet was dabbed which was maintained only until the vein could be accessed and the second group was dabbed with a tourniquet until the blood drawn reached the desired volume at the research object, measured and collected at the same time. Then the serum magnesium test was measured.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Results</em></strong><em>:Research results on differences in tourniquet application techniques in serum magnesium examination. This research involved 20 respondents with a total sample of 40 samples (respondents' blood was taken twice). The research results mean magnesium levels with the released tourniquet technique were 2.8 mg/dL, higher than the second intervention, namely the tourniquet technique which was maintained at 2.5 mg/dL. The statistical results of the paired T-test carried out obtained data with a p-value of 0.849, which means p-value &gt; 0.05.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Conclusion</em></strong><em>:</em> <em>There was no significant difference between magnesium levels with the tourniquet removed and the tourniquet maintained to a volume of 3 cc.</em></p> <p>&nbsp;</p> Hana Safitri Wieke Sri Wulan Ersalina Nidianti ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 25 32 10.36086/jpp.v19i1.2144 Kemampuan Ikan Black Skirt Tetra (Gymnocorymbus Ternetzi) Memangsa Larva Aedes Aegypti https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2164 <p><strong>Latar Belakang: </strong>Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit infeksi arbovirus yang endemis di Indonesia sepanjang tahun. Kementerian Kesehatan telah menetapkan penggunaan ikan predator larva sebagai program 3M Plus untuk menurunkan infeksi dengue.&nbsp; Tujuan penelitian adalah menganalisis kemampuan ikan black skirt tetra (<em>Gymnocorymbus ternetzi</em>) memangsa larva <em>Aedes aegypti</em>.</p> <p><strong>Metode: </strong>Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan desain <em>post test only control group design</em>. Eksperimen ini menggunakan 4 kelompok ikan, yaitu tetra merah, tetra oranye, dan tetra hijau. Ikan cupang serit sebagai kelompok kontrol. Pengujian&nbsp; dilakukan dengan cara akuarium&nbsp; kaca diisi 1 liter air, 1&nbsp; ekor ikan, dan 25 larva <em>Ae. aegypti</em> instar&nbsp; III. Replikasi&nbsp; setiap kelompok sebanyak 5 kali. Data jumlah larva yang dimangsa oleh ikan selama 20 menit dianalisis dengan sofware SPSS dengan uji Kruskall Wallis.&nbsp;</p> <p><strong>Hasil:</strong> Rerata jumlah larva yang dimangsa adalah ikan tetra merah (22,20 larva), ikan tetra hijau (18 larva), ikan tetra oranye (15,20 larva), dan ikan cupang serit (25 larva). Uji statistik <em>Kruskall Wallis </em>menunjukkan bahwa keempat ikan uji memiliki kemampuan yang berbeda nyata dalam memangsa larva <em>Ae. aegypti</em> dengan nilai <em>p </em>= 0,015 (<em>p </em>&lt; 0,05).</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Ikan tetra (<em>G. ternetzi</em>) yang memiliki kemampuan paling baik dalam memangsa larva <em>Ae. aegypti</em> dengan jumlah larva yang dimakan paling banyak selama 20 menit adalah ikan tetra merah, ikan tetra hijau, dan terakhir ikan tetra oranye</p> Bracovanca Diwayestara Bravimasta Ian Ardhiya Firmanto Hebert Adrianto ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 33 39 10.36086/jpp.v19i1.2164 Ketersediaan “Key Medicine” di Puskesmas Kota Palembang https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2180 <p>Abstrak</p> <p><strong>Latar Belakang </strong>: Key medicine adalah obat kunci yang menjad indikator dalam pelayanan obat. Kelompok ini merupakan obat yang dipilih untuk program&nbsp;kesehatan ibu, program kesehatan anak, penanggulangan dan pencegahan penyakit&nbsp;serta obat pelanyanan kesehatan dasar, jika obat ini tidak tersedia maka pelayanan&nbsp;kesehatan&nbsp;menjadi&nbsp;tidak&nbsp;optimal.