SURVEI PENGGUNAAN AMALGAM OLEH DOKTER GIGI DI KOTA BANDUNG SETELAH PELARANGAN PENGGUNAAN ALAT KESEHATAN MENGANDUNG MERKURI
Abstract
Dental amalgam merupakan material restoratif yang paling populer karena keunggulannya. Namun fakta mengenai amalgam yang komposisinya terdiri atas merkuri menimbulkan banyak perdebatan. Beberapa dekade terakhir tingkat penggunaan amalgam mengalami penurunan, termasuk di Indonesia. Fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di bawah pengawasan Kemenkes RI, seperti rumah sakit dan puskesmas telah menghapus seluruh penggunaan alat kesehatan bermerkuri termasuk dental amalgam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah amalgam masih digunakan dalam praktik dokter gigi khususnya praktik mandiri. Penelitian dilakukan dengan cara mengirimkan kuesioner online kepada 271 dokter gigi di Kota Bandung yang melakukan praktik mandiri dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa sebanyak 6 responden (2,2%) menyatakan masih menggunakan amalgam, sedangkan 255 responden lainnya (97,8%) tidak. Dapat disimpulkan bahwa dokter gigi di Kota Bandung masih ada yang menggunakan amalgam dalam praktik mandirinya.
Copyright (c) 2021 Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work