A EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BRONKOPNEUMONIA ANAK DI RSUD MUKOMUKO 2024
Abstract
Latar Belakang: Bronkopneumonia adalah kondisi inflamasi paru-paru yang berdampak pada satu atau lebih lobus, ditandai dengan tambalan infiltratif yang dihasilkan dari bakteri, virus, jamur, dan zat asing.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran dan analisa ketepatan penggunaan antibiotik.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan retrospektif menggunakan data sekunder rekam medis. Penelitian ini melakukan sampling terhadap 58 rekam medis pasien bronkopneumonia anak yang dirawat inap dan mendapat terapi antibiotik. Analisis kualitatif menggunakan metode Gyssens untuk menilai ketepatan indikasi, pemilihan jenis, dosis, interval, dan lama terapi. Analisis kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD untuk menghitung konsumsi antibiotik per 100 pasien-hari
Hasil: Antibiotik yang paling sering digunakan adalah seftriakson (53,4%), sefotaksim (27,6%), dan meropenem (19,0%). Evaluasi Gyssens menunjukkan 79,3% penggunaan rasional (kategori 0), 19% kategori IV A, dan 1,7% kategori III B. Total konsumsi antibiotik sebesar 25,57 DDD/100 hari rawat dengan nilai tertinggi seftriakson (18,06 DDD/100 hari). Sedangkan nilai terendah terlihat untuk Meropenem sebesar 2,09 DDD per 100 hari dan Sefotaksim sebesar 5,42 DDD per 100 hari rawat inap.
Kesimpulan: Sebagian besar penggunaan antibiotik pada pasien bronkopneumonia anak di RSUD Mukomuko sudah rasional dan efektif, namun diperlukan pengawasan berkelanjutan untuk mencegah resistensi dan meningkatkan mutu pelayanan.
References
2. Anggara, F., et al. (2014). Pedoman manajemen IDSA untuk pneumonia rawat inap non-ICU.
3. Astuti, W. T., Marhamah, S., & Diniyah, N. (2019). Bronkopneumonia: karakteristik klinis dan terapi. Jurnal Kesehatan, 9(1), 47–55.
4. Depkes RI. (2014). Modul Pengendalian Pneumonia Balita. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
5. Elvina, R., Rahmi, N., & Oktavira, S. A. (2018). Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien community-acquired pneumonia (CAP) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Jakarta. Pharmacy: Jurnal Farmasi Indonesia, 14(1), 64–74.
6. Gyssens, I. C., et al. (1992). A method for assessing the quality of antimicrobial drug prescribing. Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 30(5), 724–727.
7. Hidayati, N., et al. (2021). Evaluasi penggunaan antibiotik pada pneumonia anak di Indonesia. [Artikel penelitian].
8. Hopkins, J. (2020). Clinical guidelines for pneumonia management. Baltimore: Johns Hopkins Medicine.
9. IDAI. (2013). Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
10. Jayesh, M. (2010). Pharmacology of third generation cephalosporins. Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 65(4), 45–50.
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
14. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
15. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
16. Lisa, A. (2015). Hopkins guidelines for community-acquired pneumonia. Clinical Infectious Diseases, 60(3), 45–49.
17. Mahbubur Rasyid, et al. (2017). Antibiotic use in pediatric pneumonia patients in Bangladesh. [Artikel penelitian].
18. Medical Profession Journal of Lampung (MEDULA). (2020). Kasus pneumonia dengan leukosit tinggi. Medula (Medical Profession Journal of Universitas Lampung), 9(4).
19. Mendao, F., et al. (2020). Rational use of antibiotics in pediatric pneumonia. [Artikel penelitian].
20. Muhammad, O. R. (2018). Evaluasi penggunaan antibiotik dengan metode ATC/DDD pada pasien pneumonia di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2017. Skripsi.
21. Nabila, H. F. (2022). Profil penderita bronkopneumonia pada anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu tahun 2020–2021. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
22. Narita, C., Rahmawati, I., & Virda, E. (2023). Asuhan keperawatan dengan masalah pola napas tidak efektif pada kasus pneumonia di RSU Anwar Medika Sidoarjo. Perpustakaan Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto.
23. PDPI. (2022). Pedoman Tatalaksana Pneumonia pada Anak. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
24. Pratiwi, E. Y., Haryanto, A., & Pratiwi, C. J. (2023). Pengaruh latihan Active Cycle Breathing Technique (ACBT) terhadap perubahan frekuensi napas pada pasien pneumonia. Perpustakaan Universitas Bina Sehat PPNI.
25. Pratiwi, E. Y., Haryanto, A., & Pratiwi, C. J. (2024). Pengaruh latihan Active Cycle Breathing Technique (ACBT) terhadap perubahan frekuensi napas pada pasien pneumonia. Perpustakaan Universitas Bina Sehat PPNI.
26. Rahmawati, N. (2019). Efektivitas antibiotik terhadap penurunan suhu dan leukosit pada pasien pneumonia. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 11(2), 55–62.
27. UNICEF/WHO. (2021). Pneumonia: The Forgotten Killer of Children. Geneva: WHO.
28. Viani, A., Anggi, A., & Sulmba, F. (2019). Pola penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia anak. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 8(2), 110–118.
29. WHO. (2019). ATC/DDD Index 2019. Geneva: World Health Organization.
30. WHO. (2022). Haematology Reference Ranges for Children. Geneva: World Health Organization.
31. WHO. (2023). Child Growth Standards and Age Classifications. Geneva: World Health Organization.
32. Yanti, R., dkk. (2016). Rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap balita penderita pneumonia dengan metode Gyssens di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 4.
Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan Farmasi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work










