Uji Daya Hambat Lendir Bekicot (Achatina fulica) Terhadap Aktivitas Bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Staphylococcus aureus
Abstract
Pemukiman dengan kondisi tidak memenuhi syarat kesehatan dapat memicu penularan penyakit Tuberkulosis. Peningkatan kasus Tuberkulosis dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kebersihan diri individu dan kepadatan hunian lingkungan. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Maka dari itu, pengobatan Tuberkulosis dengan bahan alam sangat dicari sebagai alternatif antibiotik. Masyarakat Dinoyo Malang menggunakan Bekicot (Achatina fulica) sebagai obat penyakit pernapasan. Bekicot (Achatina fulica) digunakan sebagai pengobatan Tuberkulosis namun penggunaannya masih menggunakan cara tradisional dan belum terdapat penelitian untuk memastikan kebenarannya. Selain itu, lendir Bekicot (Achatina fulica) juga digunakan sebagai alternatif pengobatan jerawat yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan mengetahui lendir Bekicot (Achatina fulica) pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dapat menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat pada sekeliling cawan petri yang telah ditanam pengenceran lendir Bekicot (Achatina fulica). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lendir Bekicot (Achatina fulica) tidak dapat menghambat aktivitas bakteri Mycobacterium tuberculosis. Namun lendir Bekicot (Achatina fulica) konsentrasi 80% dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus. Hal tersebut ditandai dengan adanya zona hambat yang terbentuk pada sekeliling cawan petri. Dapat diambil kesimpulan bahwa, lendir Bekicot (Achatina fulica) tidak dapat digunakan sebagai alternatif untuk penyakit Tuberkulosis dan dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus.
Copyright (c) 2020 JKPharm Jurnal Kesehatan Farmasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work