&nbsp;Penelitian&nbsp;ini&nbsp;dilakukan&nbsp;dengan tujuan untuk&nbsp;mengetahui&nbsp;ketersediaannya, yang selanjutnya dalam artikel ini disebut obat indikator&nbsp;di Puskesmas&nbsp;kota Palembang&nbsp;tahun 2023.</p> <p><strong>Metode </strong>: Jenis penelitian yang dilakukan adalah non-eksperimental yang bersifat&nbsp;deskriptif, dengan data yang diambil dari pencatatan pada kartu stok yang terdiri&nbsp;dari 40 obat indikator. Di Kota Palembang terdapat 42 Puskesmas yang tersebar di&nbsp;18&nbsp;Kecamatan,&nbsp;maka&nbsp;akan&nbsp;dipilih&nbsp;sebanyak&nbsp;18&nbsp;Puskesmas&nbsp;di&nbsp;Kota&nbsp;Palembang&nbsp;yang&nbsp;mewakili&nbsp;per&nbsp;Kecamatan.</p> <p><strong>Hasil</strong><strong>&nbsp;</strong>:&nbsp;Persentase&nbsp;ketersediaan&nbsp;obat&nbsp;–&nbsp;obat&nbsp;indikator&nbsp;di&nbsp;Puskesmas&nbsp;kota&nbsp;Palembang&nbsp;sebesar 70,83% - 96,67% dimana 15 Puskesmas telah memenuhi standar dan 3&nbsp;Puskesmas&nbsp;belum memenuhi standar.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong><strong>&nbsp;</strong>:&nbsp;Semua&nbsp;Puskesmas&nbsp;sudah&nbsp;memiliki&nbsp;obat&nbsp;indikator,&nbsp;namun&nbsp;mash terdapat 3&nbsp;Puskesmas&nbsp;yang ketersediaannya dibawah 80%, dengan alasan tidak ada permintaan dalam waktu yang lama untuk jenis obat obat tersebut.&nbsp;</p> <p>&nbsp;<strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Background: Key drugs are become indicators in drug services. This group of drugs are selected for maternal health programs, child health programs, &nbsp;prevention and control </em><em>disease</em><em>&nbsp;</em><em>and basic health service drugs, if these drugs are not available then health services are not optimal. This study was conducted with the aim of knowing the availability, which hereinafter in this article is called indicator drugs in Palembang city health centers in 2023.</em></p> <p><em>Methods: The type of research conducted was non-experimental descriptive, with data taken from records on stock cards consisting of 40 indicator drugs. In Palembang City there are 42 </em><em>public </em><em>health centers</em><em>&nbsp;(PHC), named it PUSKESMAS. They were</em><em>&nbsp;spread across 18 sub-districts, so 18 health centers in Palembang City will be selected to represent each sub-district.</em></p> <p><em>Results: The percentage of availability of indicator drugs in Palembang</em><em>&nbsp;PHC</em><em>&nbsp;is 70.83% - 96.67% where 15 have met the standards and 3 Puskesmas have not met the standards.</em></p> <p><em>Conclusion: All </em><em>of PHC</em><em>&nbsp;already have indicator drugs, but there are still 3 whose availability is below 80%, with the reason that there is no demand in a long time for this type of drug</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> Sarmalina Simamora Sonlimar Mangunsong Ilham Sefriadi ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 40 47 10.36086/jpp.v19i1.2180 Potensi Growth Factor dalam Platelet Rich Plasma (PRP) sebagai Pengobatan Regeneratif: Tinjauan Pustaka https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2195 <p><strong>Latar Belakang: </strong>Platelet Rich Plasma (PRP) merupakan suatu bagian plasma dari darah yang diambil dari pasien itu sendiri (autologous) dengan kandungan konsentrasi platelet atau trombosit yang cukup tinggi yakni 3 sampai 5 kali lebih besar dari konsentrasi trombosit dalam darah. PRP memiliki kandungan Growth Factor (GF) yang melimpah, di antaranya <em>Platelet Derived Growth Factor</em> (PDGF), <em>Transforming Growth Factor</em> (TGF), <em>Vascular Endothelial Growth Factor</em> (VEGF), <em>Epithelial Growth Factor</em> (EGF) dan <em>Insulin-Like Growth Factor</em> (IGF) yang berfungsi mempercepat regenerasi endothelial, epitel, dan epidermal, merangsang angiogenesis, meningkatkan sintesis kolagen, penyembuhan jaringan, mengurangi jaringan parut pada kulit, dan meningkatkan respon hemostatik terhadap cedera. Berbagai