Efek Laksatif Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes Crispus Bi.) Dengan Metode Transit Intestinal Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Dengan Gambir

  • Sonlimar Mangunsong Poltekkes Kemenkes Palembang
  • Resi Sukma Melati Poltekkes Kemenkes Palembang
Keywords: Efek laksatif, Etanol, Daun keji beling, Tikus Putih Jantan

Abstract

Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evaluasi tinja secara sempurna. Penyebab konstipasi sering
terjadi karena faktor risiko asupan serat yang rendah. Secara empiris tanaman keji beling dapat digunakan
sebagai laksatif. Tanaman keji beling mengandung senyawa alkaloid dan saponin yang berkhasiat sebagai
diuretik, emoliens dan laksatif. Menyadari fakta tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian
mengenai efek laksatif terhadap ekstrak daun keji beling. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan
hewan percobaan tikus putih jantan sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok I
(kontrol normal), kelompok II (kontrol negatif), kelompok III (perlakuan suspensi ekstrak dosis I 20 mg/200
grBB), kelompok IV (perlakuan suspensi ekstrak dosis II 40 mg/200 grBB), kelompok V (perlakuan suspensi
ekstrak dosis III 80 mg/200 grBB), dan kelompok VI (kontrol positif, diberi suspensi bisacodyl 0,09 mg/200
kgBB). Efek laksatif dibuktikan dengan metode transit instestinal yaitu mengukur rasio panjang lintasan marker
norit pada usus terhadap panjang keseluruhan usus tikus. Penelitian ini menunjukkan perbedaan yang
siginifikan antara kontrol positif dengan kontrol negatif, normal, dosis I dan dosis II, namun tidak pada dosis
III (p>0,05) yang berarti dosis III memiliki efek laksatif. Ekstrak etanol daun keji beling (Strobilanthes crispus
BI.) yang memiliki efek laksatif secara signifikan (p>0,05) dengan positif yaitu dosis III 80 mg.

Published
2023-06-07
Section
Articles