Studi Penggunaan Obat Antibiotik Pada Pasien Pneumonia di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Kota Batam
Abstract
Latar Belakang : Tingkat resistensi antibiotik secara konsisten yang tertinggi adalah di Asia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil terapi antibiotika yang diterima pasien pneumonia dan mengidentifikasi adanya Drug Related Problems yang mungkin terjadi.
Metode : Penelitian ini dilakukan secara prospektif-retrospektif dengan metode time limited sampling selama periode 1 Januari - 30 Juni 2021. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah pasien pneumonia rawat inap baik CAP dan HAP usia ≥ 18 tahun, dengan atau tanpa komplikasi dan komorbid.
Hasil : Hasil penelitian dari 73 sampel menunjukkan bahwa pada pasien laki-laki lebih banyak megalamai CAP (53%) dan pada HAP lebih banyak terjadi pada pasien perempuan (60%) dengan distribusi usia tertinggi ≥ 60 tahun pada pasien CAP dan HAP serta lama perawatan CAP < 7 hari dan HAP 7-14 hari.
Kesimpulan : Terapi antibiotika tunggal yang sering digunakan adalah seftriakson untuk CAP (47%) dan HAP (40%), sedangkan kombinasi terbanyak pada CAP adalah seftazidim dengan levofloksasin (18%) dan HAP adalah levofloksasin dengan seftazidim atau dengan seftriakson (20%).
Copyright (c) 2022 JKPharm Jurnal Kesehatan Farmasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work