studi baik in vitro maupun uji klinis menunjukkan bahwa pemberian PRP berpengaruh signifikan dalam penyembuhan cedera, perbaikan jaringan dan angiogenesis. Terapi PRP telah digunakan dalam dunia kesehatan sebagai pengobatan dalam berbagai penyakit yang berkaitan dengan pertumbuhan sel</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci : </strong>Plasma kaya trombosit, faktor pertumbuhan, pengobatan regeneratif</p> <p>&nbsp;</p> Septi Wulandari Desi Oktariana ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 48 55 10.36086/jpp.v19i1.2195 Antibodi Monoklonal Anti-CD38 (Daratumumab) dalam Terapi Kanker Mieloma Multipel https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2196 <p>Mieloma multipel (MM) merupakan jenis keganasan hematologi yang belum dapat dibudidayakan dan prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia. Antibodi monoklonal Anti-CD38, khususnya daratumumab, telah membuktikan efektivitasnya dalam pengobatan MM dengan memicu berbagai mekanisme anti tumor.</p> Salwa Nur Nur Afifah Desi Oktariana ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 56 62 10.36086/jpp.v19i1.2196 Hubungan Tingkat Kecemasan Dental dengan Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pengalaman Ekstraksi Gigi Di RSGM Universitas Andalas https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2209 <p><strong>Latar Belakang: </strong>Pencabutan gigi adalah salah satu perawatan yang sering menyebabkan kecemasan dental pada pasien. Kecemasan dental dapat menjadi masalah karena orang yang menderita kecemasan cenderung menunda atau membatalkan rencana perawatan. Terdapat banyak faktor kecemasan dental dapat terjadi pada pasien.</p> <p><strong>Metode:</strong> Desain&nbsp;&nbsp;&nbsp; penelitian&nbsp;&nbsp;&nbsp; ini&nbsp;&nbsp;&nbsp; adalah observasional analitik dengan pendekatan <em>cross -sectional</em>. Besar&nbsp; sampel pada&nbsp; penelitian&nbsp; ini&nbsp; berjumlah&nbsp; 117&nbsp; sampel&nbsp; dengan teknik <em>total sampling</em> dari&nbsp; pasien yang datang ke departemen bedah mulut dan memenuhi kriteria pemilihan. Penelitian&nbsp; ini&nbsp; dilakukan&nbsp; dengan&nbsp; wawancara&nbsp; yang&nbsp; menggunakan kuisioner&nbsp; <em>Modified Dental&nbsp;&nbsp; anxiety&nbsp;&nbsp; Scale – Dental Extraction Procedures</em> (MDAS-DEP)&nbsp;&nbsp; untuk&nbsp;&nbsp; mengukur&nbsp;&nbsp; tingkat&nbsp; kecemasan&nbsp; responden.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Mayoritas pasien memiliki tingkat kecemasan moderate (<em>moderate anxiety</em>) sebanyak 36 orang (59%). Tingkat kecemasan laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan (p&lt;0.05). Tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah (p&lt;0.05). Tidak ada hubungan antara pengalaman mencabut gigi sebelumnya dengan tingkat kecemasan (p&gt;0.05).&nbsp; <strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat hubungan tingkat kecemasan dengan jenis kelamin dan Pendidikan, tapi tidak terdapat hubungan tingkat kecemasan dengan pengalaman ekstraksi gigi.</p> Rahmi Khairani Aulia Mustika Arini Suci Rahmasari Afifarsyah Rayatama Putra ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 63 69 10.36086/jpp.v19i1.2209 Analisis Persepsi Manfaat Berdasarkan Teori Health Belief Model dengan Inisiasi Menyusui Dini dalam Pencegahan Stunting https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2233 <p><strong>Latar Belakang:</strong> Stunting merupakan salah satu bentuk kegagalan tumbuh kembang yang disebabkan penumpukan kekurangan gizi yang dimulai sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Pada tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6%, dengan Kabupaten Musi Rawas melaporkan angka sebesar 25,4%. Percepatan penurunan stunting dapat dilakukan dengan intervensi diet khusus dengan mendorong bayi untuk menerima Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Perilaku kesehatan dalam melaksanakan tindakan tersebut dapat dilaksanakan dengan meningkatkan persepsi ibu terhadap manfaat yang diperoleh. Penelitian ini untuk menganalisis manfaat yang dirasakan dari pemberian Inisiasi Menyusu Dini dalam pencegahan stunting di Kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawas.