Karakteristik Kimia dan Aktifitas Antioksidan Teh Hijau Tayu dari Provinsi Bangka Belitung dan Teh Hijau Komersial
Abstract
Latar Belakang: Teh hijau tayu kering merupakan produk olahan pucuk daun teh segar yang berasal dari tanaman teh yang ditanam pada dataran rendah di Desa Ketap Provinsi Bangka Belitung. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar air, kadar abu, kadar serat teh hijau tayu (HT) dibandingkan dengan teh hijau komersial merk B (HB) dan teh hijau komersial merk C (HC). Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental di laboratorium. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh hijau tayu kering, teh hijau komersial merk B dan C mengandung kadar air masing-masing sebesar 9,15%, 8,78%, dan 6,81%; kadar abu total masing-masing sebesar 5,42%, 5,75% dan 5,37%; kadar serat masing-masing sebesar 1,11%, 0,05% dan 0,03%, dan aktifitas antioksidan masing-masing sebesar 443,26 ppm AEAC, 439,93 ppm AEAC, 440,67 ppm AEAC. Simpulan: Nilai kadar abu total dan kadar serat teh hijau tayu kering, teh hijau kering komersial merk B dan C yang ada dipasaran telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia tentang teh hijau (SNI No.1902:2016) kecuali kadar airnya yang masih tinggi. Aktifitas antioksidan air seduhan teh hijau tayu lebih tinggi dibandingkan dengan aktifitas antioksidan air seduhan teh hijau komersial merk B dan C.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work