Optimalisasi Tumbuh Kembang Balita Melalui Pendampingan Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting di Desa Bukian, Payangan
Abstract
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2020 melaporkan di Karangasem terdapat 3,5% balita gizi kurang, disusulkan oleh Kabupaten Tabanan 2,9%, dan Klungkung 2,6%.7 Angka balita stunting Kabupaten/kota di Bali yang mengalami peningkatan dari tahun 2016-2017, yaitu Gianyar sebesar 8,9%, Buleleng 4,8%, Klungkung sebesar 3,7%, Badung sebesar 3,4%, Jembrana sebesar 2,1% dan Tabanan sebesar 0,4%. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Gianyar pada tahun 2017 diperoleh Kecamatan dengan jumlah terbesar, yaitu Ubud sebesar 28,6%, Gianyar sebesar 28, 4%, Tegallalang sebesar 28,4%, Tampaksiring sebesar 27,2%, Blahbatuh sebesar 20,4%, Sukawati sebesar 12,9%, dan Payangan sebesar 12,5%. Hasil survey awal yang dilakukan di Desa Bukian bahwa pada situasi pandemi Covid-19 saat ini, keluarga memilih untuk memberikan asupan anak dan balita seadanya karena berkurangnya pendapatan keluarga, posyandu melakukan dini dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah community development. Kelompok sasaran pada kegiatan ini adalah Pokja Posyandu Desa Bukian sebanyak 20 orang. Hasil kegiatan nilai pre-posttest ditemukan adanya peningkatan pengetahuan kader sebelum dilakukan pelatihan dan setelah dilakukan pelatihan. Kader posyandu sangat antusias dengan kegiatan pelatihan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita di Desa Bukian serta kemampuan kader dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang dari usia 0-2 tahun telah terlaksana. Kesimpulan kegiatan adalah aspek pengetahuan pertumbuhan dan perkembangan kategori baik sebesar 55%, aspek pengetahuan deteksi perkembangan dengan kategori cukup sebesar 55%, dan aspek pengetahuan alat edukatif dengan kategori cukup sebesar 50%. Saran pokja posyandu sebaiknya tidak dilakukan perubahan kaderisasi yang akan berdampak pada pelaksaan deteksi dini tumbuh kembang, perlu adanya peningkatan komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan posyandu tumbuh kembang balita dengan puskesmas terkait.
Copyright (c) 2023 ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.