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan uji hipotesis perbedaan dua proporsi dan diperoleh 154 responden. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik ganda.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu (p=0,030) dan sikap (p=0,017) dengan tindakan IMD. Namun, umur, pendidikan, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tindakan IMD. Analisis multivarian menunjukkan sikap kurang baik sebesar 4,9 kali untuk tidak melakukan tindakan IMD dan dikontrol oleh variabel pengganggu pengetahuan dan pendapatan keluarga..</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Studi ini menunjukkan bahwa peningkatan persepsi ibu tentang manfaat melalui pendidikan pemerintah dan peningkatan pendapatan keluarga dapat memengaruhi persepsi mereka secara positif.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Inisiasi, menyusui, persepsi, manfaat, stunting</p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background:</em></strong> <em>Stunting is a form of growth and development failure caused by the accumulation of malnutrition that begins in the womb until the age of two years. In 2022, the prevalence of stunting in Indonesia was 21.6%, with Musi Rawas Regency reporting a figure of 25.4%. Acceleration of stunting reduction can be done with special dietary interventions by encouraging babies to receive </em><em>e</em><em>arly </em><em>i</em><em>nitiation</em><em> b</em><em>reastfeeding</em><em> (IMD)</em><em>. Health behavior in carrying out </em><em>these </em><em>actions can be implemented by increasing mothers' perceptions of the benefits obtained.</em><em> This study aims to analyze the perceived benefits of providing Early Breastfeeding Initiation in the prevention of stunting in Tuah Negeri District, Musi Rawas Regency</em></p> <p><strong><em>Methods</em></strong><em>: </em><em>This study used a quantitative method with a cross-sectional design. Samples were taken using purposive sampling with hypothesis testing of differences in two proportions and 154 respondents were obtained</em><em>.</em> <em>Data analysis using chi-square and multiple logistic regression.</em></p> <p><strong><em>Results</em></strong><em>:</em><em> There was a significant relationship between maternal knowledge (p=0.030) and attitude (p=0.017) with IMD actions. However, age, education, maternal occupation, family income, and number of family members did not have a significant relationship with IMD actions. Multivariant analysis showed unfavorable attitude was 4.9 times to not give IMD action and controlled by confounding variables of knowledge and family income</em></p> <p><strong><em>Conclusion</em></strong><em>:</em> <em>The study suggests that improving mothers' perceptions of benefits through government education and increased family income can positively influence their perceptions.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: </em><em>I</em><em>nitiation, breastfeeding, </em><em>perception, benefits</em><em>, stunting</em></p> Kiki Sulaningsi Esti Sri Ananingsih Ayu Febri Wulanda Nur Alam Fajar Rostika Flora ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 70 77 10.36086/jpp.v19i1.2233 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan MPASI dengan Stunting pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Sendang Ayu Kabupaten Lampung Tengah https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2156 <p><em>Stunting</em> merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh rendahnya asupan gizi. Tujuan penelitian ini adalah&nbsp; diketahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dan MPASI dengan <em>stunting</em> pada balita usia 6-24 bulan di Desa Sendang Ayu Kabupaten Lampung Tengah.