Peningkatan Kemampuan Menolak Ajakan Irasional dengan Problem-Solving Therapy dan Assertiveness Training pada Remaja Penyalahguna NAPZA
Abstract
Remaja penyalahguna Napza berisiko tinggi kambuh ketika muncul ajakan menggunakan kembali Napza dari lingkungan sekitar terutama menghadapi masalah atau berada pada situasi berisiko setelah rehabilitasi. Problem-solving therapy dan assertiveness training merupakan tindakan keperawatan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menolak ajakan irasional, sehingga risiko kekambuhan pada remaja penyalahguna Napza menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh problem-solving therapy dan assertiveness training terhadap kemampuan menolak ajakan irasional pada remaja penyalahguna Napza yang mengikuti rehabilitasi. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-posttest without control. Jumlah sampel 30 remaja dengan metode consecutive sampling. Responden mendapatkan tindakan keperawatan ners, problem-solving therapy dan assertiveness training. Instrument yang digunakan adalah Drug Avoidance Self-Efficacy Scale (DASES). Analisis data menggunakan independent T-test, paired T-test, repeated ANOVA dan Pearson. Hasil penelitian menunjukkan tindakan keperawatan ners yang dikombinasikan dengan problem-solving therapy dan assertiveness training mampu meningkatkan rata-rata kemampuan menolak ajakan irasional. Perawat ners dapat memberikan tindakan keperawatan ners koping individu tidak efektif dan perawat ners spesialis dapat mengkombinasikan tindakan keperawatan ners dengan problem-solving therapy dan assertiveness training untuk semakin meningkatkan kemampuan remaja penyalahguna Napza dan menurunkan risiko kekambuhan.
Copy Right dipegang oleh pengelola jurnal