Pengelolaan Rantai Dingin Vaksin Tingkat Puskesmas Di Kota Palembang Tahun 2011

  • Maksuk Maksuk Poltekkes Kemenkes Palembang
Keywords: Rantai dingin vaksin, Puskesmas

Abstract

Latar Belakang: Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi vaksin yang cukup, yaitu melalui pengelolaan rantai dingin vaksin dari pabrik sampai kelapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan.Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang, akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Sebagai produk biologis, vaksin memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan penanganan yang khusus sejak diproduksi di pabrik hingga dipakai di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk semua jenis vaksin adalah + 2 ºC s/d + 8 ºC. Penyimpangan dari ketentuan yang ada dapat mengakibatkan kerusakan vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan potensinya bahkan bila diberikan kepada sasaran dapat menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak diinginkan. Masih belum adanya data mengenai pengelolaan rantai vaksin (cold chain), maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimanakah cara pengelolaan rantai vaksin pada tingkat Puskesmas di Kota Palembang, sehingga pengelolaan vaksin akan lebih baik dan mencegah terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan rantai dingin vaksin pada tingkat puskesmas,khususnya pengelolaan rantai dingin vaksin di dalam gedung puskesmas di Kota Palembang. Metode: Desain penelitian cross sectional, dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini meliputi pengambilan sampel di tingkat Puskesmas di Kota Palembang sebanyak 14 puskesmas. Data diambil secara random sampling, pengumpulan data dilakukan dengan mengobservasi dan wawancara ke petugas pengelola vaksin dan pimpinan puskesmas.Data dianalisis dengan analisis univariat dan penyajian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.Hasil: Pengelolaan cold chain mendapat pengawasan oleh pimpinan puskesmas adalah sebanyak 64,3% dan selebihnya belum begitu diawasi, dan 64,3% puskesmas yang tidak memiliki freeze tag. Padahal merupakan suatu alat yang amat penting untuk memantau perubahan suhu apakah vaksin terpapar pada suhu dibahwa nol derajat atau tidak dan ini dapat mengantisipasi kerusakan vaksin dalam lemari penyimpanan. Kesimpulan: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa masih ada beberapa Puskesmas yang menyimpan bahan lain didalam cold chain, dan masih ada sarana yang seharusnya tersedia tapi tidak ada seperti freeze tag. Ada 64,3% puskesmas yang tidak memiliki freeze tag. Freeze tag adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar pada suhu dibawah 0 o C. Selain itu juga susunan vaksin dalam lemari es dari beberapa puskesmas masih belum sesuai standar yaitu sebanyak 35,7%. Pengelolaan cold chain / rantai dingin mendapat pengawasan oleh pimpinan puskesmas adalah sebanyak 64,3%, selebihnya belum.

Published
2019-12-23
How to Cite
1.
Maksuk M. Pengelolaan Rantai Dingin Vaksin Tingkat Puskesmas Di Kota Palembang Tahun 2011. JPP [Internet]. 23Dec.2019 [cited 22Nov.2024];1(10):94-00. Available from: https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/JPP/article/view/201