</p> <p>Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian seluruh balita usia 6-24 bulan berjumlah 117 balita dengan sampel 80 balita menggunakan metode <em>simple random sampling</em>. Variabel independen yaitu&nbsp; ASI Eksklusif&nbsp; dan MPASI (usia pemberian, tekstur, frekuensi, porsi) sedangkan variabel dependen yaitu <em>stunting</em>. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan Uji <em>Chi Square.</em></p> <p>Dari 80 sampel diperoleh sebanyak 21 (26,3%) balita mengalami <em>stunting, </em>44 (55%) balita ASI Eksklusif, 58 (72,5%) balita mendapatkan&nbsp; usia pertama MPASI sesuai, 53 (66,3%) balita mendapatkan tekstur MPASI sesuai, 42 (52,5%) balita mendapatkan frekuensi MPASI sesuai dan 44 (55%) balita mendapatkan porsi MPASI sesuai. Hasil penelitian ada hubungan pemberian ASI Eksklusif (<em>ρ-value</em> = 0,01), usia pemberian MPASI <em>(ρ-value</em> = 0,001), frekuensi MPASI ( ρ-value = 0,000), dan&nbsp; porsi MPASI (<em>ρ-value</em> = 0,039) dengan <em>stunting</em>, sebaliknya tidak ada hubungan&nbsp; tekstur MPASI (<em>ρ-value</em> = 0,825) dengan <em>stunting </em>pada balita usia 6-24 bulan di Desa Sendang Ayu Kabupaten Lampung Tengah.</p> <p>Kesimpulan ada hubungan pemberian ASI Eksklusif, usia pemberian, frekuensi, dan porsi MPASI dengan <em>stunting</em>, sedangkan tekstur MPASI tidak ada hubungan dengan <em>stunting</em>. Saran bagi pihak puskesmas tingkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting melalui kegiatan emo demo praktik PMBA bagi sasaran dan keluarga.</p> Diah Permata Sari Abdullah Abdullah Alifiyanti Muharramah Uki Basuki ##submission.copyrightStatement## 2024-06-29 2024-06-29 19 1 78 85 10.36086/jpp.v19i1.2156 Peningkatan Kemampuan Menolak Ajakan Irasional dengan Problem-Solving Therapy dan Assertiveness Training pada Remaja Penyalahguna NAPZA https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/2172 <p>&nbsp;</p> <p>Remaja penyalahguna Napza berisiko tinggi kambuh ketika muncul ajakan menggunakan kembali Napza dari lingkungan sekitar terutama menghadapi masalah atau berada pada situasi berisiko setelah rehabilitasi. <em>Problem-solving therapy </em>dan <em>assertiveness training </em>merupakan tindakan keperawatan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menolak ajakan irasional, sehingga risiko kekambuhan pada remaja penyalahguna Napza menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh <em>problem-solving therapy </em>dan <em>assertiveness training </em>terhadap kemampuan menolak ajakan irasional pada remaja penyalahguna Napza yang mengikuti rehabilitasi. Desain penelitian yang digunakan adalah <em>quasi experimental pre-posttest without control. </em>Jumlah sampel 30 remaja dengan metode <em>consecutive sampling</em>. Responden mendapatkan tindakan keperawatan ners, <em>problem-solving therapy </em>dan <em>assertiveness training</em>. Instrument yang digunakan adalah <em>Drug Avoidance Self-Efficacy Scale</em> (DASES). Analisis data menggunakan <em>independent T-test, paired T-test, repeated ANOVA </em>dan <em>Pearson.</em> Hasil penelitian menunjukkan tindakan keperawatan ners yang dikombinasikan dengan <em>problem-solving therapy </em>dan <em>assertiveness training </em>mampu meningkatkan rata-rata kemampuan menolak ajakan irasional. Perawat ners dapat memberikan tindakan keperawatan ners koping individu tidak efektif dan perawat ners spesialis dapat mengkombinasikan tindakan keperawatan ners dengan <em>problem-solving therapy </em>dan <em>assertiveness training </em>untuk semakin meningkatkan kemampuan remaja penyalahguna Napza dan menurunkan risiko kekambuhan.</p> <p>&nbsp;</p> Adek Setiyani Budi Anna Keliat Mustikasari Mustikasari Yunita Astriani Hardayati ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 19 1 86 92 10.36086/jpp.v19i1.2172