Risiko DIsfungksi Seksual pada Perempuan Pemakai Konstrasepsi Depo Medroxy Progesteron Acetate di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2011
Abstract
Sekitar sepertiga perempuan di dunia mengalami gangguan dalam kehidupan seksualnya dan hanya 10% saja yang mencari pertolongan serta mendapat pengobatan, padahal difungsi seksual yang tidak segera di tangani akan berdampak pada kesejahteraan kesehatan reproduksi seorang perempuan. Suntik KB yang mengandung Medroxy Progesterone Acetate (MPA) diduga dapat meningkatkan risiko mengalami disfungsi seksual. Dengan terus meningkatnya peserta KB suntik dan belum diketahuinya prevalensi disfungsi seksual perempuan di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang, maka perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi disfungsi seksual pada perempuan klien suntik DMPA, besarnya risiko yang dihadapi klien suntik DMPA dibandingkan yang memakai kontrasepsi suntik 1 bulan serta pengaruh umur, paritas, pendidikan, pekerjaan dan lamanya pemakaian kontrasepsi terhadap disfungsi seksual pada perempuan usia subur di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang.Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan rancangan studi case-control. Subjek penelitian adalah perempuan klien suntik DMPA sebagai kelompok terpapar dan perempuan yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan sebagai kelompok kontrol. Analisa data dilakukan dengan analisis univariabel dengan distribusi frekuensi dan bivariabel dengan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil dari penelitian didapatkan bahwa dari seluruh responden sebanyak 88,9% mengalami hasrat disorder, 68,9% arousal disorder, 24,4% orgasme disorder dan 55,8% disfungsi seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi klien DMPA dengan disfungsi seksual sebesar 64,4%. Umur dan paritas menunjukkan hubungan yang bermakna dengan disfungsi seksual, sedangkan pendidikan, pekerjaan dan lamanya penggunaan kontrasepsi secara statistik tidak bermakna. Maka dapat disimpulkan bahwa pemakaian kontrasepsi DMPA meningkatkan risiko mengalami disfungsi seksual sebesar 0,73 kali. Umur dan paritas mempengaruhi terjadinya disfungsi seksual dan secara statistik bermakna. Pendidikan, pekerjaan, dan lamanya penggunaan kontrasepsi secara statistik tidak menyebabkan disorder dan disfungsi seksual pada perempuan usia subur di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang.
Copy Right dipegang oleh pengelola jurnal